Karakteristik Responden .1 Umur 10 DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.3 Karakteristik Responden 4.3.1 Umur Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Umur pada pemanen dan pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Umur Karyawan Kelompok Umur Jumlah 35 35-45 45 Pemanen 5 12 3 20 Pemupuk 2 7 11 20 Persentase 17.5

47.5 35

100 Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I Berdasarkan hasil survey dilapangan, umur rata-rata karyawan sampel adalah 43 tahun, dengan range 27-54 tahun. Untuk lebih jelasnya distribusi karyawan sampel menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4. Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan sampel berada pada kelompok umur 35 sebesar 17.5 kemudian kelompok umur 35-45 sebesar 47.5 dan kelompok umur 45 sebesar 35, dengan demikian jumlah karyawan pemanen dan pemupuk berada dalam kelompok umur yang produktif artinya karyawan tersebut masih memiliki fisik yang kuat dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mengembangkan potensi usaha produksi mereka dalam bekerja dan pencapaian target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

4.3.2 Tingakt Pendidikan

Distribusi karyawan sampel berdasarkan tingkat pendidikan pada pemanen dan pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 7: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Tingkat Pendidikan Karyawan Tingkat Pendidikan Jumlah 1-6 Tahun SD 7-9 Tahun SMP 10 Tahun SMA Pemanen 16 3 1 20 Pemupuk 15 4 1 20 Persentase 77.5

17.5 5

100 Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I Bila diukur tingkat pendidikan formal dari responden berdasarkan diagram di atas dapat dilihat responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA adalah sebanyak 2 orang 5, sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP adalah sebanyak 7 orang 17.5, dan responden yang memiliki pendidikan terakhir SD adalah sebanyak 31 orang 77.5. Dari uraian diatas tingkat pendidikan karyawan PTP N IV Sawit Langkat masih tergolong rendah bila dilihat dari sebagian responden yang telah diteliti.Tingkat pendidikan yang tertinggi adalah SD. Hal ini disebabkan karena susahnya kehidupan pada zaman dahulu sehingga mengharuskan mereka untuk bekerja dimana harus bisa menghasilkan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pada harus bersekolah yang tinggi dirasa hanya untuk menghabiskan dana, dan sekolah merupakan kebutuhan yang mahal. Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Pengalaman Bekerja

Distribusi Karyawan Sampel Menurut Pengalaman Kerja Pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Pengalaman bekerja Karyawan Pengalaman Bekerja Jumlah 10 10-20 20 Pemanen 14 6 20 Pemupuk 9 11 20 Persentase 57.5

42.5 100

Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I Bila dilihat berdasarkan diagram diatas dapat dilihat responden yang memiliki pengalaman kerja selama 10 tahun adalah tidak ada, sedangkan responden yang memiliki pengalaman bekerja mulai dari 10-20 tahun adalah sebanyak 23 orang 57.5, dan responden yang memiliki pengalaman bekerja adalah sebanyak 17 orang 42.5.

4.3.4 Jumlah Tanggungan

Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 9: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Jumlah Tanggungan Karyawan Jumlah Tanggungan Jumlah 1 1-3 3 Pemanen 19 1 20 Pemupuk 17 3 20 Persentase 42.5 55 2.5 100 Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat pada diagram diatas bahwa sebagian besar karyawan memiliki jumlah tanggungan 1-3 adalah sebanyak 17 orang 42.5, kemudian yang memiliki jumlah tanggungan 3 adalah sebanyak 1orang Universitas Sumatera Utara 2.5 dan yang tidak memiliki tanggungan sebanyak adalah sebanyak 22 orang 55.Dalam hal ini karyawan sangat memperhitungkan jumlah anak dalam keluarga selain perusahaan hanya menanggung maksimal 3 anak dan juga jumlah anak dalam keluarga berpengaruh agar nantinya kebutuhan anak dapat terpenuhi sesuai tingkat ekonominya.

4.3.5 Golongan Kerja

Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Golongan kerja pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 10: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Golongan Kerja Karyawan Golongan Kerja Jumlah 1A1-10 1B1-11 1C0 Pemanen 1 16 3 20 Pemupuk 19 1 20 Persentase 2.5

87.5 10

100 Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I Berdasarkan pada diagram diatas dapat dilihat karyawan yang tergolong 1A1- 10 adalah sebanyak 1 orang 2.5, berdasarkan penelitian diatas mereka tergolong karyawan yang memiliki tingakat paling rendah, kemudian karyawan golongan 1B1- 11 dalah sebanyak 35 orang 87.5, bahwa golongan ini yang paling banyak, sedangkan karyawan golongan 1C0 adalah sebanyak 4 orang 10. Berdasarkan golongan ini fasilitas yang diberikan PTP NIV Sawit Langkat kepada karyawan berbeda beda seperti pada biaya rumah listrik dan air.Untuk biaya rumah lainnya seperti renovasi itu perusahaan yang bertanggung jawab kecuali keinginan karyawan untuk menambah atau memperindah rumah tidak ditanngung perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Pada PTP N IV Kebun Sawit langkat Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu atau YXtk dimana Y= Produksi Kg Xtk= input tenaga kerja HKP. Untuk melihat produktivitas tenaga kerja pemanen pada penelitian ini berdasarkan produksi yang dihasilkan Kg dibandingkan dengan curahan tenaga kerja HKP, produktivitas tenaga kerja pemanen KGHKP dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 11: Produktivitas Tenaga Kerja Rata-Rata Pemanen Pada PTP N IV Kebun Sawit Langkat Per Ha Uraian Per Ha Produksi Kg 1,075.4 Curahan Tenaga Kerja HK 0.956 Produktivitas Tenaga KerjaKgHKP 1,124.89 Sumber : Data diolah dari lampiran 3 Dari tabel dapat dilihat bahwa produksi yang diperoleh karyawan per Ha adalah 1,075.4 Kg dan penggunaan curahan tenaga kerja per Ha adalah 0.956 HKP maka produktivitas tenaga kerja pemanen rata-rata per Ha adalah sebesar 1,123.89 KgHKP. Hal ini berarti produksi yang dihasilkan setiap karyawan pemanen rendah karena produksi yang dihasilkan masih dibawah rata-rata dari produksi yang ditentukan oleh perusahaan. Produktivitas yang ditentukan perusahaan yaitu jika terjadi panen raya puncak maksimal 1500 KgHa dan jika panen biasa 1250 KgHa. Universitas Sumatera Utara