Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Dan Pemupuk DI PT. Perkebunan Nusantara IV (Studi Kasus :Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang,Kabupaten Langkat)

(1)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PEMANEN DAN PEMUPUK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 1V

(Studi Kasus : Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

OLEH :

SITI RAMADHANI MANURUNG 080304079

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PEMANEN DAN PEMUPUK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 1V

(Studi Kasus : Sawit Langkat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat)

SKRIPSI

OLEH :

SITI RAMADHANI MANURUNG 080304079

AGRIBISNIS

Usulan Penelitian Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Melakukan Penelitian di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Salmiah,MS) ( Ir. Lily Fauzia, M.Si) NIP:19570217 198603 2 001 NIP:19630822 198803 2 003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PEMANEN DAN PEMUPUK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 1V KEBUN SAWIT LANGKAT

SITI RAMADHANI MANURUNG

Produktivitas tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting terhadap proses produksi dengan didukung adanya faktor sumber daya manusia, karena kegiatan produksi dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan sebuah produksi. Produktivitas berfungsi sebagai ukuran pengembangan dalam mengembangkan kualitas kinerja.

Adapun tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen, 2) Untuk mengetahui bagaimana produktivitas tenaga kerja karyawan pemupuk, 3) bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji ) terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif melalui pembagian kuesioner dilapangan dan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17. Jumlah sampel yang berhasil ditarik adalah 20 orang pemanen dan 20 orang pemupuk.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: Produktivitas tenaga kerja pemanen rata rata per ha adalah sebesar 1.124 Kg/HKP.Produktivitas tenaga kerja pemupuk rata rata per petani adalah sebesar 2 Ha/HKP dan penggunaan pupuk per Ha rata rata adalah sebesar 220 Kg/HKP.Produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dipengaruhi secara nyata oleh gaji pokok sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak berpengaruh secara nyata.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Lima pada tanggal 09 April 1990 anak dari Ayah Sabas Manurung dan Ibu Surati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis mengikuti pendidikan sebagai berikut:

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 091697 Bukit Lima, Simalungun dan menyelesaikan SD pada tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Swasta PTP. N IV Bukit Lima dan menyelesaikan SLTP pada tahun 2005. 3. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Kartika 1-2

Medan, dan menyelesaikan SMA pada tahun 2008.

4. Tahun 2008 masuk di Program Studi Agribisnis Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian USU, melalui jalur seleksi.

Pada bulan September 2012, penulis melaksanakan penelitian di PTP Nusantara IV unit kebun Sawit Langkat. Pada tanggal 5 juli 2012 sampai dengan 31 juli 2012 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) didesa Serdang Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul ‘’ Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen dan Pemupuk di PTP N IV (Persero) “ Studi Kasus Kebun Sawit Langkat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah diajukan kepada Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda tercinta Sabas Manurung dan Ibunda tersayang Surati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sedalam dalamnya atas seluruh cinta dan pengorbanan yang tiada tara, serta abang dan adik penulis yaitu Hermansyah Manurung dan Devi Lina Sari Manurung, kakak ipar Sri Novi Handayani atas semua dukungan dan doa yang telah diberikan.

2. Ibu Dr. Ir. Salmiah MS selaku ketua komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan yang berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian sampai ujian akhir 3. Ibu Ir. Lily Fauzia, M si selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan memberikan berbagai masukan yang berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian sampai ujian akhir

4. Ibu Dr. Ir.Salmiah MS selaku ketua Program Studi Agribisnis FP USU

5. Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis M.Ec selaku Sektretaris Program Studi Agribisnis FP USU


(6)

7. Bapak Wilson Siahaan selaku Manajer Unit Kebun Sawit Langkat, Bapak Zamaluddiln dan Sehat Sembiring beserta seluruh asisten afdeling dan para staf seluruh karyawan pelaksana di kebun sawit langkat yang telah membantu dalam penelitian ini

8. Seluruh instansi yang terkait dalam penelitian ini, yang telah membantu penulis dalam memperoleh data selama penulisan skripsi ini

9. Kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini yang telah membantu penulis dalam menyelsaikan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat

10.Kepada sahabat sahabat tercinta Eva Amalia SP, Cut Risty Triutari Bastiani SP, Zikrina SP atas dukungan dan doanya dan khususnya buat yang terkasih keluarga Mangunsong yang telah membantu menyemangati penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi tercapainya karya terbaru kedepannya.

Medan, November 2012 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6

2.2 Landasan Teori ... 10

2.2.1 Pengertian Produktivitas ... 10

2.2.2 Efesiensi Tenaga Kerja ... 11

2.2.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... 12

2.3 Kerangka Pemikiran... 14

2.4 Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 18

3.2 Metode Penentuan Responden ... 18

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 20

3.4 Metode Analisis Data ... 20

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 23

3.5.1 Defenisi ... 23


(8)

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL KARYAWAN

4.1 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) ... 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Perkebunann Nusantara IV (Persero)

... 25

4.2 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Sawit langkat ... 28

4.3 Struktur Organisasi Kebun Sawit Langkat ... 30

4.4 Sarana dan Prasarana Karyawan ... 39

4.3 Karakteristik Responden ... 42

4.3.1 Umur... 42

4.3.2 Tingkat Pendidikan ... 42

4.3.3 Pengalaman Bekerja ... 44

4.3.4 Jumlah Tanggungan ... 44

4.4.5 Golongan Kerja ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen ... 46

5.2 Produktivitas Tenaga Kerja Karywan Pemupuk ... 47

5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen ... 48

5.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemupuk ... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 56

6.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal 1. Distribusi Karyawan pelaksana PTP Nusantara IV (Persero)

Sawit Langkat ... 18 2. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemanen)

PTP N IV Sawit Langkat Berdasarkan Afdeling ... 19 3. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemupuk)

PTPN IV Sawit Langkat Berdasarkan Afdeling ... 20 4. Ikhtisar Luas Areal Kebun Sawit LangkatTahun 2011 ... 29 5. Jumlah Karyawan di PTP Nusantara IV (Persero) Kebun

Sawit Langkat 2011 ... 30 6. Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Kelompok Umur ... 43 7. Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Kelompok

Tingkat Pendidikan ... 43 8. Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Kelompok

Pengalaman Bekerja ... 44 9. Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Kelompok

Jumlah Tanggungan ... 44 10. Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Kelompok

Golongan Kerja ... 45 11. Produktivitas Kerja rata rata Karyawan Pemanen di PTP N IV Kebun Sawit Langkat ... 46 12. Produktivitas Kerja rata rata Karyawan Pemupuk di PTP N IV Kebun Sawit Langkat ... 47 13. Analisis Regresi Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan,


(10)

terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pemanen pada

Sawit Langkat ... 48

14. Analisis Regresi Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Bekerja, Jumlah Tanggungan dan Gaji Pokok terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pemupuk pada


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Data Karakteristik Karyawan Sampel Pemanen ... 59

2. Data Karakteristik Karyawan Sampel Pemupuk ... 60

3. Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen ... 61

4. Produktivtas Tenaga Kerja Karyawan Pemupuk ... 62

5. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen ... 63

6. Hasil Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemupuk... 70


(12)

ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KARYAWAN PEMANEN DAN PEMUPUK

DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 1V KEBUN SAWIT LANGKAT

SITI RAMADHANI MANURUNG

Produktivitas tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting terhadap proses produksi dengan didukung adanya faktor sumber daya manusia, karena kegiatan produksi dipengaruhi oleh kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan sebuah produksi. Produktivitas berfungsi sebagai ukuran pengembangan dalam mengembangkan kualitas kinerja.

Adapun tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen, 2) Untuk mengetahui bagaimana produktivitas tenaga kerja karyawan pemupuk, 3) bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi (umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji ) terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif melalui pembagian kuesioner dilapangan dan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17. Jumlah sampel yang berhasil ditarik adalah 20 orang pemanen dan 20 orang pemupuk.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa: Produktivitas tenaga kerja pemanen rata rata per ha adalah sebesar 1.124 Kg/HKP.Produktivitas tenaga kerja pemupuk rata rata per petani adalah sebesar 2 Ha/HKP dan penggunaan pupuk per Ha rata rata adalah sebesar 220 Kg/HKP.Produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dipengaruhi secara nyata oleh gaji pokok sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak berpengaruh secara nyata.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang tangguh dalam menghadapi perkembangan ekonomi dunia. Salah satu subsektor penting dari sektor pertanian adalah perkebunan yang cakupan usahanya mencapai lebih dari seratus komoditi. Beberapa jenis komoditas perkebunan yang memberikan kontribusi besar bagi devisa negara seperti karet, kopi, kelapa dan kakao merupakan perkebunan rakyat. Di tengah-tengah perkembangan dan pembangunan berbagai komoditas konversional tersebut, muncul satu komoditas yang hingga akhir 1970 an hanya di kelola oleh perkebunan besar yaitu kelapa sawit. Pada saat itu pasar dunia menunjukkan tren permintaan minyak kelapa sawit yang meningkat sejalan dengan kemajuan teknologi pemanfaatan minyak kelapa sawit untuk kesejahteraan manusia. Inilah pemicu berbagai pihak, baik pemerintah dan swasta mengembangkan perkebunan kelapa sawit dalam skala besar dan direncanakan dengan baik (Badrun, 2006).

Perkebunan kelapa sawit pertama di Indonesia dirintis oleh K.schadt. Pengusaha Jerman di Tanah Itam Ulu, Sumatera Utara pada tahun 1911, juga pada tahun yang sama oleh M.andrien hallet, pengusaha Belgia membuka kebun kelapa sawit di Sungai Liput, Aceh Timur dan Pulau Raja, Sumatera Utara. Pada tahun 1915 luas kebun kelapa sawit 2.715 ha, pada tahun 1939 tercatat 66 perusahaan perkebunan yang ditangani pengusaha Belanda dengan luas ± 100.000 ha dan Indonesia menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Pada waktu itu minyak sawit banyak dimanfaatkan sebagai minyak pelumas (PTPN IV PERSERO, 2007).


(14)

Dalam mencapai tujuan perusahaan/organisasi yaitu meningkatnya produktivitas, karyawan bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek (pelaku). Karyawan/Pegawai adalah seorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain yang mendapatkan kompensasi serta jaminan dan setiap yang bekerja menjual tenaganya kepada suatu perusahaan dan mendapatkan balas jasa sesuai peraturan atau perjanjian. Karyawan dapat menjadi perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam pencapaian tujuan perusahaan, serta mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaan. Karyawan memberikan kontribusi kepada perusahaan berupa kemampuan, keahlian dan keterampilan yang dimiliki, sedangkan perusahaan diharapkan memberikan imbalan dan penghargaan kepada karyawan secara adil sehingga dapat memberikan kepuasan. Dan akhirnya karyawan tersebut mampu meningkatkan produktivitas kerjanya dalam pencapaian tujuan perusahaan (Hasibuan.M, 2000).

Dalam manjalankan aktivitasnya, perusahaan dituntut untuk melakukan Penempatan karyawan dengan baik dengan memperhatikan kriteria- kriteria yang telah ada seperti pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan tuntutan pekerjaan serta yang lainnya, sehingga timbul timbal balik yang baik pula terhadap perusahaan yaitu produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Bahwa penempatan karyawan yang benar bermanfaat, diantaranya mencegah tingginya angka keluar masuk karyawan, keselamatan karyawannya terjaga, tidak menimbulkan konflik, semangat dan kegairahan kerja, prestasi kerja yang tinggi, produktivitas meningkat dan lain sebagainya.


(15)

Produktivitas menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yag akan diperoleh didalam proses produksi. Produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian yakni perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.Berdasarkan teori produktivitas, dikemukakan bahwa produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: Latar belakang pendidikan dan keterampilan, disiplin, motivasi, sikap dan etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, teknologi, sarana produksi dan kesempatan berprestasi (Sumarsono, 2003).

Karyawan tetap adalah karyawan kebun yang telah diangkat sebagai karyawan tetap sehingga mendapatkan gaji yang tetap dari perusahaan tiap bulan. Karyawan tidak tetap adalah karyawan yang digunakan perkebunan pada saat saat tertentu (musiman) seperti pemanen dan pemupuk. perhitungan upah pemanen dan pemupuk yang tidak tetap dilaksanakan tiap hari berdasarkan hari kerja (Simanjuntak,2007)

Peningkatan ataupun penurunan produksi dan produktivitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan produksi dan produktivitas tenaga kerja yang tercakup didalamnya. Tenaga kerja pada perusahaan-perusahaan seperti perkebunan umumnya adalah karyawan. Karyawan yang berhubungan secara langsung dengan produk yang dihasilkan perkebunan adalah karyawan pemanen dan pemupuk. Karyawan panen adalah karyawan yang kegiatannya memotong tanda buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang berceceran didalam dan diluar piringan. Selanjutnya menyusun tandan buah ditempat pengumpulan hasil (TPH). Karyawan Pemupuk adalah karyawan yang bertugas menaburkan pupuk disekitar kelapa sawit tetapi masih didalam piringan tersebut


(16)

dengan memperhatikan pelaksanaannya yaitu tepat dosis, tepat cara tabur, tepat waktu dan tepat jenis.

Salah satu hal yang dilakukan oleh PTP IV Medan, Sumatera Utara Khusunya Sawit Langkat untuk meningkatkan produksi minyak dan inti sawit terhadap tanaman perlu didukung oleh sistem pemanen dan pemupuk yang baik. Dengan demikian berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis perlu melakukan penelitian secara ilmiah untuk mengetahui bagaimana produktivitas kerja karyawan pemanen dan pemupuk dikebun sawit langkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang dapat diteliti, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen didaerah penelitian? 2. Bagaimana produktivitas tenaga kerja karyawan pemupuk didaerah penelitian? 3. Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi ( umur, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan, pengalaman bekerja dan gaji pokok) tehadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk didaerah penelitian?


(17)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk didaerah penelitian.

2. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nyata faktor sosial ekonomi ( umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja dan gaji pokok) terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk didaerah penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan skripsi penulis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Universitas Sumatera Utara Medan

2. Sebagai bahan masukan bagi instansi untuk bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan dalam peningkatan kinerja karyawan khususnya di lingkungan perkebunan

3. Sebagai bahan referensi dan bahan pembelajaran bagi pihak pihak yang membutuhkan.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN,DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaaan mendapatkan, mengembangkan, mengevaluasi dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat. Manajemen sumber daya adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer, dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian unit yang biasa mengurusi SDM adalah Departemen Sumber Daya Manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau Human Resource Departement. Manajemen sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya (Stoner, 2005).

Produktivitas karyawan menjadi pusat perhatian dalam upaya untuk meningkatkan kinerja yang mempengaruhi tingkat dan efesiensi organisasi. Analisis yang lebih mengkonsentrasikan pada kinerja akan lebih memberikan penekanan pada 3 faktor utama menyatakan motivasi karyawan , kemampuan dari karyawan serta dukungan organisasional. PTP N IV merupakan perusahaan yang besar dan memiliki


(19)

jumlah karyawan yang besar, maka dalam menjalankan aktivitas sehari - harinya tentu saja perusahaan sangat tergantung pada keinerja para karyawan agar perusahaaan tetap survive (Ravianto, 1995).

Simanjutak (2007) menyatakan bahwa mengingat pentingnya dan banyaknya kebutuhan tenaga kerja di perusahaan perkebunan, maka salah satu penentu keberhasilan produktivitas adalah tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja:

1. Sikap mental, berupa:

• Motivasi kerja • Disiplin kerja • Etika kerja 2. Pendidikan

Pada umumya orang yang mempunyai pendidikan lebih tingi akan menpunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat berarti pendidikan formal maupun non formal. Tingginya kesadaran akan pentingnya produktivitas dapat mendorong karyawan yang bersangkutan melakukan tindakan yang produktif.

3. Keterampilan

Pada aspek tertentu, apabila karyawan semakin terampil, maka akan lebih mampu bekerja serta menggunkan fasilitas kerja dengan baik. Karyawan akan menjadi terampil apabila mempunyai kemampuan (ability) dan pengalaman (experience) yang cukup.


(20)

4. Manajemen

Pengertian disini dapat dikaitkan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan untuk mengelola ataupun untuk memipin serta mengendalikan staff atau bawahannya. Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yang tinggi sehingga mendorong pegawai untuk melakukan tindakan.

5. Hubungan Industrial Pancasila

Menciptakan ketenganan kerja dan memebrikan motivasi kerja secara produktif sehingga produktivitas dapat meningkat.

Menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis sehingga menumbuhkan partisipasi aktif dalam meningkatkan produktivitas.

Meningkatkan harkat dan martabat pegawai sehingga mendorong diwujudkannya jiwa yang berdedikasi dalam upaya peningkatan produktivitas. 6. Tingkat Penghasilan

Apabila tingkat penghasilan memadai maka dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

7. Gizi dan Kesehatan

Apabila pegawai dapat dipenuhi kebutuhan gizinya dan berbadaan sehat, maka akan lebih kuat bekerja, apalagi mempunyai semangat yang tinggi maka akan dapat meningkatkan produktivitas.


(21)

8. Jaminan Sosial

Jaminan sosial yang diberikan oleh suatu organisasi kepada pegawainya dimaksudkan untuk meningkatkan pengabdian dan semangat kerja.

9. Lingkungan dan Iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggungjawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik menuju kearah peningkatan produktivitas.

10.Sarana Produksi

Mutu sarana produksi berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas, apabila sarana produksiyang digunakan tidak baik, kadang-kadang dapat menimbulkan pemborosan bahan yang dipakai.

11.Teknologi

Apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya maka akan menimbulkan :

1. Tepat waktu dalam peneyelesaian proses produksi.

2. Jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu. 3. Memperkecil tejadinya pemborosan bahan sisa.

4. Kesempatan Berprestasi

Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas.


(22)

Oleh karena itu diperlukan adanya langkah-langkah untuk mencapai tingkat produktivitas yang hendak sejalan dengan hal tersebut (T. Hani Handoko, 2001) mengemukakan langkah- langkah untuk mencapai produktivitas yaitu:

1. Mengembangkan ukuran-ukuran produktivitas pada seluruh tingkat organisasi. 2. Menetapkan tujuan-tujuan peningkatan produktivitas dalam konteks-konteks yang

telah ditetapkan.

3. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan. 4. Mengimplementasikan rencana

5. Mengukur hasil. 2.2Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Produktivitas Tenaga kerja

Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu atau Y/Xtk dimana Y= produksi (kg) Xtk= input tenaga kerja (HKP). Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, meningkatkan pendapatan atau kesejahteraannya dapat ditempuh dengan upaya hasil persatuan luas, persatuan waktu serta mendistribusikan tenaga kerja yang optimal.

Pada umumnya setiap penempatan karyawan yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, karena dengan produktivitas kerja yang tinggi mereka dapat memberikan hasil yang tinggi.

Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas untuk kerja juga penting diperhatikan. Produktivitas karyawan perlu memperhatikan usaha yang dilakukan karyawan dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang


(23)

berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dirinya sesuai dengan tuntutan tugas.

Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian produktivitas, maka dapat diartikan secara umum yaitu sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan dengan apa yang dimasukkan. Jadi produktivitas merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan kekuatannya dan mewujudkan segenap potensi yang apa adanya. Menggunakan kemampuan atau mewujudkan segenap potensi guna mewujudkan kreativitas. Untuk menjaga agar produktivitas kerja terjamin, sudah seharusnya pimpinan memperhatikan penempatan karyawan, sehingga semangat dan dan gairah kerja semakin meningkat.

2.2.2 Efesiensi Tenaga Kerja

Salah satu cara mengukur efesiensi adalah dengan produktivitas tenaga kerja. Satuan kerja diperlukan untuk mengukur efesiensi, yaitu jumlah pekerjaan yang produktif yang berhasil diselesaikan seseorang pekerja, dapat diukur sebagai berikut (a) luas tanaman per hari kerja pria produktif, (b) jumlah ternak per hari kerja pria produktif , (c) jumlah ternak produktif per hari kerja pria produktif, (d) pendapatan per tenaga kerja (per hari kerja). Efesiensi penggunaan tenaga kerja dapat diperhitungkan sebagai upaya penggunaan input tenaga kerja yang sekecil kecilnya untuk mendapatakan produksi yang sebesar besarnya. Tenaga tenaga kerja lainnya dikonversikan kepada tenaga kerja pria dewasa dengan patokan:

1 tenaga pria dewasa=1tksp (1tskp=8jam) 1 tenaga kerja wanita dewasa = 0,8tskp


(24)

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja

Untuk meningkatkan produktivitas kerja yang tinggi, pimpinan perusahaan harus memiliki sikap mental yang berorientasi produktif dan selalu menggunakan potensi yang maksimal, optimis, tekun, dan berusaha sungguh-sungguh dalam menghadapi tantangan pembangunan.

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain seperti pendidikan, keterampilan, displin sikap, dan etika kerja, motivasi ,gizi, dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja teknologi, sarana produktivitas, manejemen dan kesempatan berprestasi (SuryantoAhmad,2008).

Faktor- faktor yang harus dipertimbangkan dalam Peningkatan produktivitas kerja karyawan, antara lain :

1. Faktor Usia (Umur)

Dalam rangka menempatkan karyawan, faktor usia pada diri karyawan yang lulus dalam seleksi perlu mendapatkan pertimbangan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari rendahnya produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan. Petani ( dalam penelitian ini disebut karyawan panen dan pemupuk ) berusia lanjut berumur 65 tahun keatas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara hidupnya. Karyawan panen bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru. Karyawan panen dan pemupuk yang berusia lanjut tidak mempunyai kekuatan tenaga dalam mengusahakan usahataninya sehingga hanya mampu mengusahakan dalam


(25)

skala kecil. Usia tenaga kerja yang produktif berumur 16-64 tahun, sedangkan pada usia 65 keatas sudah dikatakan usia lanjut (Van den ban dan Hakwiks,1999).

2. Faktor Prestasi Akademis ( Tingkat Pendidikan)

Prestasi akademis yang telah dicapai oleh karyawan yang bersangkutan selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan pertimbangan. Dengan mempertimbangkan faktor prestasi akademis, maka dapat ditetapkan dimana karyawan yang bersangkutan akan ditempatkan sesuai dengan prestasi akademisnya. Pendidikan yang minim mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber sumber alam yang tersedia. Hal ini berakibatkan pada setiap usaha usaha penduduk yang hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah. Rendahnya mutu SDM (pengetahuan dan keterampilan karyawan pemanen dan pemupuk) karena kurangnya pendidikan dan pelatihan yang mereka peroleh. Lemahnya pendidikan karyawan pemanen dan pemupuk dapat mengakibatkan kemiskinan (Van den ban dan Hakwiks,1999).

3. Faktor Status Perkawinan ( Jumlah tanggungan)

Mengenai status perkawinan karyawan adalah merupakan hal yang sangat penting. Selain untuk kepentingan ketenagakerjaan juga sebagai bahan pertimbangan dalam penempatan karyawan. Jumlah tanggungan semakin banyak menekankan akan adanya lahan tanaman yang luas untuk membiayai kebutuhan keluarganya. Jumlah tanggungan semakin tinggi dan rendahnya penddidikan disektor pertanian dapat mengakibatkan tingkat pendapatan yang rendah dan pengembangan pertanian akan terlambat, hal ini mengakibatkan tabungan rendah, investasi pengembangan rendah, sulit memperoleh modal pinjaman (Van den ban dan Hakwiks,1999).


(26)

4. Faktor Pengalaman

Pengalaman bekerja pada pekerjaan yang sejenis yang telah dialami sebelumnya perlu mendapatkan pertimbangan dalam rangka penempatan karyawan tersebut. Hal tersebut berdasarkan pada kenyataan yang menunjukkan bahwa makin lama bekerja maka makin banyak pengalaman yang dimiliki oleh karyawan yang bersangkutan. Banyaknya pengalaman bekerja memberikan kecenderungan bahwa karyawan yang bersangkutan memiliki keahlian dan pengalaman yang relatif tinggi. Pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh pula dalam menerima inovasi dari luar. Lamanya pengalamaan diukur mulai sejak kapan karyawan panen dan pemupuk itu aktif secara mandiri mrngusahakan usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian. Petani yang sudah mempunyai pengalaman dalam mengelolah usahataninya merasa sudah mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang tinggi, sehingga sebagian petani tidak percaya terhadap penyuluhan. Seseorang yang mempunyai pengalaman yang tinggi tidak dapat dikatagorikan mempunyai tingkat produksi yang tinggi. Tingginya produksi tergantung pada pemeliharaan tanaman yang dibudidayakan (Van den ban dan Hakwiks,1999).

2.3 Kerangka Pemikiran

Didalam suatu perusahaan perkebunan yang besifat padat karya, faktor tenaga kerja sangat menentukan pencapaian tujuan perusahaan. Tenaga kerja dalam perkebunan terdiri dari pekerja/pelaksana, pimpinan, dewan direksi, komisaris dan pemilik. Pekerja/pelaksana ini terdiri dari pekerja (skill/unskiil) dan mandor. Karyawan pemanen dan pemupuk termaksuk kedalam katagori pekerja unskill


(27)

dimana karyawan panen dan pemupuk ini terdiri dari karyawan tetap (BHT) dan karyawan harian lepas (BHL).

Secara logika, peningkatan kinerja karyawan panen dan pemupuk akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja itu sendiri dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Aspek yang akan dinilai dalam kinerja antara lain: kuantitas dari hasil dan kehadiran.

Kualitas kerja pemanen dan pemupuk yang dinilai adalah lebih borong, yaitu merupakan selisih antara hasil yang diperoleh dan basis borong yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila lebih borong sesudah adanya perubahan tarif premi meningkat lebih tinggi daripada lebih borong sebelum adanya perubahan tarif premi, maka kualitas kerja karyawan mengalamin kenaikan, dan sebaliknya. Kehadiran kerja dinilai dari jumlah hadir untuk memanen dan memupuk kelapa sawit. Apabila jumlah hari kerja memanen dan memupuk sesudah adanya perubahan tarif premi lebih tinggi daripada jumlah kerja sebelum adanya perubahan tarif, maka kehadiran kerja mengalami kenaikan, dan sebaliknya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja,jumlah tanggungan dan gaji. Salah satu untuk meningkatkan kinerja ini perusahaan perlu memberikan penghargaan. Penghargaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatakan kinerja karyawan panen dan pemupuk adalah dengan pemberian peningkatan gaji. Gaji


(28)

adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah mengerjakan pekerjaan sesuai yang telah ditentukan perusahaan.

Gambaran tentang kerangka pemikiran dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran dibawah ini:

PTP N IV Sawit Langkat

Karyawan Tetap

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

: Menyatakan pengaruh Produktivitas

Tenaga Kerja

Pemanen Pemupuk

Faktor Sosial Ekonomi 1. Umur

2. T. Pendidikan 3. Pengalaman

Bekerja 4. Jumlah

Tanggungan 5. Gaji Pokok


(29)

2.4 Hipotesis Penelitian

Untuk mengarahkan analisis dalam penelitian ini, maka diajukan beberapa hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu:

• Faktor sosial ekonomi ( umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja dan gaji) berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pada pemanen dan pemupuk di Sawit Langkat


(30)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Sawit Langkat PT Perkebunan Nuantara IV, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat. Penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan dalam penentuan daerah/lokasi penelitian adalah sawit langkat termaksud salah satu PTPN yang memilki jumlah karyawan yang besar yang terdiri dari 8 afdeling.

Tabel 1: Distribusi Karyawan pelaksana PTP Nusantara IV Sawit Langkat

No

Jumlah Karyawan Pelaksana di Afdeling

Berdasarkan Jenis Kelamin

Total Pria Wanita

1 Afd I 105 37 142

2 Afd II 78 46 124

3 Afd III 85 42 127

4 Afd IV 94 58 152

5 Afd V 84 43 127

6 Afd VI 92 47 139

7 Afd VII 81 47 128

8 Afd VIII 89 36 125

TOTAL 709 356 1065

(Sumber: Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) Sawit Langkat, 2011 (BHT)

3.2 Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster sampling.

Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya dari satu kelompok (afdeling I-VIII). Tiap individu yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Jumlah sampel diambil sebanyak 40 sampel untuk karyawan pemanen 20


(31)

orang dan karyawan pemupuk 20 orang. Hal ini berdasarkan pernyataan Sumanto dalam Wirartha (2006) bahwa jumlah minimum sampel untuk penelitian kausal komparatif adalah 30 sampel. Penarikan sampel chuster sampling berdasarkan Afdeling dapat dilihat pada Tabel 2.

Sampel Penelitian dihitung dengan persamaan soepomo (1997) yaitu : Spl = n x Js

N

Dimana: Spl : Sampel

n : Jumlah Karyawan Pelaksana (Pemanen dan Pemupuk) N : Total Populasi

Js : Jumlah Sampel (40 orang)

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemanen) PTP N IV Sawit Langkat Berdasarkan Afdeling

No

Kelas Interval Berdasarkan Afdeling

Populai Karyawan

Pemanen Sampel (Orang)

1 Afd I 19 19/130 x 20 = 3

2 Afd II 25 25/130 x 20 = 4

3 Afd III 19 19/130 x 20 = 3

4 Afd IV 13 13/130 x 20 = 2

5 Afd V 10 10/130 x 20 = 2

6 Afd VI 19 19/130 x 20 = 3

7 Afd VII 10 10/130 x 20 = 1

8 Afd VIII 15 15/130 x 20 = 2

Jumlah 130 20


(32)

Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Karyawan Pelaksana (Pemupuk) PTPN IV Sawit Langkat Berdasarkan Afdeling

No

Kelas Interval Berdasarkan Afdeling

Populai Karyawan

Pemupuk Sampel (Orang)

1 Afd I 14 14/100 x 20 = 3

2 Afd II 6 6/100 x 20 = 1

3 Afd III 10 10/100 x 20 = 2

4 Afd IV 15 15/100 x 20 = 3

5 Afd V 7 7/100 x 20 = 1

6 Afd VI 22 22/100 x 20 = 4

7 Afd VII 10 10/100 x 20 = 2

8 Afd VIII 16 16/100 x 20 = 3

Jumlah 100 20

( Sumber: Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) Sawit Langkat, 2011)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan hasil pengumpulan data secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner serta pengamatan dan diskusi dilapangan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari PT perkebunan Nusantara IV, unit kebun sawit langkat, instansi-instansi yang terkait dan referensi yang berhubungan.

3.4 Metode Analisis Data

Untuk Masalah (1 dan 2), menghitung produktivitas kerja karyawan pada pemanen dan pemupuk dilakukan secara deskriptif berdasarkan data primer yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dilokasi penelitian.

Untuk hipotesis (1), dianalisis dengan analisis regresi linear berganda dengan alat bantu SPSS 17 untuk melihat pengaruh faktor sosial yaitu umur, tingkat


(33)

pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bekerja dan gaji pokok terhadap produktivitas kerja karyawan pada pemanen dan pemupuk didaerah penelitian. Bentuk umum model regresi linier berganda adalah :

Y= a+a1X1+a2X2+a3X3+a4X4+a5X5+µ

Dimana:

Y = Produktivitas pemanen ( Kg/HKP) dan Pemupuk (Ha/HKP) a = Koefisien Intersep

a1-a5 = Koefisien regresi faktor sosial

X1 = Umur (tahun)

X2 = Tingkat pendidikan (tahun)

X3 = Jumlah tanggungan (jiwa)

X4 = Pengalaman bekerja (tahun)

X5 = Gaji Pokok (Rp/Bln)

µ = random error

Untuk menguji variabel tersebut berpengaruh secara serempak maka digunakan rumus uji F, yaitu :

Fhitung = R2 (n – k – 1)

k (1- R2)

Keterangan :

R2 =Koefisien Determinasi n = Jumlah sampel

k = Derajat bebas pembilang n-k-1 = Derajat bebas penyebut


(34)

Kriteria Uji :

Untuk H0 = Terdapat pengaruh tidak nyata antara faktor sosial terhadap produktivitas

tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk

H1 = Terdapat pengaruh nyata antara faktor sosial terhadap produktivitas tenaga kerja

karyawan pemanen dan pemupuk

H0 diterima (H1 ditolak ) apabila Fhitung ≤ Ftabel

H0 ditolak (H1 di terima) apabila Fhitung > Ftabel

Untuk menguji kelima variabel tersebut berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan pada pemanen dan pemupuk maka digunakan rumus uji t, yaitu :

thitung = b1 – Bi

S bi

i = 1,2,3,4,5... Keterangan :

Bi = Mewakili nilai B tertentu, sesuai hipotesisnya

S bi = Simpangan baku koefisien regresi b

b1 = Koefisien regresi

Kriteria Uji:

Untuk H0 = Terdapat pengaruh tidak nyata antara faktor sosial terhadap produktivitas

tenaga kerja karyawan pemanen dan pemupuk

H1 = Terdapat pengaruh nyata antara faktor sosial terhadap produktivitas tenaga kerja

karyawan pemanen dan pemupuk

H0 diterima (H1 ditolak ) apabila thitung ≤ttabel


(35)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional ebagai berikut:

3.5.1 Defenisi Operasional

1. Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dari peranan tenaga kerja per satuan waktu. Produktivitas tenaga kerja ini diukur dalam rupiah per satuan waktu per orang. Produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan basis borong yang telah ditentukan.

2. Karyawan adalah seorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah orang lain dan menerima kompensasi dan jaminan.

3. Tenaga kerja buruh adalah tenaga kerja yang bekerja baik dalam maupun luar hubungan kerja.

4. Pemanen adalah seorang yang kegiatannya memotong tanda buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang berceceran didalam dan diluar piringan.

5. Pemupuk adalah seorang yang bertugas menaburkan pupuk disekitar kelapa sawit tetapi masih didalam piringan.

6. Umur adalah Usia Karyawan (Responden).

7. Pendidikan dalam penelitian dimaksud adalah pendidikan formal yaitu jenjang pendidikan SD, SMTP, SMTA yang diukur dalam satuan waktu tahun.

8. Pengalaman Bekerja adalah Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang baik.


(36)

9. Upah/gaji adalah besarnya imbalan berupa uang tunai rata-rata yang diterima responden dalam satu bulan. Upah diukur dalam satuan rupiah.

10. Premi adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampauibatas ketentuan yang telah ditetapkan.

11. Jumlah tanggungan adalah banyaknya jumlah anak dari setiap karyawan tetapi tidak lebih dari 3 dalam per rumah tangga.

12. Topografi adalah keadaan wilayah atau lahan kelapa sawit yang dibedakan atas daerah yang betopografi rata,gelombang,bukit.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Kebun Sawit Langkat Kecamatan padang tualang, Kabupaten Langkat

2. Sampel penelitian adalah karyawan pemanen dan pemupuk kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara IV, Unit Kebun Sawit Langkat.


(37)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL KARYAWAN 4.1 Gambaran Umum PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) 4.1.1 Sejarah Berdirinya PT Perkebunann Nusantara IV (Persero)

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang disingkat PTP N IV (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri.PTP N IV (Persero) didirikan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang penggabungan kebun kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dan akkte Notaris Harun Kamil, SH No 37 tanggal 11 Maret 1996.

Mendapat Pengesahan dari menteri kehakiman dengan surat keputusan No. C2-8332.HT.01.01 tanggal 8 agustus 1996, dan diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia No.81 tanggal 8 oktober 1996 dan perubahan anggaran dasar berdasarkan akte No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang disetujui oleh menteri kehakiman dan hak azasi manusia RI dengan keputusan surat No.C -20652.HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002.PTP N IV (Persero) merupakan penggabungan dari 3 (tiga) PTP, yaitu PTP VI, PTP VII, PTP VIII.

PTP N IV (Persero) memiliki 32 unit usaha dan proyek pengembangan yang terletak di 10 kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Toba Samosir,Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal, PTP N IV (Persero) mengelola 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 4 unit


(38)

Pabrik Teh dengan kapasitas total 271 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 1 unit pabrik pengelolahan inti sawit dengan kapasitas 400 ton perhari. PTP N IV (Persero) didukung oleh 1 unit usaha perbengkelan pabrik mesin tenera (PMT) dan 3 unit usaha rumah sakit yaitu Rumah Sakit Laras, Rumah sakit Balimbingan, Rumah Sawit Pabatu.

PTP N IV (Persero) memiliki 2 anak perusahaan yaitu PT Pamina Adolina yang bergerak dibidang pengelolahan minyak goreng dan margarine dan PT .Sarana Agro Nusantara (PT.SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki timbun dan pemompaan (Crude Palm Oil ) CPO. PTP N IV (Persero) juga ikut dalam penyertaan saham dengan PTP N III (Persero) dan koperasi karyawan Nusa Tiga, pada PT ESW Nusantara Tiga, yang bergerak dalam bidang usaha pengelolahan serbuk batang sawit dan PT . Pedasa Enam Utama yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit. PTP N IV (Persero) melakukan restruktrisasi organisasi melalui pengelompokan unit usaha ke dalam 6 (enam) Grup Unit usaha (GUU) sebagai embrio Unit Usaha Strategi (SBU). Sampai dengan akhir tahun 2006, PTP N IV (Persero) memperkerjakan karyawan tetap dan honor sebanyak 34.960 orang.

Saat ini kantor pusat PTP N IV (Persero ) terhitung tanggal 1 september 2003 secara aktif telah berkedudukan di Medan. Penentuan letak kantor pusat telah tercantum dalam akte notaris Sri Rahayu H.Prasetyo,SH tanggal 26 September 2002. Selain itu PTP N IV (Persero) juga memiliki unit-unit yang mengelola sawit, teh, dan kakao, dimana pengelolahan unit unit tersebut tunduk kepada kebijaksanaan dan peraturan - peraturan yang ditetapkan oleh pusat dalam hal ini adalah Direktur Utama


(39)

Adapun daerah unit unit usaha tersebut adalah sebagai berikut: Gabungan Unit Usaha I (GUU I) terdiri dari:

1. BAJ : Bah Jambi 2. MAT : Marihat

3. DOS : Dolok Sinumbah 4. TON : Tonduhan 5. PAM : Pasar Mandoge 6. SKO : Sei Kopas 7. BAL : Balimbingan

Gabungan Unit Usaha II (GUU II) terdiri dari: 1. DOL : Dolok Ilir

2. LAR : Laras

3. GUB : Gunung Bayu 4. MAY : Mayang 5. BUL : Bukit Lima 6. TIU : Tanah Itam Ulu

Gabungan Unit Usaha III (GUU III) terdiri dari: 1. ADO : Adolina

2. PAB : Pabatu 3. TIN : Tinjauan

4. PDM : Padang Matinggi 5. AEN : Aek Nauli 6. ABA : Air Batu


(40)

7. SAL : Sawit Langkat

Gabungan Unit Usaha IV (GUU IV) terdiri dari: 1. PUR : Pulau Raja

2. BER : Berangir 3. AJA : Ajamu

4. MEP : Meranti Paham 5. OSA : Sosa

Gabungan Unit Usaha V (GUU V) terdiri dari: 1. BUT : Bah Butung

2. ULU : Bah Birung Ulu 3. MAR : Marjanji

4.2 Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Sawit Langkat Unit Kebun Sawit Langkat (disingkat SAL) berdiri sejak tanggal 01 Agustus 1974 sebagai salah satu Unit Usaha dari PTP.VIII karena kerugian yang dialami selama menjadi unit pengolahan hasil hutan (LOG) maka pada tahun 1979 di konversi menjadi Kebun Kelapa Sawit. Tahun 1996 SAL menjadi salah satu dari 37 Unit kerja PTP. Nusantara IV (hasil gabungan PTP. VI, VII, VIII). Pada tahun 1996 sesuai dengan keputusan RI,Pembantu penguasa barang investasi milik negara no 9/1996 pada tanggal 11 maret 1996 wujud konsulidasi BUMN perkebunan adalah peleburan 26 PTP dan satu PT BMT (BUMN Perternakan) menjadi 14 BUMN baru, dengan nama PTP Nusantara. PTP VI, PTP VII, PTP VIII dikelompokan menjadi PTP Nusantara IV dengan kantor Direksi di Bah jambi, Pematang Siantar.


(41)

Jadi terhitung mulai tanggal 11 maret 1996, maka pembagian wilayah PTP IV adalah sebagai berikut:

1. Wilayah I : PTP VII 2. Wilayah II : PTP VI 3. wilayah III : PTP VIII

PTP IV Kebun Sawit Langkat ini terletak di Provinsi Sumatera Utara yang merupaka salah satu cabang dari PTP N IV dimana pada tahun 2003 kantor Direksi berpusat di Medan. SAL terletak di Desa Banjaran Raya (Desa Pemekaran) Kec.Padang Tualang, Kab. Langkat, ± 80 km dari kota Propinsi Medan kondisi topografi datar ± 38%, bergelombang 29% dan berbukit 33%, Sawit Langkat berada pada ketinggian ± 100 meter dari permukaan laut jenis tanah Podsolik merah kuning. Kebun SAL memiliki luas lahan 6.475 Ha, yang terdiri dari 8 afdeling tanaman kelapa sawit. Adapun perincian bagian bagian areal perkebunan Sawit Langkat dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Ikhtisar Luas Areal Kebun Sawit Langkat Tahun 2011

N0 Keterangan Luas (Ha)

1 Afdeling – I 1.176

2 Afdeling – II 964

3 Afdeling – III 825

4 Afdeling – IV 761

5 Afdeling – V 684

6 Afdeling – VI 782

7 Afdeling – VII 646

8 Afdeling – VIII 637

Jumlah 6.475


(42)

Berdasarkan data tabel di atas, diketahui bahwa luas lahan di PTP N IV Kebun Sawit Langkat yang memiliki luas lahan lahan paling besar adalah afdeling I dan yang memiliki luas lahan paling kecil adalah afdeling 8.

Tabel 5. Jumlah Karyawan di PTP N Kebun Sawit Langkat Tahun 2011

No Keterangan Jumlah

1 Karyawan Pimpinan

Manajer Unit 1

Kadis Tanaman 2

Ass Tanaman 8

Administrasi 2

Ass teknik 1

Ass pengolahan 4

Ass.umum 1

2 Pengamanan 1

3 Karyawan Pelaksana golongan IA/IID

Karyawan Golongan IA 19

Karyawan Golongan IB-IID 1046

jumlah seluruhnya 1085

(Sumber : PT.Perkebunan Nusantara IV,Sawit Langkat, tahun 2011)

4.2.1 Struktur Organisasi Kebun Sawit Langkat

Organisasi adalah proses menetapakan dan mengelompokan pekerjaan yang akan dilakukan, merumuskan dan melimpahkan tanggung jawab dan wewenang serta menyusun hubungan- hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang bekerja secara efektif.

Struktur organisasi yang digunakan oleh PTP Nusantara IV SAL adalah stuktur organisasi garis staf yang didalamnya dibantu beberapa orang staf yang didalamnya telah terlihat batasan-batasan pertanggung jawaban dari setiap bidang pekerjaan tersebut, di samping itu ditunjukan hubungan antara satu seksi dengan seksi lainnya melalui fungsinya masing-masing.


(43)

Untuk mencapai tujuannya perusahan harus benar-bernar memperhatikan untuk mewujudkan kerja sama yang baik dari setiap personil yang ada. Berbagai pekerjaan struktur organisasi perusahaan agar melalui tanggung jawab yang diberikan, dicapai sesuai dengan sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Badan organisasi PTP Nusantra IV Unit Usaha Sawit Langkat dapat kita lihat sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) SAWIT LANGKAT

ASS.

KADIS

Gambar 2. Skema Struktur Organisasi PTP N IV Sawit Langkat MANAJER UNIT

KADIS TANAMAN KADIS TANAMAN ASS.TEKNIK ASS.ADM

ASS. UMUM

PAPAM ASS. AFDELING ASS. AFDELING

1 3 5 7 2 4 6 8


(44)

1) Menejemen dan strutur organisasi PTP Nusantara IV Unit Usaha Sawit Langkat

Fungsinya adalah sebagai berikut:

• Mengkoordinasi penyusunan Rencana Anggaran Belanja Tahunan Perkebunan.

• Menanda-tangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku.

• Mengerjakan kegiatan-kegiatan kepala dinas.

• Melaporkan data serta kegiatan yang ada pada direksi. Tanggung Jawab:

• Terhadap pencapaian target-target serta kelancaran prusahaan. • Terhadap biaya-biaya yang diberikan pada bagian.

• Terhadap tugas-tugas yang didedikasikan. 2) Kepala Dinas Tanaman

Fungsi: Sebagai wakil manejer unit dalam mengolah dibidang tanaman yang di bantu oleh asisten afdiling.

Tugas dan kewajiban:

• Menerima perintah dan tnggung jawab dari Menejer Unit.

• Mengkoordinasi perencanaan dan pelaksanan Kegiatan asisten afdeling. • Melaporkan dan serta kegiatan ditiap-tiap afdeling pada mnenjer unit. • Mengawasi kegiatan-kegiatan asisten afdeling.


(45)

Tanggung jawab:

• Atasan langsung: Manejer unit.

• Bawahan langsung : Kepala-kepala seksi (staf afdeling). 2) Kepala Dinas Teknik.

Fungsi: sebagai wakil manejer unit dalam pengolahan dalam bidang teknik yang di bantu ole asisten teknik (bengkel umum, reperasi, bangunan dan listrik).

Tugas-tugas dan kewajiban:

• Mengkoordinasi segala kegiatan dalam bidang teknik.

• Mengkoordinasi / menyusun kegiatan-kegiatan dibidang teknik. • Merencanakan kegiatan-kegiatasn dibidang teknik.

• Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan dari ttiap-tiap bagian teknik.

• Mengawasi kegiatan-kegiatan teknik. • Menjalin suasana kerja yang baik.

• Melaksanakan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan. • Menentukan informasi pada adminitrasi.

Tanggung jawab:

• Terhadap pencapaian target-target serta kelancaran operasi pabrik, transportasi, listri dan bngunan.

• Terhadap informasi yang diberikan.

• Terhadap baiya-biaya ooperasi bengkel motor, bengkel umum, llistrik dan bangunan.


(46)

4) Kepala Dinas Pengolahan.

Fungsinya: Sebagai wakil manejer unit dengan memimpin pekerjaan atau kegiatan dibidang pengilahan pabrik yang dibantu oleh asisten pengolahan.

Tugas dan tanggung jawab:

• Merencanakan bagian pengolahan dan laboratorium.

• Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatn bagian pengolahan dan laboratorium. • Mengarahkan kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.

• Menanda tanagani dan mengecek formulir dan laporan sesuai dengan dan prosedur yang berlaku.

• Mengawasi kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium kepala laboratorium manejer unit.

Tanggung jawab:

• Terhadap pencapaian target serta kelancaran pengolahan minyak kelapa sawit. • Terhadap informasi yang berlaku.

• Terhadap tugas-tugas yang didelegasikan. • Bertanggung jawab terhadap menejer unit • Terhadap biaya-biaya kelancaran pengolahan 5) Kepala Dinas Tata Usaha

Fungsinya: Sebagai wakil manejer unit dengan memimpin seluruh adminitrasi perusahaan dibantu oleh asisten adminitrasi dan asisten gudang.


(47)

Tugas dan kewajiban:

• Merencanakan kegitan bagian adminitrasi kantor. • Mengorganisasikan kegiatan bagian adminitrasi.

• Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.

• Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyedian barang-barang. • Mengawasi seluruh kegiatan-kegiatan adminitrasi perusahaan.

Tanggung jawab:

• Terhadap kelancaran semua adminitrasi • Terhadap infomasi yang di beriakan • Terhadap tugas-tugas yang didelegasikan • Terhadap biaya-biaya perkantoran

6) Asisten SDM dan Umum

Fungsinya: sebagai wakil adminitrasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja. Tugas dan Kewajiban:

• Mengawasi serta meneliti penerimaan tenaga kerja yang berpedoman pada standart yang telah ditetapkan ooleh direksi.

• Melaksanakan kegiatan yangdiprogramkan pemerintah setela mendapatkan persetujuan dari pimpinan perusahaan

• Membina hubungan baik dengn pihak lain yaitu Pemerintahan maupun masyarakat sekeliling perusahaan

• Menkoordinasikan kegtan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan • Memberikan informasi kepada menejer unit dibidang produktivitas


(48)

Tangung jawab:

• Terhdap pencapaian target serta kelancaran kerja • Terhadap informasi yang diberikan

• Terhadap tugas-tugas yang dideligasikan 7) Asisten Afdeling

Fungsinya: Membantu asisten-asisten kepala dengan memimpin kegiatan di bidang afdeling

Tugas dan kewajiban:

• Mengawasi produk/ hasil-hasil panen agar jangan tertinggal kegiatan di lapangan yang di bantu oleh mandor

• Memimpinsegala kegiatan afdeling yang berpedoman kepada petunjuk asisten kepala dan adminitrasi

• Menjamin kerja yang baik Melaporkan kegiatan kepada asisten kepala • Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan Tanggung jawab:

• Terhadap pencapaian target serta kelancaran panen • Terhadap tugas-tugas dideligasikan

• Terhadap tugas yang diberikan


(49)

8) Asisten Bengkel Umum

Fungsinya: Membantu kepala Dinas teknik dengan memimpin bagian referasi pabrik.

Tugas dan Kewajiban:

• Mengenai pemeliharaan / pemeriksaan mesin mesin yang ada dipabrik agar tetap dalam keadaan baik.

• Menkoordinasikan segala kegiatan referasi pabrik. • Mendelegasikan tugas dapat dikerjakan oleh bawahan

• Mengarahkan kegiatan bagian referasi merencanakan kegiatan referasi. Tanggung Jawab:

• Terhadap pencapaian target-target serta kelancaran operasi pabrik • Terhadap tugas-tugas yang didelegasikan

• Terhadap biaya-biaya operasi • Terhadap informasi yang diberikan 9) Asisten pengolahan/ pabrik

Fungsi: Membantu kepala dinas pengolahan mengawasi kegiatan pabrik Tugas dan kewajiban:

• Mengawasi semua kegiatan instalasi pabrik

• Mengawasi proses pengolahan buah segar sehingga diperoleh kwalitas dan kwantitas yang berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh pimpinan perusahaan.


(50)

• Memberikan data serta kegiatan proses produksi Tanggung Jawab:

• Terhadap kelancaran kerja di pabrik • Terhadap tugas-tugas yang dideligasikan • Terhadap informasi yang di berikan 10) Asisten sipil/trans/ motor

Fungsinya: Membantu kepala dinas teknik dengan memimpin ssegala kegiatan transfortasi, dibantu oleh mandor.

Tugas dan tanggung jawab:

• Mengkoordinir pemakaian kendaran bermotor/trakor • Mengawasi pemeliharaan kendaraan bermotor/traktor • Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik. 11) Asisten sortasi TBS.

Membantu kepala dinas pengolahan dengan memimpin segala kegiatan dibidang TBS

12) Asisten Tata usaha

Membantu kepala dinas tata usaha dalam bidang tata usaha perusahaan 13) Perwira Pengaman


(51)

Tugas dan kewajiban:

• Pengawasan pengamatan informasi serta infestaris perusahaan\Memelihara dan menjaga ketenaga kerjaaan serta ketentuan karyawan dalam menjalankan tugas

• Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh bawahan • Memberikan informasi kepada atasan

• Membawahi bidang BAKORTIBA (Badan Koordinasi Anti Kebakaran). 4.4 Sarana dan Prasarana Karyawan

Kesejahtreaan Sosial

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial bagi para karyawan disediakan berbagai fasilitas sebagai berikut: Perumahan, Air, Listrik, Poliklinik, Sarana Pendidikan, Sarana Peribadatan, Sarana Olahraga, Penitipan Anak, dan Asuransi Tenaga Kerja.

Pembibitan

Luas areal Pembibitan Unit Usaha SAL adalah 6 Ha, yang mana pembibitan ini meliputi peyemaian bibit Kelapa Sawit mulai dari kecambah sampai dengan siap

tanam, untuk memenuhi kebutuhan bibit pada saat kebun mengadakan peremajaan.

Sosial Tenaga Kerja

Semua Tenaga Kerja dipertanggungkan dalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Kematian, Kecelakaan dan Program Pensiun, Disamping itu, semua karywan juga memegang Polis Asuransi Jiwasraya (kumpulan).


(52)

Perumahan

Perumahan untuk Karyawan Pimpinan dan Karyawan Pelaksana seluruhnya dilengkapi dengan listrik dan air bersih, dengan perincian sebagai berikut: Rumah Karyawan Pimpinan lebih besar dan difasilitasi seorang pembantu dan Rumah Karyawan Pelaksana tergantung golongan untuk mendapatkan rumah permanen dan non permanen.

Sarana Pendidikan

Dalam upaya turut mencerdaskan kehidupan bangsa, di Unit Usaha Sawit Langkat dilengkapi sarana pendidikan yakni STK, SMP, dan Madrasyah. Anak anak karyawan dapat bersekolah dengan biaya yang sangat minim dibandingkan dengan bersekolah diluar kebun.

MTSI

MTSI Komisariat Kebun Sawit Langkat merupakan bagian dari MTSI Pusat Kantor Direksi. Kegiatan yang dilaksanakan mengadakan pembinaan terhadap kelompok-kelompok Wirid Yasin kaum Bapak dan Ibu di Kebun Sawit Langkat untuk melaksanakan pengajian dan peringatan-peringantan Hari Besar Islam. Selain dari itu juga mengadakan pembinaan pengembangan pendidikan kemadrasahan yang terdiri dari TK/TPA Al-Qur’an, MDA serta membina hubungan baik antar umat beragama.


(53)

PHBK

PHBK adalah singkatan Panitia Hari-hari Besar Kristen, merupakan pembinaan terhadap jemaat Gereja-gereja yang berada di Kebun Sawit Langkat serta menyelenggarakan Peringatan Hari Besar Kristen.

SP. BUN

SP.BUN adalah Serikat Pekerja Perkebunan terdaftar di Pemerintah Kabupaten langkat berkedudukan di Kebun Sawit Langkat Kec. Padang Tualang Kabupaten Langkat yang berfungsi sebagai wadah berhimpunnya Pekerja PTP. Nusantara IV (Persero).


(54)

4.3 Karakteristik Responden 4.3.1 Umur

Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Umur pada pemanen dan pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Umur

Karyawan Kelompok Umur Jumlah

< 35 35-45 >45

Pemanen 5 12 3 20

Pemupuk 2 7 11 20

Persentase 17.5% 47.5 % 35% 100%

(Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I)

Berdasarkan hasil survey dilapangan, umur rata-rata karyawan sampel adalah 43 tahun, dengan range (27-54) tahun. Untuk lebih jelasnya distribusi karyawan sampel menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 4.

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan sampel berada pada kelompok umur < 35 sebesar 17.5% kemudian kelompok umur 35-45 sebesar 47.5 % dan kelompok umur > 45 sebesar 35%, dengan demikian jumlah karyawan pemanen dan pemupuk berada dalam kelompok umur yang produktif artinya karyawan tersebut masih memiliki fisik yang kuat dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mengembangkan potensi usaha produksi mereka dalam bekerja dan pencapaian target yang telah ditentukan oleh perusahaan.

4.3.2 Tingakt Pendidikan

Distribusi karyawan sampel berdasarkan tingkat pendidikan pada pemanen dan pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(55)

Tabel 7: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Tingkat Pendidikan

Karyawan Tingkat Pendidikan Jumlah

1-6 Tahun (SD)

7-9 Tahun (SMP)

>10 Tahun (SMA)

Pemanen 16 3 1 20

Pemupuk 15 4 1 20

Persentase 77.5% 17.5% 5% 100%

(Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I)

Bila diukur tingkat pendidikan formal dari responden berdasarkan diagram di atas dapat dilihat responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA adalah sebanyak 2 orang (5%), sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP adalah sebanyak 7 orang (17.5%), dan responden yang memiliki pendidikan terakhir SD adalah sebanyak 31 orang (77.5%).

Dari uraian diatas tingkat pendidikan karyawan PTP N IV Sawit Langkat masih tergolong rendah bila dilihat dari sebagian responden yang telah diteliti.Tingkat pendidikan yang tertinggi adalah SD. Hal ini disebabkan karena susahnya kehidupan pada zaman dahulu sehingga mengharuskan mereka untuk bekerja dimana harus bisa menghasilkan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pada harus bersekolah yang tinggi dirasa hanya untuk menghabiskan dana, dan sekolah merupakan kebutuhan yang mahal.


(56)

4.3.3 Pengalaman Bekerja

Distribusi Karyawan Sampel Menurut Pengalaman Kerja Pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Pengalaman bekerja

Karyawan Pengalaman Bekerja Jumlah

< 10 10-20 >20

Pemanen 0 14 6 20

Pemupuk 0 9 11 20

Persentase 0% 57.5% 42.5% 100%

(Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I)

Bila dilihat berdasarkan diagram diatas dapat dilihat responden yang memiliki pengalaman kerja selama < 10 tahun adalah tidak ada, sedangkan responden yang memiliki pengalaman bekerja mulai dari 10-20 tahun adalah sebanyak 23 orang (57.5%), dan responden yang memiliki pengalaman bekerja adalah sebanyak 17 orang (42.5%).

4.3.4 Jumlah Tanggungan

Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Jumlah Tanggungan pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 9: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Jumlah Tanggungan

Karyawan Jumlah Tanggungan Jumlah

< 1 1-3 >3

Pemanen 0 19 1 20

Pemupuk 17 3 0 20

Persentase 42.5% 55% 2.5% 100%

(Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I)

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat pada diagram diatas bahwa sebagian besar karyawan memiliki jumlah tanggungan 1-3 adalah sebanyak 17 orang (42.5%), kemudian yang memiliki jumlah tanggungan >3 adalah sebanyak 1orang


(57)

(2.5%) dan yang tidak memiliki tanggungan sebanyak adalah sebanyak 22 orang (55%).Dalam hal ini karyawan sangat memperhitungkan jumlah anak dalam keluarga selain perusahaan hanya menanggung maksimal 3 anak dan juga jumlah anak dalam keluarga berpengaruh agar nantinya kebutuhan anak dapat terpenuhi sesuai tingkat ekonominya.

4.3.5 Golongan Kerja

Distribusi Karyawan Sampel Berdasarkan Golongan kerja pada Pemanen dan Pemupuk dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 10: Distribusi Karyawan Sampel Menurut Kelompok Golongan Kerja

Karyawan Golongan Kerja Jumlah

1A/1-10 1B/1-11 1C/0

Pemanen 1 16 3 20

Pemupuk 0 19 1 20

Persentase 2.5% 87.5% 10% 100%

(Sumber : Data Primer, diolah dari lampiran I)

Berdasarkan pada diagram diatas dapat dilihat karyawan yang tergolong 1A/1-10 adalah sebanyak 1 orang (2.5%), berdasarkan penelitian diatas mereka tergolong karyawan yang memiliki tingakat paling rendah, kemudian karyawan golongan 1B/1-11 dalah sebanyak 35 orang (87.5%), bahwa golongan ini yang paling banyak, sedangkan karyawan golongan 1C/0 adalah sebanyak 4 orang (10%). Berdasarkan golongan ini fasilitas yang diberikan PTP NIV Sawit Langkat kepada karyawan berbeda beda seperti pada biaya rumah listrik dan air.Untuk biaya rumah lainnya seperti renovasi itu perusahaan yang bertanggung jawab kecuali keinginan karyawan untuk menambah atau memperindah rumah tidak ditanngung perusahaan.


(58)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Pada PTP N IV Kebun Sawit langkat Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu atau Y/Xtk dimana Y= Produksi (Kg) Xtk= input tenaga kerja (HKP).

Untuk melihat produktivitas tenaga kerja pemanen pada penelitian ini berdasarkan produksi yang dihasilkan (Kg) dibandingkan dengan curahan tenaga kerja (HKP), produktivitas tenaga kerja pemanen (KG/HKP) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 11: Produktivitas Tenaga Kerja Rata-Rata Pemanen Pada PTP N IV Kebun Sawit Langkat Per Ha

Uraian Per Ha

Produksi (Kg) 1,075.4

Curahan Tenaga Kerja (HK) 0.956

Produktivitas Tenaga Kerja(Kg/HKP) 1,124.89

(Sumber : Data diolah dari lampiran 3)

Dari tabel dapat dilihat bahwa produksi yang diperoleh karyawan per Ha adalah 1,075.4 Kg dan penggunaan curahan tenaga kerja per Ha adalah 0.956 HKP maka produktivitas tenaga kerja pemanen rata-rata per Ha adalah sebesar 1,123.89 Kg/HKP. Hal ini berarti produksi yang dihasilkan setiap karyawan pemanen rendah karena produksi yang dihasilkan masih dibawah rata-rata dari produksi yang ditentukan oleh perusahaan. Produktivitas yang ditentukan perusahaan yaitu jika terjadi panen raya (puncak) maksimal 1500 Kg/Ha dan jika panen biasa 1250 Kg/Ha.


(59)

Produktivitas Tenaga Kerja Pemupuk Pada PTP N IV Kebun Sawit langkat Tujuan pemupukan adalah menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga akan tumbuh dengan baik dan akan mampu berpotensi secara maksimal. Dan umumnya waktu pemberian pupuk yang baik adalah permulaan musin hujan.

Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu atau Y/Xtk dimana Y= Produksi (Kg) Xtk= input tenaga kerja (HKP). Untuk melihat produktivitas tenaga kerja pada penelitian ini berdasarkan luas lahan (Ha) dibandingkan dengan curahan tenaga kerja dalam sehari (HKP), produktivitas tenaga kerja pemupuk dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12: Produktivitas Tenaga Kerja Rata-Rata Pemupuk Pada PTP N IV Kebun Sawit Langkat

Uraian Per Petani

Luas Lahan (Ha) 1.6

Curahan Tenaga Kerja (HKP) 0.8

Produktivitas Tenaga Kerja(Ha/HKP) 2

Produktivitas kerja (penggunaan pupuk) Kg/HKP 221

(Sumber: Data diolah dari lampiran 4)

Dari tabel dapat dilihat bahwa pupuk yang digunakan setiap karyawan untuk memupuk rata-rata adalah 1,6 Ha dan curahan tenaga kerja yang dipakai setiap hari rata rata 0.8 HKP. Maka dapat dihasilkan produktivitas tenaga kerja pemupuk rata rata adalah 2 Ha/HKP artinya telah sesuai dengan ketentuan basis borong dari perusahaan sedangkan Produktivitas kerja pemupuk sudah sesuai dengan target pengaplikasian pupuk yang ditetapkan oleh perusahan yaitu 220 Kg/Ha dengan


(60)

mengikuti tata cara pengaplikasiannya yaitu tepat cara, tepat waktu, tepat dosis dan tepat tempat sehingga dapat menghasilkan hasil yang optimal.

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemanen Pada PTP N IV Kebun Sawit Langkat

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji pokok terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen pada Sawit Langkat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13: Analisis Regresi pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji pokok terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemanen pada Sawit Langkat

Variabel Koefisien Regresi

t-hitung t-tabel Siginifikasi

Intercept -3411.284 -2.608 0.21

X1 -12962 -1.489 1.761 0.154

X2 -48370 -2.231 1.761 0.043

X3 11.912 0.781 1.761 0.448

X4 -46.982 -0.932 1.761 0.367

X5 0.05 3730 1.761 0.002

Multiple R 0,809

R Square 0,655

F- hitung 5.309

F-tabel(α=0,05) 2.96

(Sumber: Data diolah dari lampiran 7)

1. Uji pengaruh variabel secara serempak

Dari analisis regresi linear berganda di peroleh F-hitung sebesar 5.309 lebih besar dari pada F-tabel sebesar 2.96 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga secara serempak umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman bekerja (X3), jumlah


(61)

tanggungan (X4) dan Gaji pokok (X5) berpengaruh nyata terhadap produktivitas

tenaga kerja (Y), dengan demikian hipotesis diterima.

Nilai koefisien determinasi R-Square yang diperoleh dari persamaan adalah 0.655. Hal ini memberikan arti bahwa 65.5% dari perubahan produktivitas tenaga kerja (Y) mampu dijelaskan oleh nilai umur (X1), tingkat pendidikan (X2),

pengalaman bekerja (X3), jumlah tanggungan (X4) dan Gaji pokok (X5) dan 34.5%

lainnya dipengaruhi oleh variabel diluar variabel tersebut misalnya umur tanaman, luas lahan, etos kerja, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, peralatan pertanian, metode kerja, dan daya dukung lahan misalnya topografi, skala usaha.

Dari tabel dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut: Y= 3411.284

12.962 X1

-

48.370X2 +11.912X3

46.987X4 +0.05X5

Dimana: Y = Produktivitas Tenaga Kerja pemupuk (Kg/HKP) X1= Umur (Tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

X3 = Pengalaman Bekerja (Tahun)

X4 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X5 = Gaji Pokok (Rp/Bln)

2. Uji pengaruh secara parsial

Secara parsial umur (X1) tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga

kerja(Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel umur ini sebesar |-1.489 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761.Sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi umur maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan. Tanda koefisien regresi variabel ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan yaitu berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, hal ini disebabkan


(62)

karena produktivitas kerja hanya sampai batas umur tertentu saja dimana selanjutnya jika umur bertambah maka produktivitas menurun.Penurunan ini disebabkan oleh kondisi fisik dan kesehatan akan menurun seiring bertambahnya umur sehingga berdampak menurunnya produktivitas kerja.

Secara parsial tingkat pendidikan (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas tenaga kerja (Y).Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variable tingkat pendidikan ini sebesar |-2.231 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan. Tetapi Pihak perkebunan telah menetapkan bahwa syarat menjadi buruh minimal tamatan SD sehingga banyak karyawan pemanen hanya tamatan lulusan SD dan SMP hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai karyawan panen adalah pekerjaan yang kasar yang lebih memerlukan tenaga dari pada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Sehingga tingkat pendidikan tidak dipermasalahkan oleh pihak perkebunan.

Secara parsial pengalaman bekerja (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas tenaga kerja (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel pengalaman bekerja ini sebesar |-0.781 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761.Sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi pengalaman bekerja seseorang maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan. Hubungan negatif antara pengalaman bekerja dengan produktivitas karyawan disebabakan oleh faktor usia, semaakin lama pengalaman bekerja maka pada umunnya usia karyawan semakin tua dan keadaan fisiknya semakin lemah sehingga akan menurunkan produktivitas


(63)

karyawan.Berbeda dengan karyawan muda yang fisiknya masih kuat sehingga dapat menghasilkan panen yang besar, namun dari segi pengalaman justru rendah.

Variabel jumlah tanggungan (X4) berpengaruh tidak nyata terhadap

produktivitas kerja karyawan hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel jumlah tanggungan ini sebesar |-0.932 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761. Tanda koefisien regresi variabel ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan yaitu berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, hal ini disebabkan karena dari perkebunan jumlah anak yang ditanggung oleh perusahaan adalah 3 sehingga para karyawan membatasi jumlah tanggunganya karena sulitnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi hanya dengan bekerja sebagai seorang karyawan pemanen.

Variabel gaji pokok (X5) berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja

karyawan hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel gaji pokok ini sebesar 3.730 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi gaji pokok maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan pemanen.

Nilai koefisien variabel gaji pokok (X5) adalah sebesar 0.05 yang artinya apabila terjadi penambahan gaji pokok satu rupiah maka produktivitas kerja karyawan pemanen akan meningkat sebesar 0.05 Kg/HKP.


(64)

Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Karyawan Pemupuk Pada PTP N IV Kebun Sawit Langkat

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji pokok terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemupuk pada Sawit Langkat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 14: Analisis Regresi pengaruh umur, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan dan gaji pokok terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan pemupuk pada Sawit Langkat

Variabel Koefisien Regresi

t-hitung t-tabel Siginifikasi

Intercept -10.278 -1.442 0.171

X1 0.018 0.397 1.761 0.697

X2 -0.182 -2.175 1.761 0.047

X3 -0.033 -0.613 1.761 0.550

X4 -0.043 -0.236 1.761 0.817

X5 1364E-5 1.838 1.761 0.087

Multiple R 0.723

R Square 0.522

F- hitung 3.063

F-tabel(α=0,05) 2.96

(Sumber: Data diolah dari lampiran 6)

1. Uji pengaruh variabel secara serempak

Dari analisis regresi linear berganda di peroleh F-hitung sebesar 3.063 lebih kecil dari pada F-tabel sebesar 2.96 pada tingkat kepercayaan 95% sehingga secara serempak umur (X1), tingkat pendidikan (X2), pengalaman bekerja (X3), jumlah

tanggungan (X4) dan Gaji pokok (X5) tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas


(65)

Nilai koefisien determinasi R-Square yang diperoleh dari persamaan adalah 0.522. Hal ini memberikan arti bahwa 52.2% dari perubahan produktivitas tenaga kerja (Y) mampu dijelaskan oleh nilai umur (X1), tingkat pendidikan (X2),

pengalaman bekerja (X3), jumlah tanggungan (X4) dan Gaji pokok (X5) dan 47.3%

lainnya dipengaruhi oleh variabel diluar variabel tersebut misalnya umur tanaman, luas lahan, etos kerja, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, peralatan pertanian, metode kerja, dan daya dukung lahan misalnya topografi, skala usaha.

Dari tabel dapat diperoleh persamaan perhitungan sebagai berikut: Y= 10.278

+

0.018X1

-

0.182 X2 -0.033X3

0.043X4 + 1364E-5X5

Dimana: Y = Produktivitas Tenaga Kerja pemupuk (Ha/HKP) X1= Umur (Tahun)

X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

X3 = Pengalaman Bekerja (Tahun)

X4 = Jumlah Tanggungan (Jiwa)

X5 = Gaji Pokok (Rp/Bln)

2. Uji pengaruh secara parsial

Secara parsial umur (X1) tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga

kerja(Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel umur ini sebesar |-0.397 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi umur maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan.Tanda koefisien regresi variabel ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan yaitu berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, hal ini disebabkan karena produktivitas kerja hanya sampai batas umur tertentu saja dimana selanjutnya jika umur bertambah maka produktivitas menurun.Penurunan ini disebabkan oleh


(66)

kondisi fisik dan kesehatan akan menurun seiring bertambahnya umur sehingga berdampak menurunnya produktivitas kerja.

Secara parsial tingkat pendidikan (X2) tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas tenaga kerja (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variable tingkat pendidikan ini sebesar |-2.175 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan. Pihak perkebunan telah menetapkan bahwa syarat menjadi buruh minimal tamatan SD sehingga banyak karyawan pemupuk hanya tamatan lulusan SD dan SMP hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai karyawan pemupuk adalah pekerjaan yang kasar yang lebih memerlukan tenaga dari pada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut.Sehingga tingkat pendidikan tidak dipermasalahkan oleh pihak perkebunan.

Secara parsial pengalaman bekerja (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap

produktivitas tenaga kerja (Y). Hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel pengalaman bekerja ini sebesar |-0.613 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi pengalaman bekerja seseorang maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan. Hubungan negatif antara pengalaman bekerja dengan produktivitas karyawan disebabakan oleh faktor usia, semaakin lama pengalaman bekerja maka pada umunnya usia karyawan semakin tua dan keadaan fisiknya semakin lemah sehingga akan menurunkan produktivitas karyawan. Berbeda dengan karyawan muda


(67)

yang fisiknya masih kuat sehingga dapat menghasilkan panen yang besar, namun dari segi pengalaman justru rendah.

Variabel jumlah tanggungan (X4) berpengaruh tidak nyata terhadap

produktivitas kerja karyawan hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel jumlah tanggungan ini sebesar |-0.236 lebih kecil dari t-tabel sebesar 1.761. Tanda koefisien regresi variabel ini tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan yaitu berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, hal ini disebabkan karena dari perkebunan jumlah anak yang ditanggung oleh perusahaan adalah 3. Sedangkan karyawan pemupuk rata rata wanita dan jumlah tanggungan tidak dimasukan kedalam tanggungan wanita jika dalam keluarga terdapat karyawan 2 yaitu suami dan istri sama sama bekerja sebagai karyawan tetap.

Variabel gaji pokok (X5) berpengaruh nyata terhadap produktivitas kerja

karyawan hal ini dapat dilihat dari nilai t-hitung variabel gaji pokok ini sebesar 1838 lebih besar dari t-tabel sebesar 1.761. Sehingga hal ini sesuai dengan hipotesis awal bahwa semakin tinggi gaji pokok maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawan pemupuk.

Nilai koefisien variabel gaji pokok (X5) adalah sebesar 1364E.5 yang artinya apabila terjadi penambahan gaji pokok satu rupiah maka produktivitas kerja karyawan pemupuk akan meningkat sebesar 1364E-5 Ha/HKP.


(68)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Produktivitas tenaga kerja pemanen rata rata per ha adalah sebesar 1.124 Kg/HKP.

2. Produktivitas tenaga kerja pemupuk rata rata per petani adalah sebesar 2 Ha/HKP dan penggunaan pupuk per Ha rata rata adalah sebesar 220 Kg/HKP. 3. Produktivitas tenaga kerja pemanen dan pemupuk dipengaruhi secara nyata

oleh gaji pokok sedangkan faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan pengalaman bekerja tidak mempengaruhi secara nyata.

6.2 Saran

1. Kepada Perusahaan

Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawannya dalam bidang kesehatan, bidang pendidikan. Bidang perumahan juga memberikan motivasi kepada karyawan agar semangat kerjanya semakin meningkat. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi tingkat produksi perusahaan. Karyawan adalah aset perusahaan bukan mesin produksi yang harus bekerja terus tanpa diperhatikan kesejahteraanya. Karyawan sudah selayaknya diberikan kesejahteraan untuk hidupnya dimasa sekarang dan masa depan.


(69)

2. Kepada Karyawan Pemanen dan Pemupuk

Karyawan sebaiknya lebih mengoptimalkan keahlian dan kemampuan yang dimiliki dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan pemanen dan pemupuk agar dapat mencapai target yang telah ditentukan perusahaan. Mengoptimalkan sumber daya tenaga kerja dalam keluarga yang dapat membantu terutama untuk pemanen agar produksi yang dihasilkan lebih dari target dan meninimalisasikan denda untuk meningkatkan kualitas kerja.


(1)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .723a .522 .352 .55947 .522 3.063 5 14 .045

a. Predictors: (Constant), gaji pokok (Rp/Bln), tingkat pendidikan (tahun), pengalaman bekerja (tahun), jumlah tanggungan (jiwa), umur (tahun


(2)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.795 5 .959 3.063 .045a

Residual 4.382 14 .313

Total 9.177 19

a. Predictors: (Constant), gaji pokok (Rp/Bln), tingkat pendidikan (tahun), pengalaman bekerja (tahun), jumlah tanggungan (jiwa), umur (tahun) b. Dependent Variable: produktivitas kerja pemupuk (Ha/HKP)


(3)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -10.278 7.128 -1.442 .171

umur (tahun) .018 .045 .177 .397 .697 .171 5.837

tingkat pendidikan (tahun) -.182 .084 -.450 -2.175 .047 .799 1.252

pengalaman bekerja (tahun) -.033 .054 -.227 -.613 .550 .249 4.017

jumlah tanggungan (jiwa) -.043 .181 -.061 -.236 .817 .509 1.964

gaji pokok (Rp/Bln) 1.364E-5 .000 .400 1.838 .087 .721 1.388


(4)

(5)

(6)