b. Stres yang buruk atau distress adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, respon
yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman. Distres menempatkan pikiran
dan perasaan pada tempat dan suasana yang serba sulit, karena cara memandang suatu masalah dilihat dari sisi yang sempit dan merugikan. Distres terjadi apabila
suatu stimulus diartikan sebagai suatu yang merugikan dirinya sendiri dalam hal kenikmatan saja dan biasanya terjadi pada saat itu juga, dimana sebuah stimulus
dianggap mencoba untuk menyerang dirinya. Hal ini berdampak pada penentuan sikap untuk mencoba mengusir stimulus dengan cara menyalahkan diri sendiri,
menghindar dari masalah atau menyalahkan orang lain.
2.3.4. Reaksi Stres dan Dampak Negatif Stres
1. Reaksi stres Helmi 2000 ada empat macam reaksi stres dan reaksi ini dalam
perwujudannya dapat bersifat positif, tetapi juga dapat berwujut negatif. Reaksi yang bersifat negatif yaitu :
a. Reaksi psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada aspek emosi, seperti mudah marah, sedih ataupun mudah tersinggung.
b. Reaksi fisiologis, biasanya muncul dalam bentuk keluhan fisik, seperti fusing, nyeri tengkuk, tekanan darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal
dikulit ataupun rambut rontok.
Universitas Sumatera Utara
c. Reaksi proses berfikir koknitif, biasanya tampak dalam gejala sulit berkonsentrasi, mudah lupa ataupun sulit mengambil keputusan.
d. Reaksi prilaku, tampak prilaku-prilaku menyimpang seperti mabuk, frekwensi merokok meningkat ataupun menghindari bertemu dengan
teman. 2. Dampak negatif stres
Stres dapat menimbulkan dampak negatif bagi individu. Dampak tersebut bisa merupakan gejala fisik maupun psikis dan akan menimbulkan
gejala-gejala tertentu. Reaksi dari stres bagi individu dapat digolongkan menjadi beberapa gejala Rice, 1992 sebagai berikut :
a. Gejala fisiologis, berupa keluhan seperti sakit kepala, sembelit, diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi,
kelelahan, sakit perut, maag, berubah selera makan, susah tidur dan kehilangan semangat.
b. Gejala emosional, berupa keluhan seperti gelisah, cemas, mudah marah, gugup, takut, mudah tersinggung, sedih dan depresi.
c. Gejala kognitif, berupa keluhan seperti susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, melamun secara berlebihan dan
pikiran kacau. d. Gejala interpersonal, berupa sikap acuh tak acuh pada lingkungan,
apatis, agresif, minder, kehilangan kepercayaan pada orang lain dan mudah mempersalahkan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
e. Gejala organisasional, berupa meningkatkan keabsenan dalam kerjakuliah, menurunnya produktifitas, ketegangan dengan rekan
kerja, ketidak puasan kerja dan menurunnya dorongan untuk berprestasi Safaria dan Saputra 2009
2.3.5. Pengaruh Stres terhadap Kesehatan