g. Nilai ilmiahnya
h. Jumlah karya lain dalam dokumen yang sama yang mungkin dikutip
2. 3 Paro Hidup Literatur
Kemutakhiran suatu informasi bersifat relatif. Dalam ilmu bibliometrika, kemutakhiran atau keusangan literatur dikenal dengan istilah paruh hidup half-
life , artinya separuh 50 dari literatur yang ada dalam bidang tertentu berusia n
tahun. Paro hidup merupakan salah satu kajian dalam bidang bibliometrika yang menentukan tingkat keusangan dari sebuah literatur perpustakaan.
Istilah paro hidup half-life pertama digunakan oleh R. E. Borton dan R. W. Kebler tahun 1960 mereka memakai istilah “half-life” yang berarti waktu saat
setengah dari seluruh literatur suatu disiplin ilmu yang digunakan secara terus menerus. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Charless F Gosnell tahun
1944. Gosnell meneliti dengan skala yang lebih kecil yaitu mengenai tingkat keterpakaian koleksi diperpustakaan. Penelitian ini belum bersifat ilmiah dan
masih sangat sederhana. Paro hidup merupakan istilah yang diambil dari bidang ilmu fisika yang
menunjukkan masa aktif suatu zat radio-aktif. Paro hidup mengacu pada adanya waktu yang diperlukan oleh suatu atom untuk meluruh menjadi setengahnya
secara terus menerus hingga atom suatu unsur itu habis. Dalam kajian keusangan literatur, paruh hidup diartikan bahwa rentang waktu dimana suatu literatur
digunakan sebanyak 50 persen separuh penggunaan total dokumen itu. Parameter paruh hidup ini dapat menunjukkan umur dokumen. Maurice B. Line
yang dikutip oleh Mustafa 2008 menyatakan: ” the half life of a literature is bound to be shorter the more rapidly the literature growing
”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa paro hidup dari sebuah literatur adalah batas
cepat tidaknya pertumbuhan dari suatu literatur.
Usia paro hidup suatu literatur ditentukan oleh tahun terbit referensinya maka dapat diketahui publikasi yang terbit dalam jangka waktu tertentu
dan bisa diprediksi pertumbuhan dan publikasi selanjutnya di masa yang akan datang. Egghe, 2002: 3
Universitas Sumatera Utara
Menurut I Gede Surata yang dikutip oleh Mustikasari 2008 menyatakan bahwa “Paro hidup literatur merupakan ukuran waktu pada saat mana setengah
dari semua literatur suatu disiplin ilmu secara terus-menerus digunakan sejak diterbitkan”.
Untuk menghitung paro-hidup dilakukan dengan cara mengurutkan semua referensi yang dipergunakan oleh semua dokumen pada masing-masing bidang
mulai yang tertua tahun terkecil sampai tahun yang terbaru tahun terbesar atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang membagi daftar referensi yang sudah
terurut tersebut. Median ini menunjukkan paro-hidup literatur pada bidang yang bersangkutan Gupta, B.M., yang dikutip oleh Hartinah, 2005.
Hal ini menunjukkan bahwa paro hidup literatur dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur kekayaan atau kemiskinan informasi dari suatu disiplin ilmu.
Dengan mengetahui paro hidup suatu disiplin ilmu, maka dapat dilihat perkembangan dari bidang ilmu yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan semakin
banyak terbitan-terbitan baru dari suatu bidang ilmu, maka dapat diprediksi bahwa bidang ilmu tersebut akan terus berkembang. Jika sedikit terbitan-terbitan baru
dari suatu bidang ilmu maka ada kemungkinan bidang ilmu tersebut mengalami stagnasi atau perkembangan ilmu tersebut berjalan lambat.
Untuk menghitung paro hidup, jumlah sitiran dari dokumen di suatu bidang ilmu dibagi dalam kelompok 10 tahun, misalnya 0-10 tahun, 11-20 tahun,
21-30 tahun, dan seterusnya. Nilai umur paro hidup dihitung dengan menetapkan tahun pada saat persentase kumulatif dari sitiran untuk sumber yang disitir dapat
mencapai jumlah sama atau lebih dari 50. Jumlah ini menjadi bilangan untuk menentukan nilai umur paro hidup bidang tersebut.
Dalam kajian bibliometrika paro hidup merupakan tingkat keusangan literatur berdasarkan sitirannya. Kajian paro hidup menitikberatkan tahun terbit
seluruh jumlah sitiran pada literatur tersebut. Hal ini menunjukkan kemutakhiran kandungan informasi pada literatur ilmiah. Semakin baru terbitan suatu literatur
maka literatur tersebut akan sering disitir oleh karya tulis lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kurva di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 : Curve of obsolescence Sumber: Saracevic 2002
Keterangan mengenai kurva diatas yaitu: 1.
Garis kurva tersebut menggambarkan suatu literatur. 2.
Number of users adalah pengguna yang menggunakan literatur tersebut.
3. Age of time of use adalah penggunaan literatur tersebut.
Pada gambar kurva dan keterangan di atas, dapat dilihat bahwa semakin baru terbitan suatu literatur, maka semakin sering literatur tersebut digunakan.
Sedangkan jika tahun terbit literatur tersebut semakin jauh dari waktu sekarang maka akan semakin sedikit pengguna yang menggunakan literatur tersebut.
Hartinah 2002:3 yang dikutip oleh Hasugian 2005:5 menyatakan bahwa: setiap bidang ilmu mempunyai usia paro hidup yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil penelitian di luar negeri, paro hidup literatur untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun, fisiologi 7,2 tahun, matematika 10,5 tahun, geologi 11,8 tahun,
kedokteran 6,8 tahun, hukum 12,9 tahun dan untuk bidang sosial kurang dari 2 tahun. Jika melebihi usia paro hidup di atas maka bisa dikatakan bahwa literatur
tersebut sudah usang. Dalam kajian bidang ilmu perpustakaan dan informasi, Mete dan
Deshmukh 1996 menemukan bahwa jurnal yang paling sering dikutip adalah dari hasil komunikasi antara para peneliti ilmu perpustakaan dan informasi dan
yang bersumber dari jurnal yang paling banyak dipublikasikan. Usia paro hidup
Universitas Sumatera Utara
dari bidang ilmu perpustakaan dan informasi yang ditemukan adalah 8 tahun untuk jurnal dan 12 tahun untuk buku.
Kemudian pada tahun selanjutnya, Deshmukh 2011 melakukan analisis dan menemukan bahwa usia paro hidup dari bidang ilmu perpustakaan dan
informasi adalah 9 tahun untuk jurnal dan 14 tahun untuk buku. Hal ini dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Gambar 2 : Half-life period of journal citations Sumber : Deshmukh 2011
Gambar 3 : Half-life period of book citations Sumber : Deshmukh 2011
Untuk mengetahui paro hidup jurnal dan buku, sebuah grafik yang digunakan dengan menggambarkan tahun periode sebagai sumbu X dan jumlah
rujukan dengan sumbu Y. Sebuah garis pararel untuk sumbu X digambarkan dari
Universitas Sumatera Utara
titik A ke titik B. Titik A mempresentasikan setengah dari rujukan. Kemudian sebuah garis tegak lurus AC digambarkan dari titik A ke sumbu X pada C. C
mempresentasikan periode paro hidup, dimana 9 tahun untuk rujukan jurnal dan 14 tahun untuk rujukan buku.
Jika dilihat dari kedua penelitian mengenai bidang ilmu perpustakaan dan informasi diatas, maka dapat diketahui bahwa paro hidup bidang ilmu tersebut
mengalami peningkatan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa setiap bidang ilmu memiliki perbedaan dalam hal usia paro hidup dokumen. Usia
paro hidup tersebut nantinya akan menunjukkan batasan tahun keusangan literatur atau dokumen dari berbagai bidang ilmu. Paro hidup literatur dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Mustafa 2008:3 menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi ialah :
1. Jumlah penggunaan literatur
2. Jumlah publikasi
3. Jumlah penulis pada bidangnya
2.3.1 Proses Menentukan Paro Hidup Literatur