terendah terdapat pada kayu nangka 0,56. Untuk nilai standar deviasi berat jenis kayu terbesar sama dengan nilai standar deviasi kadar air yaitu kayu kelapa
sehingga dapat dikatakan keragaman berat jenis kayu kelapa tinggi. Berat jenis merupakan salah satu sifat fisis kayu yang penting untuk mengetahui besar
kekuatan dan ketahanan kayu dalam menerima beban. Pada umumnya kayu kayu yang terberat juga merupakan kayu kayu yang terkuat serta keteguhan, kekerasan,
dan hampir semua sifat sifat teknis lainnya berbanding lurus dengan berat jenis Oey Djoen Seng, 1964.
Nilai kerapatan dan berat jenis ini dapat dipengaruhi oleh ruang tumbuh kayu dimana kayu yang tumbuh di daerah rapat menyebabkan pertumbuhan
tertekan, persaingan ketat, dan dinding sel tebalbesar sehingga berat jenis kayu tinggi. Kadar air juga mempengaruhi nilai kerapatan dan berat jenis kayu dimana
dengan bertambahnya KA, maka akan bertambah volume dan berat kayu. Selain itu, kadar ekstraktif, tebal dan kerapatan struktur kayu, serta kecepatan tumbuh
pohon juga memberikan pengaruh terhadap kerapatan dan berat jenis dimana kadar ekstraktif yang tinggi, jari jari rapat dan permukaan tertutup zat kayu, serta
jenis yang lambat tumbuh dinding sel tebal dan rongga sel tipis menyebabkan berat jenis tinggi. Ekstraktif banyak menempati daerah daerah yang seharusnya
ditempati oleh air.
4.2 Sifat Mekanis Kayu
Sifat mekanis yang diuji dalam penelitian ini adalah kekuatan tekan sejajar serat dan kekuatan sambungan kayu geser ganda. Kemampuankekuatan kayu
untuk menahan suatu beban atau gaya dari luar dapat dipengaruhi oleh sifat fisis dan cacat kayu yang terdapat pada kayu itu sendiri.
4.2.1 Kekuatan Tekan Sejajar Serat
Menurut Haygreen dan Bowyer 1996 kekuatan tekan sejajar serat diperlukan untuk menentukan beban yang dipikul suatu tiang atau pancang yang
pendek. Hasil pengujian tekan sejajar serat secara lengkap disajikan dalam Lampiran 3. Sedangkan nilai rataan dan standar deviasi dari kekuatan tekan
sejajar serat empat jenis kayu yang diuji dapat dilihat pada Lampiran 4. Secara
histogram batang rataan dan standar deviasi kekuatan tekan sejajar dari empat jenis kayu disajikan dalam Gambar 14.
Gambar 14 Diagram batang rataan kekuatan tekan sejajar serat empat jenis kayu.
Gambar 14 memperlihatkan bahwa kekuatan tekan sejajar serat yang tertinggi terdapat pada kayu keruing sebesar 617 kgcm
2
dan terendah terdapat pada kayu akasia sebesar 332 kgcm
2
. Apabila diamati secara seksama, kekuatan tekan sejajar serat kayu akasia juga merupakan nilai terendah dibandingkan kayu
kelapa dan kayu nangka, yang tidak sejalan dengan nilai kerapatan maupun berat jenis kayu tersebut. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kayu keruing memiliki
nilai kerapatan dan berat jenis yang tinggi. Semakin tinggi berat jenis dan kerapatan kayu umumnya semakin kuat kayu tersebut. Semakin tinggi berat jenis
kayu, semakin banyak kandungan zat kayu pada dinding sel yang berarti semakin tebal dinding sel tersebut. Sedangkan untuk kayu akasia kemungkinan
dipengaruhi oleh nilai kadar air yang tinggi. Perubahan kadar air di bawah TJS titik jenuh serat akan menyebabkan serat mengalami pengerutan, pengerasan
, dan pengkakuan . Semakin kering kayu di bawah TJS
semakin kuat kayu tersebut. Selain itu, juga diduga dipengaruhi oleh ikatan antar serat lemah dan jumlah lignin yang terdapat pada kayu akasia sedikit sehingga
pada saat mendapat tekanan, serat mudah robek. Nilai standar deviasi terbesar terdapat pada kayu kelapa karena keragaman yang dihasilkan dari kekuatan tekan
sejajar serat kayu tersebut sangat tinggi. Adanya variabilitas kekuatan kayu antara Keruing
Akasia Kelapa
Nangka MCS kgcm²
617 332
505 404
100 200
300 400
500 600
700 800
M C
S k
g cm
²
lain disebabkan oleh perbedaan jenis kayu, lokasi tempat tumbuh, kecepatan pertumbuhan pohon, dan posisi kayu dalam pohon.
Pengujian kekuatan tekan sejajar serat dilakukan hingga contoh uji mengalami kerusakan. Selama pengujian terdapat beberapa tahapan kerusakan
yang terjadi. Pada tahap awal pengujian timbul patahan pada dinding sel contoh uji. Patahan ini kemudian semakin besar dan membentuk garis yang lebih nyata
pada permukaan kayu saat beban meningkat. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap akhir pengujian, serabut atau serat serat kayu mengalami pelipatan
dan pengerutan
. Variasi bentuk kerusakan yang lain pada uji tekan sejajar serat yaitu terjadi bidang patahan horizontal yang ujung ujung sampel biasanya
lebih basah ; bidang patahan berupa geseran
; dan pecahan arah vertikal
karena ada pemisahan antar sel yang umum terjadi pada kayu yang sangat kering. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 15.
a b
c Gambar 15 Bentuk kerusakan pada kayu a
, b , dan c
.
4.2.2 Kekuatan Sambungan Kayu Geser Ganda