seksual, kekacauan hubungan sosial dan keluarga, konflik sosial dan budaya, perubahan fisiologis yang normal pubertas, menstruasi, kehamilan dan menopause,
bencana alam, situasi positif dari peristiwa kehidupan menikah, mempunyai bayi, lulus dari kuliah Rasmun, 2004.
2.3.2. Sumber Stres
Menurut Muhith dan Nasir 2011, sumber stres yang berasal dari lingkungan, diantaranya adalah lingkungan fisik seperti : polusi udara, kebisingan, kesesakan,
lingkungan kontak sosial yang berfariasi serta kompetisi hidup yang tinggi Howart dan Gilham,1981 dalam Atkinson 1990 dan sumber stres yang lain meliputi :
1. Dalam diri individu. Hal ini berkaitan dengan adanya konflik, pendorong dan penarik konfik
menghasilkan dua kecendrungan yang berkebalikan yaitu approach dan avoidance. Kecendrungan ini menghasilkan tipe dasar konflik Weiten, 1992
yaitu : a. Approach-approach conflict konflik angguk-angguk muncul ketika kita
tertarik terhadap dua tujuan yang sama-sama baik. Misalnya ikuti program S2 atau bekerja.
b. Avoidance-avoidance conflict konflik geleng-geleng muncul ketika kita dihadapkan pada suatu pilihan antara dua situasi yang tidak menyenangkan.
Misalnya mengikuti ujian lisan atau mengadakan observasi. c. Approach-avoidance conflict konflik angguk geleng muncul ketika kita
melihat kondisi yang menarik dan tidak menarik dalam suatu tujuan atau
Universitas Sumatera Utara
situasi. Misalnya menyenangi kuliah S2, tetapi tidak mau belajar, ke perpustakaan, ke laboratorium dan penelitian.
2. Dalam keluarga. Dari keluarga yang cendrung memungkinkan munculnya stres adalah hadirnya
anggota baru, sakit dan kematian dalam keluarga. 3. Dalam komonitas dan masyarakat.
Berhubungan dengan orang di luar keluarga merupakan banyak sumber stres yang bisa dialami seseorang, misalnya pengalaman anak di sekolah dan persaingan.
2.3.3. Jenis-Jenis Stres
Menurut Nasir dan Muhith 2011, ada dua jenis stres yaitu baik dan buruk. Stres melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai perasaan
yang baik anxiousness distres atau pleasure eustres. a. Stres baik atau eustres adalah sesuatu yang positif.
Stres yang baik positif apabila setiap kejadian dihadapi selalu berfikiran yang positif dan setiap stimulus yang masuk merupakan suatu pelajaran yang berharga
dan mendorong seseorang untuk selalu berfikir dan berprilaku, agar apa yang akan dilakukan selalu membawa manfaat bukan bencana. Untuk menjadikan stres
sebagai sesuatu yang positif, maka perlu ada sikap bahwa masalah harus dicarikan penyelesaiannya problem solving. Salah satu dengan mencari
dukungan dari orang lain untuk membantu menyelesaikan masalah, terutama bila masalah sulit diselesaikan. Apabila tetap tidak bisa diselesaikan cukup dengan
diambil hikmahnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Stres yang buruk atau distress adalah stres yang bersifat negatif. Distres dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk, respon
yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah ancaman. Distres menempatkan pikiran
dan perasaan pada tempat dan suasana yang serba sulit, karena cara memandang suatu masalah dilihat dari sisi yang sempit dan merugikan. Distres terjadi apabila
suatu stimulus diartikan sebagai suatu yang merugikan dirinya sendiri dalam hal kenikmatan saja dan biasanya terjadi pada saat itu juga, dimana sebuah stimulus
dianggap mencoba untuk menyerang dirinya. Hal ini berdampak pada penentuan sikap untuk mencoba mengusir stimulus dengan cara menyalahkan diri sendiri,
menghindar dari masalah atau menyalahkan orang lain.
2.3.4. Reaksi Stres dan Dampak Negatif Stres