Redesain Perpustakaan Daerah Sumatera Utara (Arsitektur Edukatif Rekreatif)

(1)

REDESAIN PERPUSTAKAAN DAERAH

SUMATERA UTARA

( ARSITEKTUR EDUKATIF REKREATIF )

LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B

TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

HENNY P TOGATOROP 060406017

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010


(2)

REDESAIN PERPUSTAKAAN DAERAH

SUMATERA UTARA

Oleh :

Henny P Togatorop 06 0406 017

Medan, Juni 2010

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

Ir. Nelson M Siahaan, Dip. TP., M. Arch NIP. 1958 1127 198701 1 001

Dosen Pembimbing II

Amy Marisa, S.T.,M. Sc NIP. 1980 0104 200312 2 004

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 1963 0716 199802 1 001


(3)

LEMBAR PENILAIAN TUGAS AKHIR

Nama : Henny P Togatorop NIM. : 060406017

Judul proyek Tugas Akhir : Redesain Perpustakaan Daerah Sumatera Utara Tema proyek Tugas Akhir : Arsitektur Edukatif Rekreatif

Rekapitulasi Nilai

Nilai Akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan

No. Status Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Koord. TGA-490

1. LULUS LANGSUNG

2. LULUS MELENGKAPI 3. PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4. PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5. TIDAK LULUS

Kepala Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 1963 0716 199802 1 001

Koordinator TGA - 490

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 1963 0716 199802 1 001 Medan, Juni 2010


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, buat semua berkat, kekuatan dan cinta kasih-Nya, sehingga saya dapat melalui masa – masa sulit dalam tugas akhir saya dan menyelesaikannya dengan baik.

Terima kasih yang tulus buat kedua orangtua saya, ayahanda P. Togatorop, SPd dan ibunda R. br Siahaan. Terimakasih buat cinta dan kasih sayang, buat doa dan dukungan yang diberi ( dengan doa dan dukungan kalian, saya bisa mengerjakan semua dengan semangat). Terimakasih juga buat abang saya, B’ Gopas dan B’ Henri, kakak Eva dan adek saya Erwin. Terimakasih buat dukungan dan doanya.

Terimakasih dan hormat saya juga kepada :

Bapak Ir. Nelson M Siahaan, Dipl.TP. M. Arch sebagai dosen pembimbing I atas segala bimbingan, dukungan, semangat, masukan, waktu dan apresiasi yang diberikan pada saya selama proses pengerjaan tugas akhir.

Ibu Amy Marisa, ST.,MT sebagai pembimbing II atas semua masukan, bimbingan, waktu dan juga dukungan semangat yang diberikan selama proses pengerjaan tugas akhir.

Bapak Imam F Pane, ST.,MT, Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT dan Ibu Lisa

Suryani, ST., MT sebagai dosen penguji atas masukan selama sidang.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H, MT sebagai ketua Departemen Arsitektur dan ketua Koordinator tugas akhir.

 Kepada Dosen – Dosen Arsitektur dan pegawai yang bertugas di Departemen Arsitektur.

Terima kasih juga buat :

 Sahabat – sahabat saya, Eva ( buat semangat dan bantuannya yang sangat berarti), Mariani ( terimakasih sudah mau direpotkan ), Catlin, Ria, Wilona dan Laura, terimakasih buat bantuan, doa dan dukungannya.

 Buat K’ Ester. Terimaksih atas doa dan dukungannya juga bantuannya.

 Teman – teman seperjungan saya di ruang TA. Eva, Catlin, Taufik Ridho ( terimakasih sudah mau direpotkan ), Rikardo, Dicky ( buat bantuannya yang banyak ), Ria, Indra dan lainnya, tawa dan canda yang selalu ada disaat tersulit sekalipun dan dukungan, bantuan, dan semangat yang membuat suasana ruang TA menjadi menyenangkan.


(5)

 Teman – teman angkatan 2006. Elbi ( buat masukan pada gambar saya ), Andrey ( buat masukan pada gambar dan bantuan covernya ), Surya, Isfan, Junardi dan teman – teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas dukungan dan semangatnya.

 Buat adik – adik stambuk 2007, 2008 dan 2009 atas dukungan dan semangatnya.  Buat Gusti, terimakasih buat dukunganya, dan buat teman – teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terimakasih buat dukungan dan bantuannya secara langsung maupun tidak langsung.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam laporan ini, namun saya tetap bersyukur karena dapat menyelesaikannya dan bersyukur jika laporan ini dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi yang membaca khususnya dilingkungan Departemen Arsitektur. Terimakasih.

Medan, Juni 2010 Penulis

Henny P Togatorop NIM. 060406017


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI i

DAFTAR GAMBAR iii

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR SKEMA vii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 LATAR BELAKANG 1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN 3

1.3 MASALAH PERANCANGAN 4

1.4 PENDEKATAN PERANCANGAN 4

1.5 LINGKUP DAN BATASAN PERANCANGAN 5

1.6 KERANGKA BERPIKIR 7

1.7 SISTEMATIKA LAPORAN 8

BAB II DESKRIPSI PROYEK 9

2.1 TERMINOLOGI JUDUL 9

2.1.1 PENGERTIAN JUDUL 9

2.1.2 FUNGSI PERPUSTAKAAN 10

2.1.3 KLASIFIKASI PERPUSTAKAAN 11

2.2 LOKASI 13

2.2.1 TINJAUAN LOKASI 13

2.2.2 TINJAUAN TEORITIS 18

2.2.3 DESKRIPSI KONDISI EKSISTING 22

2.2.4 EKSISITING BANGUNAN 24

2.3 TINJAUAN FUNGSI 27

2.3.1 FUNGSI BANGUNAN 27

2.3.2 FUNGSI KEGIATAN 29

2.3.3 PEMAKAI/ PENGUNJUNG 29

2.3.4 KEBUTUHAN RUANG 34

2.4 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 36

BAB III ELABORASI TEMA 43


(7)

3.2 DEFENISI TEMA 43

3.3 INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 45

3.4 KAJIAN TERHADAP EDUKATIF REKREATIF 49

3.5 STUDI BANDING TEMA SEJENIS 51

BAB IV ANALISA 61

4.1 ANALISA LINGKUNGAN TAPAK 61

4.1.1 PERUNTUKAN LAHAN 61

4.1.2 EKSISITING SEKITAR TAPAK 62

4.1. 3 SARANA DAN PRASARANA 63

4.2 ANALISA POTENSI DAN KONDISI SITE 65

4.2.1 SIRKULASI 65

4.2.2 ANALISA VIEW 67

4.2.3 ANALISA VEGETASI 69

4.2.4 ANALISA KEBISINGAN 70

4.2.5 ANALISA MATAHARI 71

4.2.6 ANALISA EKSISITING BANGUNAN 72

4.2.7 ANALISA EKSISTING TERHADAP TATA RUANG KOTA 88

4.3 ANALISA PELAKU KEGIATAN 90

4.3.1 ALIRAN KEGIATAN 95

4.4 ANALISA BENTUK 102

4.4.1 ANALISA BENTUKAN MASSA 102

4.4.2 MODUL BANGUNAN 104

4.4.3 KETINGGIAN BANGUNAN 104

4.5 ANALISA TEKNOLOGI 104

4.5.1 ANALISA SISTEM STRUKTUR 104

4.5.2 ANALISA SISTEM UTILITAS 105

4.6 ELEMEN PELENGKAP 110

BAB V KONSEP 111


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman BAB II DESKRIPSI PROYEK

Gambar 2.1 lokasi site 13

Gambar 2.2 lokasi eksisting site 15

Gambar 2.3 Eksisiting site 23

Gambar 2.4 ground plan, denah, tampak, dan potongan dari bangunan eksisiting 27

Gambar 2.5 tampak perpustakaan Woodward Park 36

Gambar 2.6 peta lokasi Woodward Park library 37 Gambar 2.7 Ground plan Woodward park Library 37 Gambar 2.8 tampak depan bangunan perpustakaan State Of The Art 38 Gambar 2.9 ruang baca di Perpustakaan State Of The Art 39 Gambar 2.10 Area lobby dan Pameran pada perpustakaan ini 39

Gambar 2.11 tangga dan lift pada bangunan 40

Gambar 2.12 R. internet dan R.katalog 40

Gambar 2.13 open space dari British Library 41

Gambar 2.14 lemari kaca, berisi perpustakaan sang raja 41 Gambar 2.15 Ruang baca di british library yang memiliki interior yang variatif 42

Gambar 2.16 fasad pada bagian koleksi Filateli 42

Gambar 2.17 interior lobby perpustakaan 42

Gambar 2.18 Interior salah satu R. baca 42

BAB III ELABORASI TEMA

Gambar 3.1 tampak bangunan malam hari 55

Gambar 3.2 kafetaria pada lt 1 56

Gambar 3.3 galleri yang luas dan langsung terhubung keluar. 56

Gambar 3.4 interior bangunan 57

Gambar 3.5 interior perpustakaan dengan desain lengkung 57 Gambar 3.6 lengkungan karakteristik dalam ruang 58

Gambar 3.7 tangga menuju lt 2 58

Gambar 3.8 area komputer 59

Gambar 3.9 sirkulasi lengkung pada ruangan 59 Gambar 3.10 gambar – gambar suasana ruang pada bangunan 60


(9)

BAB IV ANALISA

Gambar 4.1 Gambar Tata Guna Lahan 61

Gambar 4.2 Gambar eksisting lingkungan 62

Gambar 4.3 Gambar Sirkulasi pencapaian 65

Gambar 4.4 Gambar sirkulasi pejalan kaki 66

Gambar 4.5 view kedalam site 67

Gambar 4.6 view ke luar site 68

Gambar 4.7 Vegetasi 69

Gambar 4.8 analisa kebisingan 70

Gambar 4.9 Analisa Matahari 71

Gambar 4.10 Gambar tapak bangunan eksisiting 72

Gambar 4.11 Gambar tapak bangunan eksisiting 76

Gambar 4.12 Gambar penggunaan areal parkir 77

Gambar 4.13 Gambar suasana area bermain anak 78

Gambar 4.14 Gambar suasana perpustakaan anak 79 Gambar 4.15 Gambar Denah Lt 1 eksisiting bangunan 80 Gambar 4.16 Gambar Denah lt 2 eksisiting bangunan 84 Gambar 4.17 Gambar site terhadap tata kota 88

Gambar 4. 18 Bangunan yang dibatasi pagar 89

BAB V KONSEP

Gambar 5.1 pencapaian kearah site 111

Gambar 5.2 konsep keluar masuk bangunan 111

Gambar 5.3 pedestrian sekitar bangunan 112

Gambar 5.4 area masuk ke bangunan 112

Gambar 5.5 konsep tapak bangunan 113

Gambar 5.6 tata ruang luar bangunan 114

Gambar 5.7 konsep massa bangunan 114

Gambar 5.8 konsep massa bangunan tampak atas 114

Gambar 5.9 konsep sirkulasi linear dan radial pada bangunan 115 Gambar 5.10 konsep sirkulasi linear dan radial pada lt 2 115 Gambar 5.11konsep sirkulasi linear dan radial pada lt 3 115 Gambar 5.12 konsep sirkulasi linear dan radial pada lt 4 116


(10)

Gambar 5.14 perbedaan level dan suasana plaza 116

Gambar 5.15 area eksibisi outdoor 117

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Gambar 6. 1 Ground Plan 121

Gambar 6. 2 site plan 122

Gambar 6. 3 Denah lantai 2 123

Gambar 6. 4 Denah lantai 3 124

Gambar 6. 5 Denah lantai 4 125

Gambar 6. 6 Tampak Bangunan 126

Gambar 6.7 Potongan Bangunan 127

Gambar 6. 8 rencana pondasi 128

Gambar 6.9 rencana pembalokan lt 1 129

Gambar 6.10 rencana pembalokan lt 2 130

Gambar 6.11 rencana pembalokan lt 3 131

Gambar 6.12 rencana pembalokan lt 4 132

Gambar 6.13 rencana proteksi kebakaran basement 133

Gambar 6.14 rencana proteksi kebakaran lt 1 134

Gambar 6.15 rencana proteksi kebakaran lt 2 135

Gambar 6.16 rencana proteksi kebakaran lt 3 136

Gambar 6.17 rencana proteksi kebakaran lt 4 137

Gambar 6.18 rencana AC Basement 138

Gambar 6.19 rencana AC lt 1 139

Gambar 6.20 rencana AC lt 2 140

Gambar 6.21 rencana AC lt 3 141

Gambar 6.22 rencana AC lt 4 142

Gambar 6.23 rencana atap 143

Gambar 6.24 rencanael ektrikal basement 144

Gambar 6.25 rencanael ektrikal lt 1 145

Gambar 6.26 rencanael ektrikal lt 2 146

Gambar 6.27 rencanael ektrikal lt 3 147

Gambar 6.28 rencanael ektrikal lt 4 148


(11)

DAFTAR TABEL

Halaman BAB II DESKRIPSI PROYEK

Tabel 2.1 Pembagian wilayah pengembangan kota Medan 14

Tabel 2.2 Keterangan Lokasi melalui Kriteria pemilihan lokasi 17

Tabel 2.3 Pengguna dan kegiatannya 32

BAB IV ANALISA Tabel 4.1 Kegiatan operasional perpustakaan 91

Tabel 4.2 kegiatan komunitas 93

Tabel 4.3 kegiatan komersil 94

Tabel 4.4 Kegiatan Relawan 94

Tabel 4.5 Program Kebutuhan dan Besaran ruang 98 Tabel 4.6 pemilihan massa bangunan 103

Tabel 4.7 Dasar pemilihan sistem struktur 104

Tabel 4.8 sistem Instalasi Listrik 105

Tabel 4.9 sistem air bersih down feed 106

Tabel 4.10 Sistem Pendistribusian air bersih up feed 106 Tabel 4.11 Sistem Distribusi 107

Tabel 4.12 Pemilihan Pencahayaan pada ruang 108 Tabel 4.13 Rekomendasi Intesitas Cahaya 108


(12)

DAFTAR SKEMA

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

Skema 1.1 kerangka berpikir 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Skema 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara 20 skema 2.2 alur informasi Ke, Di, dan Dari perpustakaan 28

BAB IV ANALISA

Skema 4.1 aliran kegiatan pengguna 95

Skema 4.2 aliran koleksi buku lama 95

Skema 4.3 aliran koleksi buku baru 96

Skema 4.4 aliran fasilitas komersil 96


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Zaman sekarang ini, media elektronik merupakan salah satu pemberi informasi tercepat, namun walaupun media elektronik dapat cukup memberi informasi yang menjanjikan, buku tetap merupakan faktor penunjang terpenting demi tercapainya kemajuan kota dan masyarakatnya. Ironisnya, kebudayaan membaca tersebut belum merupakan kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah perpustakaan kota yang tidak memfasilitasi dan kurang memadai.

Minat baca dapat di bangun jika ada sarana pendukungnya. Salah satu sarana pendukung adalah perpustakaan. Perpustakaan biasanya akan menjadi sentral ilmu pengetahuan yang perlu dikembangkan dari masa ke masa. Selama ini perpustakaan masih lebih berorientasi di sekolah - sekolah dan perguruan tinggi, dan jarang digunakan sebagai perpustakaan publik. Seharusnya perpustakaan harus menyebar dalam lingkungan masyarakat dan harus dekat dengan masyarakat. Lebih jauh lagi harus menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas kehidupannya.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengembangan perpustakaan yang berbasis masyarakat masih sangat kurang. Orang masih berpikir bahwa perpustakaan hanya berfungsi menyediakan buku-buku pelajaran bagi siswa dan mahasiswa. Banyak buku disediakan hanya untuk kepentingan dunia pendidikan, tapi sangat sedikit buku yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kalaupun ada, itu hanya berbentuk cerita pendek, novel, koran dan majalah yang kalau dilihat lebih mengarah ke penyebaran informasi dari pada pengembangan pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan. Memang ada beberapa buku tentang pertanian, perkebunan, usaha kecil dan lain-lain, tapi biasanya tidak terlalu menarik sehingga membosankan masyarakat pembaca.

Medan, yang merupakan salah salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki jumlah penduduk sebanyak ± 2.102.105, namun di kota Medan kurang


(14)

tersedia fasilitas perpustakaan yang berbasis masyarakat dan diminati seluruh masyarakat kota.

Sesuai dengan visi dan misi Gubsu dan Wagubsu yaitu agar rakyat semakin takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, rakyat tidak bodoh dan rakyat memiliki masa depan, maka Perpustakaan Daerah Sumatera Utara memberi fasilitas – fasilitas guna menunjang hal tersebut. Saat ini perpustakan sudah mulai memberi inovasi – inovasi yang baik, seperti tambahan ruang baca bagi tunanetra, hal ini diharapkan dapat membantu pengembangan minat baca masyarakat. Namun, Penambahan – penambahan ruang ini memberi dampak buruk pada pengembangan bangunan, sehingga bangunan terlihat sembrawut dan kurang teratur. Walaupun sudah memberi inovasi namun perpustakaan daerah yang ada di kota Medan ini pun belum menjadikan masyarakatnya tertarik akan dunia baca, terbukti dari penggunaan perpustakaan ini hanya digunakan oleh pelajar, mahasiswa, instansi pendidikan dan pemerintahan. Fenomena bahwa perpustakaan hanya untuk orang – orang terpelajar, dapat meningkatkan stress dan mungkin mereka menganggap perpustakaan tidak terlalu penting dalam peningkatan kualitas hidup mereka, sehingga menyebabkan kurangnya minat baca masyarakat. Hal ini terjadi karena perencanaan operasional perpustakaan masih bersifat tradisional, dimana mulai dari penataan ruangan, penyediaan buku-buku sumber belum bisa membangkitkan minat baca masyarakat. Perpustakaan umum masih kurang memadai dalam hal kelengkapan dan kecanggihan fasilitas, konsep desain ruang yang kurang menarik dan tidak terciptanya inovasi-inovasi desain baru yang dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan perpustakaan umum, serta suasana yang kurang nyaman untuk sebuah tempat belajar.

Membaca sebagai sarana pengembangan potensi anak dan orang dewasa. Dalam perkembangannya, anak – anak butuh kesempatan untuk bermain dan belajar. Dari membaca anak dapat membangkitkan daya imajinasi dan fantasi anak – anak yang lebih kreatif, sedangkan orang dewasa akan lebih memiliki banyak akses pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengendalikan diri dan situasi yang dihadapi dan serta yang akan membantunya dalam memecahkan berbagai masalah dan perrsoalan dalam kehidupannya. ( Gunarsa, 2004, p, 44 )

Berdasarkan hal diatas maka di butuhkan sebuah perpustakaan umum yang edukatif dan rekreatif sehingga dapat meningkatkan minat baca masyarakat. Perpustakaan merupakan institusi pembinaan minat baca bagi seluruh masyarakat tanpa membedakan status. Tua, muda, miskin atau kaya dapat memanfaatkan koleksi


(15)

perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan sarana bacanya. Dan suatu perpustakaan yang lebih representatif terhadap kemajuan zaman serta mengikuti perkembangan masyarakat. Yaitu perpustakaan yang berbasis teknologi informasi serta memberikan variasi pada ruang baca untuk memenuhi selera berbagai macam masyarakat dalam menikmati bahan pustaka.

Perpustakaan berperan sebagai institusi penyedia saran baca bagi masyarakat. Perpustakaan yang kerap dianggap tempat yang membuat stress, menjadi tempat bermain sambil belajar, disinilah letak edukatif dan rekreatif yang ingin di capai. Dari uraian di atas, maka perlu adanya redesain perpustakaan umum Medan, agar representif terhadap Kebutuhan zaman yang semakin berkembang dan diminati masyarakat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari perencanaan dan perancangan redesain perpustakaan ini adalah menghadirkan suatu sarana baca yang menarik, mengasah pemikiran dan kreatifitas tetapi juga rekreatif, menjadi sahabat masyarakat baik tua, muda, kaya, miskin, anak – anak, menjadi pusat informasi yang lengkap dan memenuhi keingintahuan masyarakat. Diharapkan perpustakaan ini dapat mendukung peningkatan kehidupan masyarakat demi tercapainya pembangunan masyarakat dan bangsa.

Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah :

 Menciptakan ruang dan bangunan yang berbeda dan lebih baik dari bangunan sebelumnya, baik dari segi penataan ruang, display buku, tampak bangunan, dan luas bangunan.

 Menumbuhkembangkan rasa cinta dan minat baca masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Medan pada khususnya.

 Menyediakan suatu tempat yang edukatif dan rekreatif sebagai sarana baca.  Menyediakan wadah pusat informasi bagi seluruh kalangan.

 Merencanakan dan merancang suatu lingkungan dan bangunan yang menarik dan dapat mendukung aktifitas baca masyarakat.

 Tujuan yang lebih jauh lagi adalah menjadikan perpustakaan ini di kunjungi oleh wisatawan asing juga, mengingat perpustakaan ini berada di sekitar tempat kunjungan wisata.


(16)

1.3 PERMASALAHAN

Rumusan permasalahan yang timbul untuk tema dan kasus dalam perancangan proyek ini adalah :

 Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek.  Bagaimana menciptakan suatu image baru pada bangunan sehingga tujuan

yang ingin dicapai pun terpenuhi.

 Bagaimana memahami maksud dari sarana baca yang edukatif dan rekreatif yang diangkat dan mewujudkannya dalam perancangan bangunan dan lingkungannya.

 Bagaimana meyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan akan fasilitas- fasilitas yang mendukung terciptanya lingkungan dan bangunan tersebut.  Bagaimana menentukan jenis – jenis kegiatan yang akan berlangsung dan

mewujudkannya dalam rancangan.

 Bagaimana menentukan kebutuhan akan program ruang untuk diwujudkan kedalam sebuah proses perancangan.

 Bagaimana menerapkan konsep perancangan yang ada yang didasarkan dari studi yang telah dilakukan kedalam sebuah proses perancangan.

1.4 PENDEKATAN

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung adalah :

 Studi pustaka dan studi banding terkait dengan proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet,dan sebagainya.

 Studi lokasi, data dan wawancara dengan instansi terkait dan masyarakat, untuk lebih memahami tentang karakteristik, potensi, lokasi, permasalahan dan hal lain yang bermanfaat bagi proyek penyusunan tugas akhir ini.


(17)

1.5LINGKUP PEMBAHASAN

- Perancangan bangunan perpustakaan yang edukatif dan rekreatif.

- Perancangan bangunan dan hubungannya dengan tata kota dan lingkungan sekitarnya.

- Perancangan sarana lain yang mendukung kegiatan dalam perpustakaan. - Fasilitas yang disediakan antara lain :

Fasilitas perpustakaan anak  R. loker

 R. tunggu  R. koleksi buku  R. baca koleksi  R. story telling  R. audio visual  R. komputer  R. baca outdoor

Fasilitas perpustakaan dewasa  R. loker

 R. katalog online  R. koleksi umum  R. koleksi referensi  R. koleksi majalah  R. koleksi orang tua  R. koleksi non buku Fasilitas ruang baca

 R. baca indoor ( r. baca koleksi buku, non buku, ruang baca referensi, ruang baca bersama ( belajar dan diskusi )

 R. baca untuk tuna netra  R. baca outdoor

Fasilitas pengelola Fasilitas penunjang

 Kafe

 Mini theater  R. fotocopy


(18)

 R. internet  ATM  mushola

Fasilitas penunjang yang disewakan  R. serba guna

 R. seminar Fasilitas servis Fasilitas parkir


(19)

1.6KERANGKA BERPIKIR

Pengumpulan Data REDESAIN PERPUSTAKAAN

DAERAH MEDAN

Latar Belakang

- Belum tersedianya fasilitas yang memadai di perpustakaan itu sendiri, dan bangunan yang belum bisa mengakomodasi kebutuhan koleksi dan pengunjung yang lebih besar. - Menciptakan suatu perpustakaan yang lebih representatif terhadap kemajuan zaman serta

mengikuti perkembangan masyarakat

Masalah

- Belum memberi inovasi dan akomodasi ruang yang memadai

- Kurangnya daya dukung bangunan terhadap daya tarik pengunjung untuk membaca - Perpustakaan belum menjadi daya tarik bagi masyarakat

STUDI

LITERATUR/ Data Sekunder

1. Data Penduduk Medan

2. Studi banding 3. Literatur

SURVEY/ Data Primer

1. Peta Lokasi 2. Kondisi Eksisiting

3. Kumpulan Gambar Survey

4. Data Lokasi dan Kelayakannya

ANALISIS DATA

KONSEP

DESAIN/ KELUARAN


(20)

1.7SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang pemilihan kasus proyek, maksud dan tujuan dari kasus serta permasalahan yang dihadapi dalam perancangan.

BAB II. DESKRIPSI PROYEK

Pembahasan pada bab ini dititik beratkan pada pengenalan dan pendalaman tentang kasus proyek yang mengacu pada kebutuhan ruang berdasarkan studi kasus proyek sejenis serta pengenalan fungsi proyek yang direncanakan.

BAB III. ELABORASI TEMA

Pada bab ini akan dijabarkan pengertian tentang tema serta beberapa tinjauan teoritis yang mendukung penjabaran tema yang dipilih serta interpretasi terhadap tema.

BAB IV. ANALISIS

Membahas dan menganalisa masalah yang diuraikan pada bab- bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta – fakta serta standar – standar yang ada yaitu : analisa kondisi tapak dan lingkungan, kondisi eksisiting, analisa kegiatan, organisasi ruang, kebutuhan ruang, analisa struktur, analisa material, analisa konstruksi, dan analisa utilitas.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

Membahas konsep dasar penerapan tema pada desain, konsep perancangan tapak, konsep dasar fisik ruang, penzoningan ruang, konsep dasar fisik bangunan, konsep sisitem teknologi struktur dan konstruksi bangunan, dan konsep sistem utilitas yang akan dipakai.

BAB VI. HASIL RANCANGAN

Pada bab ini akan dilampirkan peta situasi, gambar – gambar pra rancangan, serta gambar dan maket.


(21)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 TERMINOLOGI JUDUL 2.1.1 Pengertian Judul

Redesain/ Redesign adalah perancangan kembali atau dirancang ulang, di mulai dari awal kembali.

Perpustakaan adalah :

 Kamus “ The Oxford English Dictionary”,kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.

 Perpustakaan adalah 1. Kumpulan buku – buku bacaan,2. Bibiliotek,3. Buku – buku kesustraan.

 Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

 Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “ pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan “

Daerah : suatu batas kawasan


(22)

Redesain Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah : merancang ulang

suatu tempat dimana buku – buku diatur untuk dibaca dan dipelajari, dan sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, sarana pelestarian bahan pustaka yang berada di Sumatera Utara dan berguna dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan nasional yang diperuntukkan bagi orang banyak atau bertujuan untuk masyarakat.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan

Fungsi perpustakaan di masyarakat yaitu : 1. Sebagai sarana simpan karya manusia

Dalam kaitannya dengan fungsi simpan, perpustakaan bertugas menyimpan khazanah budaya hasil masyarakat. Salah satu jenis pewrpustakaan yang benar – benar berfungsi sebagai sarana simpan ialah perpustakaan nasional.

2. Fungsi informasi

Informasi yang diminta dapat berupa informasi mengenai tugas sehari – hari, pelajaran maupun informasi lainnya.

3. Fungsi rekreasi

Masyarakat dapat menikmati rekreasi cultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan. Fungsi rekreasi ini tampak nyata pada perpustakaan umum yaitu perpustakaan yang dikelola dengan dana umum serta terbuka untuk umum.

4. Fungsi pendidikan

Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informal, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah. Dalam hal ini yang berkaitan dengan pendidikan nonformal ialah perpustakaan umum, sedangkan yang berkaitan dengan pendidikan informal adalah perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi.

5. Fungsi cultural

Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat. Pendidikan ini dapat dilakukan dengan cara menyelenggarakan pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, pemutaran film bahkan bercerita untuk anak – anak.


(23)

2.1.3 Klasifikasi Perpustakaan

Jenis perpustakaan yang ada saat ini adalah sebagai berikut : a. Perpustakaan Internasional

Adalah perpustakaan yang didirikan oleh 2 negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian sebuah organisasi internasional.

b. Perpustakaan Nasional

Adalah perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu Negara.

c. Perpustakaan umum dan perpustakaan keliling

Adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum. Ciri – cirinya :

 Terbuka untuk umum  Dibiayai oleh dana umum

 Jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma – Cuma.

Yang termasuk perpustakaan umum adalah perpustakaan wilayah, perpustakaan propinsi, perpustakaan umum kotamadya, kabupaten, kecamatan desa, dan perpustakaan keliling.

d. Badan Perpustakaan daerah

Adalah yang berkedudukan ditiap provinsi di Indonesia yang mengelola perpustakaan. Perpustakaan daerah ini telah berganti nama menjadi perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Perubahan tersebut sesuai dengan Undang – Undang No 22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah yang sudah disempurnakan dengan UU No 32 tahun 2003.

e. Perpustakaan Lembaga Keagamaan

Adalah perpustakaan yang dimiliki dan dikelola oleh lembaga – lembaga keagamaan. Perpustakaan ini dapat berupa perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, hindu, budha dan lembaga keagamaan lain.

f. Perpustakaan Kantor Perwakilan Negara – Negara Asing

Adalah perpustakaan yang dikelola oleh lembaga atau kantor perwakilan Negara – Negara asing. Dapat ditemukan pada kedutaan besar Negara – Negara sahabat atau lembaga – lembaga tertentu. Contoh : British Council, perpustakaan lembaga kebudayaan Amerika, dan lain – lain.


(24)

g. Perpustakaan swasta ( pribadi )

Artinya perpustakaan yang dikelola pihak swasta atau pribadi dengan tujuan melayani keperluan bahan pustaka bagi kelompok, keluarga, atau individu tertentu yang dibiayai oleh swasta dan hanya melayani keperluan kelompok terbatas pula. h. Perpustakaan khusus

Perpustakaan khusus dapat merupakan perpustakaan sebuah departemen, lembaga Negara, lembaga penelitian, organisasi massa, militer, industry maupun perusahaan swasta.

i. Perpustakaan Digital

Adalah perpustakaan yang menggunakan teknologi sebagai pemberi informasi. Perpustakaan ini tidak berdiri sendiri namun merupakan pengembangan dalam sisitem pengelolaan dan layanan perpustakaan.

j. Perpustakaan sekolah

Adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.

k. Perpustakaan perguruan tinggi

Ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafilasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya.


(25)

2.2 LOKASI

2.2.1 Tinjauan Lokasi

Perpustakaan daerah ini terletak dijalan Bridgen Katamso No 45, Medan.

Gambar 2.1 lokasi site

1. Tinjauan dari RUTRK

Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :


(26)

Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan Wilayah Pembangunan Cakupan Wilayah Adm Kecamatan Pusat Pengembangan Kegiatan Utama WPP A Kec. Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan Pusat Pengembangan : Belawan Pelabuhan, Industri, Terminal, Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan, Konservasi WPP B

Kec. Medan Deli Pusat

Pengembangan : Tanjung Mulia Perumahan, Perdagangan, Perkebunan WPP C

Kec. Medan timur, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas Pusat Pengembangan : Aksara Perumahan, Industri, Terminal barang/pergudangan, Berorientasi ke konsumen WPP D

Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor

Pusat

Pengembangan : di Inti Kota

Pusat bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan

WPP E

Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing Perumahan, Perkantoran, Konservasi, Lapangan Golf dan Hutan Kota

Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan a. Tinjauan terhadap Struktur Kota

b. Berdasarkan pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D, yaitu lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk dan pusat pendidikan.


(27)

c. Pencapaian

Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik, cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum

d. Area Pelayanan

Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek Perpustakaan edukatif dan rekreatif ini berada di wilayah WPP D yang peruntukan wilayahnya adalah sebagai pusat bisnis (CBD), pusat pemerintahan, perumahan, hutan kota, dan pusat pendidikan. Dan syarat ini telah dipenuhi oleh perpustakaan umum Medan, sehingga mendukung proses redesain bangunan ini.

2. Tinjauan dari Kriteria Pemilihan Lokasi

Gambar 2.2 lokasi eksisting site

Kriteria sebuah perpustakaan yang diperuntukkan untuk umum adalah : a. Aspek tapak dan lingkungan ( siting requirements )

1. Mudah dicapai oleh masyarakat umum

2. Direncanakan pada kawasan yang mempunyai daya tarik terhadap masyarakat umum

3. Berlokasi dekat dengan institusi – institusi ( lembaga pemerintahan ) terkait karena pertimbangan pengawasan, pemeliharaan dan keamanan.

4. Berlokasi dekat dengan pusat komunitas masyarakat ( Community Center ) atau pusat perbelanjaan masyarakat.

5. Diusulkan agar mempunyai ruang terbuka taman ( open space )


(28)

6. Dilengkapi dengan fasilitas parkir. b. Aspek tugas

1. Koleksinya dipersiapkan untuk melayani > 1.000.000 orang penduduk

2. Melayani semua golongan usia dan golongan social masyarakat dengan prioritas utama pelayanan anak – anak di bidang pelayanan informasi.

3. Melayani suatu bagian wilayah kota ( regional )

4. Dipersiapkan untuk dapat melayani secara “ full time “ c. Aspek fungsi

1. Sebagai Pool Mobil perpustakaan keliling ( Mobile Library ) 2. Bimbingan dan pemasyarakatan pustaka.

3. Pengembangan profesi jabatan pustakawan.

4. Fasilitas studi untuk orang dewasa dan anak – anak.

5. Pelayanan koleksi dengan system terbuka ( open access ) dan cenderung swalayan.


(29)

Tabel 2.2 Keterangan Lokasi melalui Kriteria Pemilihan Lokasi

NO KRITERIA KETERANGAN

1 Pencapaian Lokasi ini dapat dicapai dengan mudah, karena kawasan ini dapat dilalui dengan mudah dengan kenderaan umum maupun kenderaan pribadi. Jalan yang cukup lebar juga mendukung jalur transportasi menjadi lebih lancar. Jalur – jalur jalan yang ada di kawasan ini adalah Jl Bridgen Katamso, Jl Sisingamangraja, Jl. Mesjid Raya, dan Jl. Mahkamah.

Angkutan umum Lokasi ini dapat dicapai juga dengan menggunakan angkutan umum. Akses mudah karena tepat berada di jalan utama.

3 Sirkulasi kenderaan Sirkulasi jalan baik dan lancar karena ukuran jalan yang cukup lebar dan 2 arah. Site dapat dicapai dari berbagai arah.

4 Sirkulasi pejalan kaki Pedestrian ruang yang cukup lebar juga mendukung lokasi ini sebagai jalur yang dapat dilalui pejalan kaki.

5 Potensi sekitar Lokasi ini didukung dengan fasilitas – fasilitas yang ada disekelilingnya, seperti tujuan wisata Istana Maimun, Mesjid Raya, Taman Sri Deli, adanya restoran dan pertokoan disekitar lokasi, money changer dan perusahaan.

6 Kontur tapak Tapak relatif datar 7 Dekat dengan instansi

pemerintahan

-

8 Berada dalam wilayah yang memiliki urban open space

Dekat dengan taman Sri Deli yang ada berseberangan dengan Mesjid Raya.


(30)

2.2.2 Tinjauan Teoritis

1.Sejarah berdirinya Perpustakaan Daerah Sumatera Utara

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 4762/S/1956, berdirilah Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Agustus 1956 dengan nama Perpustakaan Negara Provinsi Sumatera Utara.walaupun perpustakaan ini didirikan pada tahun 1956, namun peresmiannya dilaksanakan tahun 1957.

Pada tanggal 23 juni 1978 Perpustakaan Negara berubah menjadi Perpustakaan Wilayah Sumatera Utara berdasarkan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0199/1978. Setahun kemudian menteri pendidikan dan kebudayaan menerbitkan surat keputusan no. 095/0/1979 yang menyatakan bahwa perpustakaan wilayah sumatera utara termasuk tipe B ( kriteria perpustakaan dilihat dari koleksinya ), yang mana perpustakaan ini memiliki koleksi kurang dari 20.000 judul.

Perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan keppres No. 11 tahun 1989 tertanggal 6 Maret 1989, Perpustakaan ini berubah menjadi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara merupakan suatu organisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di ibukota Provinsi Sumatera Utara. Tugas dan fungsinya diatur oleh Perpustakaan Nasional RI melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional No. 001/RG/1990 tertanggal 21 September 1990.

Pada tanggal 29 Desember 1997, dikelurkannya Keppres No. 50 tahun 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI, yang menyatakan bahwa Perpustakaan Daerah Sumatera Utara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara termasuk Tipe A dengan eselon IIa melalui keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI No. 44 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja Perpustakaan Nasional RI tertanggal 23 juli 1998.

Setelah Perpustakaan ini menjadi perangkat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara berubah nama menjadi Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2000.

Tugas yang diemban oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi sumatera Utara adalah pengembangan, pembinaan dan pendayagunaan semua jenis perpustakaan di instansi atau lembaga pemerintahan maupun swasata dalam rangka pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya serta pelayanan informasi ilmu


(31)

pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara, melaksanakan pengelolaan dan penataan arsip di lingkungan Pemerintahan Provinsi sumatera Utara dengan melakukan pembinaan pada unit – unit kearsipan yang ada di provinsi Sumatera Utara.

Tugas pokok dan fungsi dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :  Tugas pokok

1. Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah penunjang pemerintah Provinsi, dipimpin seorang kepala yang berkedudukan dan bertangguna jawab kepada kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2. Mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam pengelolaan, pembinaan, perpustakaan dan kearsipan.

 Fungsi

1. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pengelolaan perpustakaan dan kearsipan.

2. Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan arsip in aktif, arsip in statis, dan pembinaan kearsipan.

3. Melaksanakan tugas lain yang terkait dengan perpustakaan dan arsip sesuai dengan ketetapan kepala daerah.

Tujuan dan fungsi dan peran serta visi dan misi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara adalah :

 Tujuan Perpustakaan

1. Pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat

2. Sumber informasi yang menyajikan berbagai jenis buku pustaka

3. Sumber kebudayaan dan juga sember referensi bagi seluruh lapisan masyarakat.

 Fungsi dan peran perpustakaan

1. Melaksnakan pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka. 2. Melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan, pelestarian bahan pustaka.

3. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibiliografi daerah dan catalog induk daerah.

4. Melaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks, bibiliografi, subjek, abstrak dan direkton.


(32)

 Visi dan misi 1.visi

Menjadi pusat informasi literature dan sarana belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui layanan prima.

2. Misi

Layanan prima jasa perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta kearsipan guna pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pembinaan semua jenis perpustakaan dan kearsipan pada instansi pemerintah swasta. Pelestarian karya cetak dan karya rekam serta arsip sebagai hasil karya budaya bangsa.

2. Struktur Organisasi

Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

Skema 2.1 Struktur Organisasi Perpustakaan Daerah Sumatera Utara Sub Bid Otomasi

& Multimedia KEPAL

SEKRETARIS

SubBag Umum

SubBag Org & Hukum SubBag Keuangan Bidang arsip Sub Bid Pembukuan Sub Bid Arsip In Sub Bid Arsip In Bid pengembangan & pengolahan

Sub Bid Pengolahan Bahan Sub Bidang Deposit Bid pelayanan Perpustakaan Sub Bid pelayanan Bid Pembukuan Perpustakaan

Sub Bid Sumber Daya Manusia

Sub Bid Kelembagaan


(33)

3. Bidang – Bidang kerja

Jika dilihat dari struktur organisasinya, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera utara mempunyai perbedaan dengan struktur organisasi sebelum ketika namanya masih Perpustakaan Nasional Provinsi Sumatera Utara. Pada struktur yang baru Badan perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara dikepalai seorang Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip dibantu oleh beberapa kepala yakni :

 Bidang arsip daerah  Bidang pengembangan  Bidang layanan

 Bidang pembinaan  Sekretariat

 Kelompok fungsional pustakawan

Untuk bagian sekretariat dipimpin oleh kepala bagian sekretariat membawahi :  Sub bagian umum

 Sub bagian keuangan  Sub bagian organisai

Tugas pada bagian sekretariat adalah yang berkaitan dengan urusan surat menyurat, administrasi, kepegawaian urusan rumah tangga perkantoran dan urusan bagian keuangan.

Untuk dibidang arsip daerah dipimpin oleh seorang kepala bidang yang membawahi tiga sub bidang yakni :

 Sub bidang pengolahan arsip in aktif  Sub bidang pengolahan arsip in statis  Sub bidang pembinaan kearsipan

Bidang kearsipan ini merupakan peleburan dari kantor Arsip Daerah Sumatera Utara. Adapun tugas dari bidang kearsipan ini mengurus berbagai hal yang berkaitan dengan masalh kearsipan. Bidang pengembangan dan pengolahan membawahi 2 sub bidang yakni :

 Sub bidang deposit

 Sub bidang pengembangan dan pengolahan Bahan Pustaka.

Tugas di bagian ini adalah untuk melakukan pemasyarakatan Undang – Undang No. 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam serta


(34)

melakukan pengadaan dan pengolahan Bahan Pustaka. Bidang pelayanan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :

 Sub bidang layanan

 Sub bidang otomasi dan multimedia.

Tugas dibagian pelayanan ini adalah melaksanakan layanan informasi, melakukan kerja sama dan otomasi, bibiliografi, serta melakukan kegiatan promosi perpustakaan seperti pameran, perlombaan, serta memuat literatur sekunder. Bidang pembinaan perpustakaan membawahi 2 sub bidang yakni :

 Sub bidang sumber daya manusia  Sub bidang kelembagaan.

2.2.3 DESKRIPSI KONDISI EKSISTING

Kasus Proyek : Redesain Perpustakaan Daerah Medan Status proyek : Fiktif

Lokasi : Jl Bridgen Katamso No 45, Medan Luas lahan : 6.144,5358

Kontur : Datar

KDB : 80%

Batas – batas site : Utara : Jl. Mesjid Raya, perumahan dan pertokoan

Selatan : perusahaan, perumahan dan pertokoan Barat : Istana Maimun, Jl Bridgen Katamso Timur : Jl. Mahkamah dan pertokoan

Pemilik : Pemerintah Kota Medan

Potensi lahan : - Berada pada sekitaran daerah tujuan wisata,

- Merupakan site perpustakaan daerah dan akan dikembangkan


(35)

U

Selain Mesjid Raya, perumahan penduduk sekaligus tempat usaha ini ada di bagian timur site

Sebelah utara site berbatasan dengan jl. Mesjid raya dan ruko

Perumahan dan pertokoan ada disebelah selatan site

Ruko yang ada dibagain depan dari site

Adanya jalan setapak bekas rel kereta api dan rumah penduduk yang berjejer sepanjang jalur ini.

Jl Bridgen Katamso ISTANA MAIMUN. Berada tepat di

depan site, atau sebelah barat site

Lokasi proyek, PERPUSTAKAAN DAERAH SUMATERA UTARA


(36)

2.2.4 EKSISITING BANGUNAN

Tapak

Denah lantai 1


(37)

Denah lantai 2


(38)

Tampak Belakang

Tampak Samping Kiri


(39)

Potongan Bangunan

Gambar 2.4 ground plan, denah, tampak, dan potongan dari bangunan eksisiting

2.3 TINJAUAN FUNGSI 2.3.1 Fungsi Bangunan

Bangunan ini difungsikan sebagai perpustakaan daerah Sumatera Utara dan sarana interaksi masyarakat Medan melalui dunia baca yang memberi pelayanan pendidikan informal dan bersifat edukatif namun rekreatif.

Fungsi – fungsi perpustakaan yaitu :

 Pengadaan bahan pustaka, meliputi kegiatan menghimpun/ mengumpulkan, membeli, menerima sumbangan/ bantuan, tukar – menukar, menggandakan, menerbitkan, kerja sama koleksi.

 Pengolahan, mencakup registrasi, pengecapan, katalogisasi, klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog, pembuatan nomor barcode, pembuatan perlengkapan buku ( label, slip, tanggal, sampul,dsb ),pembuatan lembar kerja, penjajaran kartu, penyususnan koleksi pada tempat tertentu, pemasukan data.

 Layanan meliputi kegiatan sirkulasi ( peminjaman & pengembalian ), keanggotaan, referensi, bimbingan dan penyuluhan, layanan pembaca, layanan unit perpustakaan keliling, layanan ekstensi, penelitian.

 Pemasyarakatan/ sosialisasi meliputi publikasi, promosi, mengundang tokoh, pakar, figure public,dan lain – lain.


(40)

 Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan pengolahan, catalog induk, pembinaan dan pengembangan profesi, system jejaringan/ jaringan.

 Untuk perpustakaan tertentu, dikembangkan fungsi penyusunan dan penerbitan bibliografi, abstrak, kumpulan karangan ilmiah, artikel dan lain – lain.

 Pengembangan sumber daya manusia mencakup seminar, loka karya, program pendidikan formal, keanggotaan organisasi profesi dan lain – lain.

 Pembinaan dan pengembangan organisaai  Melakukan upaya preservasi koleksi  Membuat peraturan & tata tertib

 Penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi

 Menciptakan dan mengembangkan iklim di perpustakaan agar masyarakat tahu tentang arti, kegunaan dan kegiatan perpustakaan. Masyarakat menjadi tertarik untuk keperpustakaan, meningkatkan jumlah pengunjung dan anggota perpustakaan.

skema 2.2 alur informasi Ke, Di, dan Dari perpustakaan Informasi dari

berbagai sumber

pengadaan pengolaha n perubahan pemanfaata n hasilnya Pembelian, Sumbangan, Tukar menukar, Penerbitan, Penggandaa n dll Registrasi, Katalogisas i, Klasifikasi, Pengetikan Kartu, Perlengkap an koleksi Dibaca, Dipinjam, Diteliti/ dikaji, Dikembangka n, Disebar luaskan. Pengetahuan , keterampila n, sikap Luas wawasan. Mandiri, Bijak, Keputusa n Tindakan .


(41)

2.3.2 Fungsi Kegiatan

Adapun fungsi – fungsi kegiatan yang ada antara lain :  Kegiatan operasional perpustakaan

Merupakan kegiatan utama dalam bangunan. kegiatan operasional ini meliputi kegiatan pelayanan informasi, peminjaman, dan pengembalian koleksi perpustakaan.

 Kegiatan komunitas

Kegiatan komunitas adalah kegiatan yang format kegiatannya ditentukan sendiri oleh komunitas tersebut tanpa keluar dari konteks pendidikan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memfasilitasi interaksi antar komunitas dan mensosialisasikan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari – hari. Untuk mewadahi kegiatan ini diperlukan ruang – ruang khusus agar tidak terjadi konflik dengan kegiatan operasional perpustakaan. Ruangan yang dimaksud bisa berupa ruang diskusi atau ruang khusus lainnya.

 Kegiatan komersil

Layanan komersil ini berupa kafetaria, toko buku yang dijadikan magnet untuk menarik perhatian pengunjung. Layanan komersial ini buka sesuai dengan kegiatan operasional perpustakaan.

 Kegiatan relawan

Kegiatan relawan ini adalah kegiatan yang dilakukan sekelompok orang tanpa mengharapkan imbalan dengan tujuan memajukan komunitas buku ini dan mensosialisasikannya kepada masyarakat luas. Pada umumnya kegiatan relawan ini dilakukan secara sporadik dan lebih mengoptimalkan pada saat – saat libur sekolah.karena sifatnya yang tidak rutin, maka kegiatan ini dapt ditampung dengan ruang – ruang lain yang bersifat multifungsi.

2.3.3 Pemakai/ Pengunjung

 Pengguna bangunan dapat dikategorikan menjadi beberapa kelompok yaitu ; 1. Penduduk Medan yang diasumsikan datang keperpustakaan untuk menggunakan

fasilitas perpustakaan, komunitas dan komersial.

2. Staff perpustakaan, termasuk pegawai layanan komersial dan komunitas.

3. Pengguna layanan perpustakaan, komersial dan komunitas yang datang dari luar kota Medan.


(42)

Pengguna yang dilayani adalah penduduk kota Medan dengan jumah populasi ± 2.102.105 jiwa ( sumber: Medan Dalam Angka 2009,sensus penduduk 2000 dan proyeksi penduduk 2000 – 2010 ).

1. Pengunjung aktif perpustakaan = 25 % x populasi = 25 % x 2.102.105 jiwa = 525526,25jiwa

= 525.526 jiwa

2. Standar pelayanan perpustakaan perhari sesuai dengan kapasitas tempat duduk = pengunjung aktif/ 1000 pengunjung.

3. Perkiraan pengunjung per hari = 525526/ 1000 = 525,526= 526 orang/ hari.

4. Pengadaan buku pada Perpustakaan Umum Medan adalah 1,5 : 1, yang artinya 1 buku untuk 1,5 orang dengan sasaran pelayanan adalah pengunjung aktif = 525.526orang/ 1,5 = 350.350,6

5. Perkiraan pertambahan jumlah koleksi sampai tahun 2020 : Pn = Po x ( 1 + r )n Pn = jumlah koleksi tahun 2020

Po = jumlah koleksi berdasarkan sensus penduduk terakhir ( 350.350,6 eks )

n = selisih tahun ( 10 tahun )

r = persentase pertumbuhan koleksi ( 10 % ) Pn = 350.350,6 x ( 1 + 0,05 )10

Pn = 350.350 x 1,0510 Pn = 570.683,2324 Pn = 570.683 eks

6. Persentase pembagian koleksi :

Koleksi deposit ( 30 % ) = 171.204 eks Koleksi biasa ( 70 % ) = 399.478 eks

7. Pembagian koleksi pada perpustakaan daerah Sumatera Utara a. Bacaan umum/ fiksi ( 81% ) = 8669,43 eks

b. Koleksi Referensi ( 8 % ) = 856,24 eks c. Koleksi periodik ( 11 % ) = 1177 eks


(43)

 Karakter Kegiatan  Edukatif

Berupa kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi, bisa saja membaca, menonton, melihat gambar dan lain – lain.

Rekreatif

Berupa kegiatan yang dapat mengasah pikiran melalui diskusi atau menonton dan juga permainan yang sifatnya mendidik dan belajar.

Pada Perpustakaan Daerah ini terdapat beberapa kelompok kegiatan berdasarkan fungsinya, yakni :

 Kegiatan penerimaan

Kegiatan yang bersifat berhubungna dengan pengunjung atau lingkungan sekitar yang sifatnya menerima, seperti berhubungan dengan sirkulasi publik, kegiatan menunggu, beristirahat, area makan, bagian informasi dan persiapan kunjungan.

 Kegiatan utama

Berupa kegiatan yang disediakan bagi pengunjung untuk membaca dan melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan mendapatkan informasi dari media buku maupun dari media digital.

 Kegiatan pengelolaan

Sebagai pengatur beroperasinya Perpustakaan Daerah ini dan kegiatan – kegiatan manajemen dalam segala level, seperti direksi, administrasi dan lain – lain.

 Kegiatan servis

Kegiatan pelayanan untuk kepentingan pengunjung, karyawan dan bangunan itu sendiri. Pemeliharaan, utilitas bangunan yang terdiri dari ruang – ruang utilitas, toilet, gudang, penjagaan dan pengawasan.

 Kegiatan penunjang

Yaitu kegiatan yang dapat mendukung kegiatan – kegiatan utama pada Perpustakaan Daerah Medan ini seperti Café, Internet area, foto copy, open space.


(44)

Tabel 2.3 Pengguna dan kegiatannya Kelompok

kegiatan

Unit kegiatan Pengguna Jenis kegiatan Kebutuhan ruang Penerima Penerima 1.Pengunjung

2.Pengelola 3.Dari luar kota Medan 1.menerima pengunjung 2.memberikan informasi 3.duduk dan berbincang - lobby

- bag. Informasi - r. duduk

Kegiatan utama Edukatif 1.pengunjung 2.staff 1.membaca 2.menonton 3.internetan 4.pencarian literature 5.peminjaman 6.diskusi

1.r. baca anak – anak

2.r. baca remaja 3.r. baca dewasa 4.r.audiovisual 5.r.story telling 6.r.katalog 7.r.deposit & referensi 8.r.diskusi 9.r.komputer 10.r.multimedia 11.r.mjalah dan surat kabar

Pembinaan 1.pengunjung,

khususnya pelajar 2.staff 1.diskusi 2.pembinaan 1.r.pembinaan 2.r.diskusi 3.r.pelayanan

Rekreatif 1.pengunjung 1.membaca

2.diskusi 3.menonton 1.r.baca 2.r. audiovisual 3.teater 4.r.diskusi 5.open space 6.r.story telling


(45)

Penunjang Rekreatif 1.pengunjung 1.menonton 2.membaca 3.makan 4.fotocopy buku 1.r.teater 2.lounge 3.cafetaria 4.r.fotocopy 5.r.serbaguna Pengelolaan 1.direksi 2.pengelola 3.pembina 4.sekretaris 5.operasional 1.kepala pimpinan 2.sekretaris 3.bag.pembinaan 4.tata usaha 1.bekerja 2.rapat 3.istirahat 1.r.kepala bagian 2.r.sekretaris 3.r.pelayanan teknis & umum 4.r.tata usaha Servis Pengolahan

umum

Staff -bongkar muat

barang -penyimpanan peralatan -penyimpanan -keamanan -penyimpanan barang karyawan 1.loading dock 2.gudang 3.r.karyawan 4.pos jaga 5.locker 6.r.petugas

Pelayanan teknis staff Pengaturan

teknis bangunan 1.r.operator 2.r.kontrol 3.r.chiller 4.r.AHU 5.r.genset 6.r.trafo 7.r.panel 8.r.pompa


(46)

2.3.4 Kebutuhan Ruang

1. R.Baca, adalah ruang utama yang difungsikan sebagai area baca bagi pengunjung. Ruangan ini difasilitasi dengan tempat duduk dan meja, katalog dan buku- buku yang dibutuhkan. Ada beberapa R. baca yang dibutuhkan antara lain :

 R. Baca anak – anak  R. Baca remaja  R. Baca Dewasa  R. Baca Tunanetra  R. Baca katalog

 R. Baca majalah dan surat kabar  R. Baca umum

 R. Baca Khusus

 R. Koleksi buku Tambahan

2. R. Multimedia dan digital, ruangan ini adalah ruangan yang menggunakan alat – alat berbasis teknologi dalam pencarian data maupun belajar. Ruang – ruang yang di butuhkan antara lain :

 R. Story Telling  R. Audio Visual

R. Internet umum maupun R. Computer Kid  R. Katalog Digital

 Peminjaman dan pengembalian

3. Fasilitas diskusi dan seminar, ruangan – ruangan ini adalah ruangan yang memfasilitasi pengunjung untuk mendapatkan informasi melalui seminar, diskusi umum dan pertunjukan. Ruang – ruang yang memfasilitasi hal tersebut adalah :

 R. diskusi  R. seminar  R. Serbaguna

4. Ruang pengelola, merupakan area kerja para pengelola untuk mengatur semua isi dan system pada bangunan perpustakaan ini. ruang – ruang yang dibutuhkan antara lain :

 Lobby  R. Pengelola  R. pelayanan teknis  R. pelayanan umum


(47)

 R. Penyuluhan pendidikan  R. sekretaris

 R. Tata Usaha

5. Cafetaria, fasilitas penunjang yang di fungsikan sebagai tempat makan dan minum bagi pengunjung, sekaligus tempat bersantai sambil belajar. Ruang – ruang yang dibutuhkan pada area ini adalah :

 Lobby

 R. makan & minum  R. dapur

 Kasir

6. Fasilitas penunjang, selain cafeteria sebagai fasilitas penunjang, disediakan juga ruangan – ruangan yang memfasilitasi pengunjung untuk mendukung kegiatan yang dilakukan di perpustakaan ini. Ruang – ruang tersebut adalah :

 Mushola  ATM  Fotocopy parkir

7. Fasilitas Servis, adalah fasilitas yang diperuntukan sebagai area – area peralatan, servis dan area barang. Ruangan – ruangan yang ada yaitu :

Loading Dock  Gudang  R. ME  Pos jaga  Toilet


(48)

Deskripsi Kebutuhan Parkir

 Perkiraan kebutuhan parkir Standar kebutuhan parkir untuk :

a. 1 mobil membutuhkan luasan 25 m² = 1 mobil diasumsikan memuat 4 orang b. 1 kereta membutuhkan luasan 2 m² = 1 kereta diasumsikan memuat 2 orang

jumlah maksimal total pemakai bangunan = pengunjung + pengelola + bag, servis = 526 orang + 50 orang + 8 orang = 584 orang

 luas lahan parkir untuk pengunjung dan pengelola dan bagian servis adalah : 40 % naik mobil = 40 % x 584 orang = 233,6orang = 59 mobil.

30 % naik kereta = 30 % x 584 orang = 175,2 orang = 88 kereta 30 % berjalan kaki = 30 % x 584 orang = 175 orang

Asumsi bus = 5 bus @ 2,5 m x 13 m

 Maka luas total parkiran pengunjung dan pengelola dan servis adalah : ( 25 m² x 59 ) + ( 2 m² x 88 ) + (32,5 m ² x 5 ) = 1813,5 m²

2.4 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS 2.4.1 Woodward Park Regional Library

Lokasi : Woodward Park Regional Library terletak di bagian baratdaya dari Champlain dan Perrin, berseberangan dari Washington Square Shopping Center.


(49)

Gambar 2.6 peta lokasi Woodward Park library

Gambar 2.7 Ground plan Woodward park Library

 Luas lantai bangunan : 22,050 ft2

 Luas site : 3 ha; 132 area parkir

 Kapasitas ruang duduk : lebih dari 300 untuk umum dan staf termasuk ruang rapat

 Data yang ada perpustakaan: 50,464 items dengan kapasitas yang dapat menampung 75,000 items

 komputer umum : lebih dari 40 termasuk 12 unit di laboratorium komputer. 


(50)

- Clerestory Windows, - Area sirkulasi keluar, - System keamanan,

- Ruang membaca yang tenang dengan tempat duduk santai, - Pintu masuk otomatis,

- Area taman outdoor sebagai area baca, - Mini theater,

- Ruang anak – anak, dengan area story telling yang terpisah dengan area kreatif,

- Area remaja,

- Laboratorium komputer,

- R. konfrensi dan r. belajar/ diskusi

- R. rapat untuk umum, dapat menampung lebih dari 150 orang, dan dapat di bagi menjadi 2 ruangan,

- System pencarian/ katalog,

- 2 pintu masuk utama yang bertemu di satu lobby/ foyer, - Akses ke Eaton Trail system.

- Teras sebagai area duduk di luar ruangan.

2.4.2 State of The Art Library, New York


(51)

Ini adalah lokasi perpustakaan state-of-the-art sebuah bangunan landmarked, lima tingkat bekas Altman Department Store. SIBL adalah perpustakaan layanan lengkap dengan penyimpanan untuk koleksi 1,5 juta buku, rak koleksi referensi terbuka, rak terbitan berkala dan katalog yang lengkap.

Perpustakaan dengan staf yang sangat terlatih spesialis referensi didukung oleh departemen referensi yang lengkap, juga terdapat mikro-rak, sebuah pusat informasi elektronik dan beberapa ruang pelatihan. Oleh presiden New York Public Library menyebutkan ini adalah sebuah prototipe perpustakaan dari abad ke-2.

.

Gambar 2.9 ruang baca di Perpustakaan State Of The Art

Ruang resepsi publik yang elegan, fasilitas menyediakan 50.000 kaki persegi ruang kantor untuk administrasi perpustakaan. Wilayah publik diletakkan di bawah di tanah dan lantai bawah, memberikan adjacency horisontal maksimum untuk perpustakaan riset serta akses mudah ke perpustakaan yang berada di atasnya. Penyimpanan dan administrasi diatur di lantai atas; dengan dikelilingi staf.

Healy Hall, tinggi 33 feet, dua lantai dengan ruang yang cukup besar dapat digunakan untuk ruang pameran dan acara-acara tertentu berada antara Perpustakaan

Gambar 2.10 Area lobby dan Pameran pada perpustakaan ini


(52)

dan Ruang Baca dengan jalan yang dapat diakses orang-orang yang ingin menelusuri majalah atau meminjam buku.

Sebuah tangga stainless steel dan tangga marmer serta kiri-kanan kaca dan stainless steel lift memandu dari lobi pintu masuk ke Perpustakaan Riset, yang terdiri dari fasilitas riset yang luas, 125 buah kursi digunakan sebagai Pusat Konferensi dan Pusat Pelatihan Elektronik dengan dimodifikasi empat ruang kelas.

Gambar 2.12 R. internet dan R.katalog

Fleksibilitas dan aksesibilitas adalah tujuan dari desain. Workstation dipisahkan oleh adjustable lateral yang memberikan fleksibilitas, menciptakan sebuah wilayah diskrit. Garis pandang memungkinkan seluruh perpustakaan yang dapat diawasi oleh lima orang, hal ini dapat memaksimalkan sumber daya staf. Sebuah kotak yang dapat dilepas panel beton menaikkan lantai enam inci, yang mempermudah penataan ulang dimasa depan.


(53)

2.4.3 British Library, London

British library adalah perpustakaaan nasional di Inggris dan salah satu perpustakaan terbesar di dunia. Perpustakaan ini adalah perpustakaan dengan bangunan public di UK pada abad 20. Koleksinya mencapai 150 milyar buku. Didirikan pada tahun 1973.

Fasilitas- fasilitas dalam ruang maupun diluar ruang mendukung masyarakat untuk datang dan menjadikan perpustakaan ini sebagai salah satu tujuan masyarakat London.

Fasilitas – fasilitas :

- Perpustakaan ini memiliki lapangan terbuka yang sangat luas, yang dapat di gunakan masyarakat untuk membaca dan menjadi taman menuju area masuk. Pada open space ini juga terdapat amphitheater untuk area pertunjukan dan area duduk.

- Legal deposit

- Pada bagian tengah bangunan ada empat rak yang terbuat dari kaca dan seperti tower berisi perpustakaan sang raja dengan 65.000 jilid buku dengan banyak cerita histori, manufaktur dan peta dari King George III antara tahun 1763 dan 1820.

- R. baca

Perpustakaan ini memiliki ruang baca yang menyenangkan, dengan interior dan tata ruang yang menarik. Sehinggga masyarakat London sangat antusias datang ketempat ini.

Gambar 2.13 open space dari British Library

Gambar 2.14 lemari kaca, berisi perpustakaan sang raja


(54)

- R. Exhibitions

- Pusat bisnis dan informas. - Catalog

- Audio visual dan arsip dalam bentuk suara, memiliki 200.000 kaset dan fasilitas audio yang bisa di tonton atau hanya didengarkan saja.

- Koleksi filateli/ perangko

- lobby dan pusat informasi yang didesain sangat menarik dan menimbulkan kesan lapang dan berseni

- Salah satu interior ruang baca yang di desain sangat menarik dan berlatar belakang King’s Library yang terbuat dari rak berukuran besar dan tertutup kaca.

Gambar 2.16 fasad pada bagian koleksi Filateli

Gambar 2.17 interior lobby perpustakaan Gambar 2.15 Ruang baca di british library yang memiliki interior yang variatif

Gambar 2.18 Interior salah satu R. baca


(55)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1 LATAR BELAKANG TEMA

Proyek ini merupakan proyek redesain dari Perpustakaan Daerah Sumatera Utara yang akan dikembangkan lebih baik lagi dan lebih inovatif. Bangunan ini memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi salah satu tujuan masyarakat Medan untuk belajar informal, menimba ilmu dan meningkatkan pengetahuan dan informasi.

Untuk menghilangkan kesan kaku pada bangunan perpustakaan yang sering menjadi masalah di dalam masyarakat, maka disisati dengan pendidikan yang lebih santai namun berisi ilmu. Belajar sambil berekreasi sangat dapat mendukung tumbuhnya minat baca dan ketertarikan masyarakat akan perpustakaan dan menghidupkan bangunan perpustakaan yang lebih baik lagi. Baik dari segi tata ruang dan fasad bangunan.

3.2 DEFENISI TEMA

Tema : Arsitektur Rekreatif Edukatif

Arsitektur (architecture )

- Arsitekt

lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level ma proses perancangan tersebut.

- Menurut Synder – Catanese dalam bukunya “ Pengantar Arsitektur”, pengertian arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam – macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan – kegiatannya serta hak miliknya dari elemen – elemen dari musuh dan dari kekuatan – kekuatan kodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan social dan menunjukkan status.  


(56)

- Arsitektur adalah lingkungan binaan, suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur dan estetika. 

- Menurut Vitruvius dalam bukunya De Architectura, pengertian arsitektur adalah :  Ilmu yang timbul dari ilmu – ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar, dibantu dengan penelitian terhadap karya tersebut sebagai karya seni.

 

Rekreatif

- Rekreasi, d

ulang', adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kemb

- Rekretif itu sendiri merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar rekreasi yang bersifat dapat mengekspresikan dan menjelaskan aktifitas yang dilakukan pada waktu senggang.

- Rekreatif adalah hal – hal yang sifatnya melakukan kegiatan penyegaran kembali jasmani maupun rohani.

Edukatif

- Education ( pendidikan )

- Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

- Dari etimologi dan analisis pengertian pendidikan di atas, secara singkat pendidikan dapat dirumuskan sebagai tuntunan pertumbuhan manusia sejak lahir hingga tercapai kedewasaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam dan lingkungan masyarakatnya.


(57)

-- Education adalah :

 the imparting and acguiring of knowledge through teaching and learning especially at school or similar institution.

 The knowledge or abilities gained through being educated

 Training and instruction in particular subject, for example health matters. - Edukatif : kegiatan yang dilakukan yang sifatnya mendewasakan manusia melalui

pengajaran dan latihan, mencerdaskan dan memajukan.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat di simpulkan bahwa arsitektur

rekreatif edukatif adalah merancang suatu bangunan yang sifatnya memberi

penyegaran kembali baik jasmani dan rohani seseorang, sekaligus dapat memberi pengajaran dan pendidikan yang dapat mendewasakan, mencerdaskan dan memajukan. Yang mana pendidikan dan penyegaran tersebut akan diaplikasikan kedalam konsep ruang dan desain.

Unsur – unsur yang penting dalam pengaplikasian dari edukatif rekreatif tersebut adalah :

Penyegaran baik fisik maupun mental

Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian Dapat dilakukan setiap waktu, tidak hanya di waktu luang saja

 Kegiatan yang ada adalah kegiatan yang memberikan kegembiraan dan pengetahuan kepada pelaku dalam waktu yang bersamaan

 Kegiatan dalam mendapatkan pengetahuan tidak bersifat menggurui tetapi menyenangkan.

3.3 INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA

Perpustakaan publik yang bersifat edukatif dan rekreatif dapat menciptakan ruang – ruang yang sesuai dengan pemakai dan menciptakan ruang bersama yang juga dapat dipakai oleh semua lapisan masyarakat. Dengan adanya penggunaan perpustakaan ini sebagai perpustakaan bersama memberi makna keakraban dan keintiman, juga memberi tempat untuk berkarya sambil belajar memiliki makna tersirat komunikasi antar individual dan komunikasi dengan sekitar. Hal ini dapat memberi dampak bagi penggunanya, belajar sambil bermain. Pemecahan desain yang akan dibuat harus menimbulkan suasana yang betul – betul merangsang masyarakat


(58)

untuk datang berekreasi dan belajar, baik dari segi bentuk, warna dan penataan ruang, namun tidak terlepas dari unsur bangunan sebagai bagian dari bangunan pemerintahan.

3.3.1 Alasan Pemilihan Tema

Adapun alasan pemilihan tema adalah sebagai berikut :

 Memudahkan pengaplikasian sifat belajar yang rekreatif dan edukatif pada kasus proyek.

 Mendapatkan suatu wadah bagi masyarakat di lingkungan binaan yang sesuai dengan unsur belajar sambil berekreasi.

 Menjadikan suasana bagi pengguna untuk melihat suatu ilmu pengetahuan sebagai sarana belajar yang menyenangkan.

3.3.2 Tujuan Tema Berdasarkan Interpretasi

Beberapa tujuan yang ingin diwujudkan setelah dipilih tema rekreatif – edukatif, antara lain :

1. Menggunakan pemecahan masalah perancangan dengan adanya pendekatan dari sudut sifat dan aktivitas pendidikan dan aktifitas rekreasi yang sesuai dengan tuntutan fungsi bangunan.

2. Menghasilkan perancangan berdasarkan tema yang relevan sehingga hasil perancangan yang didasari oleh tema ini dapat mengakomodasi segala aktifitas yang sesuai dengan karakteristik rekreatif edukatif.

3. Menghasilkan rancangan yang dapat memfasilitasi kebutuhan ruang pengguna dan sesuai dengan kebutuhan standar perpustakaan dan keinginan pengguna.

3.3.3 Kriteria

Ada beberapa kriteria yang harus diwujudkan dalam perancangan bangunan agar dapat mewujudkan tema bangunan yang rekreatif – edukatif. Kriteria tersebut adalah :

1. Bangunan tersebut harus dapat memberi identitas banguan yang memiliki sifat atau karakter bangunan edukatif rekreatif.

2. Bangunan tetap mempertahankan simbol edukatif, namun juga memiliki tampilan yang rekreatif.


(59)

3. Bangunan yang akan dirancang dapat memfasilitasi kebutuhan pengguna ilmu pengetahuan.

4. Bangunan memiliki tipe yang memberi kesan mengundang dari segi visual dan mampu membangkitkan emosional pengunjung.

5. Bangunan dapat memberi keselarasan terhadap lingkungan yang terbentuk dengan lingkungan sekitar, serta dapat memberi image baru yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.

Semua kriteria pembentuk tema dalam perancangan ini harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberi kesan dan pengalaman tersendiri bagi pengguna. Pencapaian tema dalam perancangan juga didukung dengan beberapa faktor pendukung. Berikut ini adalah faktor pendukung terciptanya kesan edukatif dan rekreatif pada suatu lingkungan binaan.

1. View, suasana yang tercipta melalui view yang berbeda dari yang biasa dialami pengguna. View tersebut harus dapat memberi penyegaran fisik dan mental serta member pengguna kesempatan untuk melupakan sdejenak rutinitas yang menegangkan.

2. Sequence ruang, yang juga erat kaitannya dengan view. Pengalaman berbeda yang dialami oleh pengguna dalam suatu lingkungan binaan dapat membuat pengguna merasakan ketertarikan untuk melakukan kegiatan rekresi sambil belajar. Dalam hal ini terbukti view berkaitan dengan sequence ruang yang diciptakan, baik ruang luar maupun ruang dalam.

3. Sirkulasi, kenyamanan sirkulasi juga merupakan salah satu tuntutan yang harus dipenuhi pada setiap lingkungan binaan. Alur sirkulasi yang direncanakan dapat memberi kesan tersendiri bagi pengunjung. Pola atau alur sirkulasi yang dituntut dalam tema rekreatif adalah sirkulasi yang menghasilkan vista, baik yang lurus atau kurva.

4. Material dan tekstur, memberi kesan berbeda, terutama dalam hal rekreatif, material yang dipilih biasanya adalah material yang alami.

5. Style bangunan, direncanakan sedemikian rupa agar tercipta suatu keistimewaan dan image tertentu yang dapat memberi kesan tersendiri pada bangunan.

6. Warna, penerapan warna yang diterapkan dalam kasus desain untuk memberikan pengaruh psikologis pada manusia. Dalam hal ini dibutuhkan


(60)

penerapan warna yang memberi kesan bagi pengguna dan pengunjung. Penerapan warna dalam hal ini berkaitan dengan teori warna.

Warna-warni memiliki efek psikologis. Efeknya berpengaruh terhadap pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan. Aplikasi warna pada sebuah ruangan dapat menghasilkan kesan perasaan yang semakin luas atau justru kebalikannya.

Berikut ini sifat-sifat psikologis beberapa warna:

Merah - Berani, penuh semangat, agresif, memicu

emosi, dan menarik perhatian. Secara positif, warna merah mengandung arti cinta, gairah, berani, kuat, agresif, merdeka, kebebasan, dan hangat. Negatifnya adalah punya arti bahaya, perang, darah, anarki, dan tekanan.

Kuning - Menciptakan perasaan optimis, percaya diri, pengakuan diri, akrab, dan

lebih kreatif. Kuning juga dapat merugikan kita karena menyampaikan pesan perasaan ketakutan, kerapuhan secara emosi, depresi, kegelisahan, dan keputusasaan. Pilihan warna kuning yang tepat dan penggunaan yang sesuai akan mengangkat semangat kita dan lebih percaya diri.

Hijau - berarti kesehatan, keseimbangan, rileks, dan kemudaan. Unsur negatif

warna ini di antaranya memberi kesan pencemburu, licik, terasa jenuh, serta dapat melemahkan pikiran dan fisik. Di dalam sejarah China, warna hijau adalah warna perempuan. Lain dengan budaya muslim, yang menganggap warna hijau adalah warna yang suci. Warna untuk perdamaian juga hijau.

Biru - Melambangkan intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan,

pengabdian, seorang pemikir, konsistensi, dan dingin. Selain itu, dapat memicu rasa depresi dan ragu-ragu. Biru gelap akan membantu berpikir tajam, tampil jernih, dan ringan. Biru muda akan menenangkan dan menolong berkonsentrasi dengan tenang. Terlampau banyak biru akan menimbulkan rasa terlalu dingin, tidak akrab, dan tak punya emosi atau ambisi.

Ungu - Memberi efek spiritual, kemewahan, keaslian, dan kebenaran. Ungu

mampu menunjang kegiatan bermeditasi dan berkontemplasi. Kemerosotan dan mutu yang jelek adalah sifat-sifat negatif warna ini.

Putih - Warna murni, suci, steril, bersih, sempurna, jujur, sederhana, baik, dan

netral. Warna putih melambangkan malaikat dan tim medis. Warna ini juga bisa berarti kematian karena berkonotasi kehampaan, hantu, dan kain kafan.

Abu-abu - Bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, dan seimbang. Warna abu-abu

juga mengandung arti lamban, kuno, lemah, kehabisan energi, dan kotor. Karena warnanya tergolong netral atau seimbang, warna ini banyak dipakai untuk warna alat-alat elektronik, kendaraan, perangkat dapur, dan rumah.

Hitam - Berkesan elit, elegan, memesona, kuat, agung, teguh, dan rendah hati.

Kesan negatifnya adalah hampa, sedih, ancaman, penindasan, putus asa, dosa, kematian, atau bisa juga penyakit. Tak seperti putih yang memantulkan warna, hitam menyerap segala warna. Dengan hitam, segala energi yang datang akan diserap. Walau mampu memesona dan berkarakter kuat, tapi banyak orang yang takut akan "gelap". Warna hitam berkonotasi gelap.


(61)

3.3.4 Lingkup Kajian Tema

Tema yang diangkat sesuai dengan kriteria dan karakter perencanaan dan perancangan Perpustakaan Daerah Medan, yang meliputi :

1. Lokasi perencanaan berada pada kawasan pemukiman dan wisata, memanfaatkan potensi yang ada dan dimiliki site dan kawasan untuk menciptakan perncanaan yang bersifat rekreatif edukatif.

2. Perustakaan Daerah Medan yang akan diredesain ini diharapkan dapat dan mampu menjadi sarana pendidikan yang bersifat rekreatif, dimana pengunjung yang datang dari berbagai taraf usia dapat menikmati dunia baca dan penggalian ilmu pengetahuan yang lebih menyenangkan.

3. Menjadikan ikon baru bagi masyarakat dan lingkungan perkotaan yang datang dan membaca di Perpustakaan ini.

3.4 Kajian Terhadap Edukatif Rekreatif

Dalam kajiannya tentang Edukatif Rekreatif yang akan dibahas adalah hal – hal yang berkaitan dengan edukatif rekreatif itu sendiri, antara lain adalah aktifitas dan ciri edukatif rekreatif, prinsip dasar pendidikan dan fungsi dari hiburan dan pendidikan.

3.4.1 Aktifitas dan Ciri Edukatif Rekreatif Adapun ciri dari edukatif rekreatif adalah :

1. Kegiatan yang terjadi di dalamnya dapat memberi penyegaran dan kegembiraan bagi pengunjung.

2. Kegiatan yang mendidik, mempelajari, dan mengetahui sesuatu melalui aktifitas yang menyenangkan dan bersifat menghibur.

3. Kegiatan dan aktifitas tidak hanya dilakukan pada waktu luang saja, karena sifatnya belajar.

4. Memiliki sifat yang fleksibel karena tidak terbatas oleh tempat, tingkat ekonomi, tingkatan umur dan dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok.


(62)

Jenis – jenis kegiatan yang bersifat edukatif – rekreatif diantaranya :

1. Social Activities, yaitu kegiatan yang memiliki tujuan sosial. Misalnya ; kegiatan berdiskusi, berjalan – jalan bersama dan kegiatan yang melibatkan interaksi sosial.

2. Physical Recreation, kegiatan yang memerlukan fisik sebagai kegiatan utama.

3. Cognitive Recreation, yaitu kegiatan yang melibatkan kebudayaan, pendidikan dan kreatifitas, ataupun kegiatan – kegiatan yang menyangkut estetika.

4. Creative Play, merupakan kegiatan rekreasi yang member keseimbangan akan imajinasi akan sesuatu.

5. Mental, merupakan kegiatan rekreasi berupa ekspresi aktifitas masyarakat yang sifatnya mendidik. Misalnya ; kegiatan seminar dan debat.

3.4.2 Prinsip Dasar Pendidikan

Ada tujuh prinsip dasar metoda pembelajaran, dimana prinsip – prinsip tersebut perlu dikembangkan dan diterapkan oleh sebagian akal sehat, yaitu :

1. Curiosita, merupakan pendekatan keingintahuan yang tak terpuaskan akan kehidupan dan upaya pencarian yang tidak mengenal lelah dan belajar tanpa henti.

2. Dimostrazione, merupakan niat teguh untuk menguji ilmu pengetahuan melalui pengalaman, ketekunan, dan kesediaan untuk belajar dari kesalahan.

3. Sensazione, berupa penajaman indera secara terus menerus, terutama penglihatan yang merupakan sarana untuk menghidupkan pengalaman.

4. Sfumato, kesediaan untuk menerima ambiguitas, paradoks dan ketidakpastiaan.

5. Arte/ scienza, merupakan keseimbangan antara ilmu dan seni, logika dan imajinasi dan pemikiran secara keseluruhan.

6. Corporalita, merupakan pemupukan keanggunan, kebugaran dan sikap tubuh yang benar.

7. Connessione, merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap keterkaitan semua hal dan fenomena dan merupakan pemikiran yang sistematik.

3.4.3 Fungsi Hiburan dan Pendidikan Fungsi hiburan atau rekreasi yaitu :

1. Menjadi penyeimbang dari rutinitas sehari – hari.


(63)

3. Mencari kelegaan, kebebasan, dan keluasan.

4. Memberi tambahan hal – hal baru dalam hidup.

5. Mempertinggi keterampilan dan kreatifitas.

6. Memperkuat dan mempertajam imajinasi.

Fungsi pendidikan atau edukatif yaitu :

1. Mempelajari sesuatu dari yang tidak tahu menjadi tahu.

2. Mampu meningkatkan kemampuan menalar dan berkreasi.

3. Meningkatkan penguasaan akan suatu bidang.

4. Mampu menganalisis sesuatu berdasarkan teori yang dipelajari.

5. Mempelajari dan mengetahui suatu ilmu pengetahuan serta pengaplikasiannya.

3.5 STUDI BANDING TEMA SEJENIS

3.5.1 Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Taman Mini Indonesia Indah

Adapun beberapa hal yang perlu dibahas, berkaitan dengan pusat peragaan IPTEK di TMII antara lain: apa latar belakang dibangunnya pusat IPTEK di TMII, program pendidikan utama, konsep perencanaan, jenis IPTEK yang dipamerkan, lingkungan dan tapak, serta bangunan.

3.5.1.1 Latar Belakang dibangunnya Pusat IPTEK di TMII

Untuk menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan dalam belajar kantor menteri riset dan teknologi membangun sebuah pilot project sarana belajar science centre di TMII yang bernama PPIPTEK. PPIPTEK ini digunakan untuk mempermudah para pelajar dan masyarakat Jabotabek dalam memahami konsep dan prinsip sains dan teknologi. PPIPTEK ini adalah salah satu dari sekian tempat kunjungan di TMII yang terdiri dari 7 bangunan pokok, 6 rumah ibadah, 8 bangunan pendukung, 26 anjungan daerah ditambah 1 museum daerah, 15 museum, 14 taman, dan 19 fasilitas lainnya.

Di PPIPTEK ini pengunjung dapat mengembangkan motivasi dalam memahami prinsip-prinsip IPTEK dengan menggunakan berbagai benda peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan sistem ini pengunjung akan secara langung menjadi pelaku atau pelaksana ilmu pengetahuan dan teknologi.


(64)

Bagi para siswa bahkan orang umum, pusat peragaan IPTEK merupakan arena yang mengasikkan dan sekaligus mendorong untuk lebih mendalami makna dan peran IPTEK dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia.

3.5.1.2 Program Pendidikan Utama

PPIPTEK memiliki dua program pendidikan yaitu program pendidikan utama dan program pendidikan tambahan. Pelaksanaan kedua program pendidikan ini bertujuan untuk :

1. Menggugah kesadaran dan menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap peranan iptek dalam kehidupan modern.

2. Mendorong timbulnya rasa keingintahuan terhadap konsep dan prinsip sains dan teknologi

3. Memberi gambaran adanya kaitan antara hasil pengembangan iptek dengan kemajuan dunia industri dalam kehidupan sehari-hari.

Ada tiga program utama yang berlangsung di PPIPTEK yaitu pendidikan berbasis alat peraga, pendidikan berbasis pelatihan dan pendidikan berbasis ceramah dan ilmu pengetahuan.

1. Pendidikan berbasis alat peraga;

Pendidikan berbasis alat peraga ini merupakan inti dari seluruh kegiatan di PPIPTEK. Alat peraga ini di buat untuk dapat menciptakan dialog exclusive antara manusia dengan alat peraga , sehingga akan merangsang munculnya pertanyaan dan jawaban dalam benak pengguna tentang apa, mengapa dan bagaimana konsep dan prinsip sains teraplikasi dalam kehidupan.

PPIPTEK TMII memiliki galeri alat peraga yang didalamnya terdapat kira-kira 250 alat peraga interaktif yang terbagi menjadi 12 wahana, yaitu wahana ilmu dasar, listrik dan magnet, peneliti cilik, transport laut, transport darat, transport udara, optik, energi dan sumber daya alam, komputer, telekomunikasi, biologi dan wahana temporer. Selain itu PPIPTEK juga memiliki delapan buah lukisan atau patung dan riwayat hidup tokoh ilmuan dunia.

2. Pendidikan berbasis pelatihan :

Pendidikan ini diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang haus akan tambahan pengetahuan yang tidak diperoleh di sekolah. Esensi dari kegiatan ini berguna untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas berpikir ilmiah.


(65)

3. Pendidikan berbasis ceramah ilmu pengetahuan

Merupakan kegiatan pendalaman dari pendidikan berbasis alat peraga. Kegiatan ini berbentuk dialog interaktif antara seorang ahli dalam bidang tertentu dengan pengunjung seputar teknologi yang ada kaitannya dengan alat peraga.

Pendidikan tambahan meliputi penyediaan perpustakaan bagi pelajar dan keluarga, pertunjukan film ilmiah, penyediaan ruang peneliti cilik untuk mengakomodasi alat peraga anak usia 3-8 tahun.

3.5.1.3Konsep Perencanaan

Adapun konsep perencanaan PPIPTEK ini adalah penyiapan wadah dalam pengenalan, apresiasi, pembinaan, partisipasi dan aplikasi bakat-bakat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengenalan program-program pemerintah di masa yang akan datang. Namun ada beberapa hal yang sudah ditetapkan, antara lain; 1. Fungsi utama bangunan, area peragaan iptek, pendidikan, pengelola dan

penunjang, serta bengkel kerja.

2. Jumlah pengunjung, pengunjung rata-rata 2.000 orang perbulan sekitar 60%-70% adalah murid sekolah

3. Sasaran pengunjung, yaitu semua golongan umur, terutama usia 7-20 tahun

4. Waktu buka, Selasa sampai Minggu pukul 09.00-16.00. untuk hari Senin digunakan untuk merawat dan memperbaiki alat peraga.

3.5.1.4 Jenis IPTEK yang dipamerkan

Di PPIPTEK ini jenis IPTEK yang dipamerkan disebut 9 wahana, yang terdiri atas; - Ilmu penerbangan

- Transportasi laut - Transportasi darat

- Elektronik dan komunikasi - Energi

- Teknik - Pertanian

- Pelayanan-pelayanan penunjang

Pergantian alat peraga yang dilakukan untuk pameran yang bersifat tetap sekitar 3-5 tahun sekali, sedangkan untuk pameran berkala tergantung lamanya alat dipinjamkan.


(1)

Gambar 6.21 rencana AC lt 3


(2)

Gambar 6.23 rencana atap


(3)

(4)

Gambar 6.26 rencanael ektrikal lt 2


(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Yunus, blog archive. Fungsi dan Peranan Perpustakaan. Diunduh tanggal 24 Jan 2010.

Ching, K. D Francis dan Cassandra adams. Alih bahasa oleh Ir. Lily Tambunan, M.T, dkk. 2003. Ilustrasi Konstruksi Bangunan. Jakarta. Erlangga.

Ching, K. D Francis. Alih bahasa oleh Paulus Hanoto Adjie. 1994. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan susunannya. Jakarta. Erlangga

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

McCabe, Gerard B and James R. Kennedy. 2003. Planning The Modern Public Library Building. London. Libraries Unlimited.

Neufert, Ernest. Alih bahasa Dr. Ing Sunarno Tjahjadi. 1996. Data Arsitek. Jakarta. Erlangga.

NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta. Cv sagung seto.

Thompson, Godfrey. 1974. Planning and Design Of Library Buildings. New York : Van Nostrand Reinhold Company.

White, T. Edward. Diterjemahkan oleh Arie K. Onggodiputro. 1985. Perencanaan Tapak ( site Planning ). Bandung. Intermata.

www. Dezeen. Com > Blog Archive 2009. diunduh tanggal 16 Jan 2010.

www. Google.com > Blog Archive 2009. Teori Warna. Htm. Diunduh tanggal 20 April 2010