Beban per baut sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu pada berbagai sesaran.

4.2.2 Kekuatan Sambungan Kayu Geser Ganda

Pengujian kekuatan sambungan kayu geser ganda merupakan pengujian yang utama dalam penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh diameter baut dan jenis kayu terhadap kekuatan sambungan kayu geser ganda antara batang kayu dengan pelat baja pada empat jenis kayu. Sambungan kayu geser ganda dibuat dengan menggunakan dua buah pelat baja yang dilekatkan pada kedua sisi lebar batang kayu dan baut sebagai alat sambung dengan tujuan agar kekuatan sambungan meningkat. Dalam pengujian kekuatan sambungan terhadap beban tekan hanya menggunakan satu balok kayu yang disambung dengan pelat baja, hal ini dianggap cukup mewakili untuk mengetahui kekuatan sambungan balok kayu geser ganda pelat baja beban tarik terhadap efek beban tekan. Kekuatan sambungan untuk empat jenis kayu yang akan diuji dinyatakan dalam nilai rata rata beban per baut pada tingkat sesaran tertentu, yaitu 0,80 mm; 1,50 mm; 3,00 mm; dan 5,00 mm. Kemudian dilakukan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh dari faktor tunggal atau hasil interaksi antara diameter baut dengan jenis kayu terhadap beban per baut sambungan kayu geser ganda. Apabila hasil analisis ragam dari faktor tunggal atau interaksi faktor yang ada menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hal ini untuk mengetahui pengaruh setiap perlakuan terhadap nilai beban per baut kekuatan sambungan kayu geser ganda. Pada Lampiran 5, 6, 7, dan 8 tercantum data lengkap hasil pengujian beban per baut terhadap sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu yang diuji. Lampiran tersebut memuat secara rinci mengenai hasil pengujian sambungan kayu geser ganda batang kayu dengan pelat baja pada setiap ulangan maupun rataan. Sedangkan rangkuman rataan beban per baut sambungan kayu dapat dilihat pada bagian beban per baut sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu berikut.

4.2.2.1 Beban per baut sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu pada berbagai sesaran.

Rangkuman hasil perhitungan rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu menurut ukuran diameter baut pada berbagai sesaran ditampilkan pada Tabel 3. Hasil perhitungan rataan beban per baut empat jenis kayu tersebut, memperlihatkan nilai rataan beban per baut tertinggi secara umum terdapat pada kayu akasia, sedangkan nilai rataan beban per baut terendah terdapat pada kayu kelapa. Hal ini juga terlihat berbeda jika dibandingkan dengan nilai kekuatan tekan sejajar serat, dimana kayu akasia memiliki nilai kekuatan tekan sejajar serat terendah. Sedangkan kekuatan sambungan kayu geser ganda, kayu akasia memiliki nilai tertinggi. Nilai beban per baut kayu keruing yang lebih rendah dari kayu akasia kemungkinan dipengaruhi oleh adanya kantong resin pada contoh uji kayu keruing yang berisi damar sehingga mengindikasikan ikatan serat lemah. Rendahnya nilai beban per baut pada kayu kelapa diduga disebabkan oleh adanya jamur perusak kayu pada contoh uji sehingga mempengaruhi kekuatan kayu karena jamur telah merusak susunan dinding sel hingga menjadi lapuk. Tabel 3 Rataan beban per baut kg sambungan kayu geser ganda empat jenis kayu menurut ukuran diameter baut pada berbagai tingkat sesaran Diameter Baut Sesaran Jenis Kayu kg Keruing Akasia Kelapa angka 6,4 mm 0,80 mm 161 391 308 215 1,50 mm 795 645 365 328 3,00 mm 1.079 921 511 687 5,00 mm 1.137 1.044 633 1.109 Rataan 793 750 454 585 7,9 mm 0,80 mm 421 428 538 406 1,50 mm 1.085 1.390 653 711 3,00 mm 1.576 1.431 1.043 1.331 5,00 mm 1.787 1.678 1.289 1.795 Rataan 1.217 1.232 881 1.061 9,5 mm 0,80 mm 359 514 494 830 1,50 mm 709 1.114 743 1.017 3,00 mm 1.676 1.491 1.571 1.383 5,00 mm 2.108 2.023 1.583 2.085 Rataan 1.213 1.285 1.098 1.329 Rataan umum 1.075 1.089 811 991 Faktor tunggal maupun faktor faktor lain dalam pengujian ini memiliki peran yang sangat penting untuk mengetahui kekuatan sambungan kayu, sehingga dapat dilihat faktor mana yang paling berpengaruh dalam menentukan besarnya nilai kekuatan. Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor tunggal atau interaksi dari dua faktor yang diteliti yaitu ukuran diameter baut dan jenis kayu terhadap nilai beban per baut sambungan kayu geser ganda pada berbagai tingkat sesaran. Hasil rekapitulasi analisis ragam beban per baut sambungan kayu untuk seluruh sesaran yang telah diolah menggunakan software SAS v9.1 tersebut ditampilkan pada Tabel 4, sedangkan pada Lampiran 9 tercantum data lengkap hasil analisis ragam beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut jenis kayu dan ukuran diameter baut empat jenis kayu untuk masing masing sesaran. Tabel 4 Rekapitulasi hasil analisis ragam beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut ukuran diameter baut empat jenis kayu untuk seluruh sesaran Sumber Keragaman Fhitung Pr F 0,80 mm 1,50 mm 3,00 mm 5,00 mm 0,80 mm 1,50 mm 3,00 mm 5,00 mm Jenis Kayu A 30,91 26,49 6,98 29,12 0,0001 0,0001 0,0005 0,0001 Diameter Baut B 188,07 44,99 43,41 158,42 0,0001 0,0001 0,0001 0,0001 Interaksi A dan B 15,62 9,02 1,36 0,11 0,0001 0,0001 0,2502 tn 0,9954 tn Keterangan: = berpengaruh nyata pada tingkat nyata 5 tn = tidak berpengaruh nyata Berdasarkan hasil analisis ragam beban per baut sambungan kayu geser ganda pada Tabel 4, jenis kayu dan diameter baut pada berbagai tingkat sesaran memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai beban per baut sambungan kayu geser ganda, dimana F hitung α 0,05. Namun, interaksi antara jenis kayu dengan diameter baut hanya memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai beban per baut sambungan kayu geser ganda pada sesaran 0,80 mm dan 1,50 mm. Untuk mengetahui pengaruh interaksi jenis kayu dengan diameter baut tersebut terhadap nilai beban per baut maka dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil uji lanjut Duncan untuk interaksi jenis kayu dengan diameter baut terhadap beban per baut pada sesaran 0,80 mm dan 1,50 mm secara lengkap tercantum pada Lampiran 10. Sedangkan pola sebaran pengaruh interaksi jenis kayu dengan diameter baut terhadap beban per baut pada sesaran 0,80 mm dan 1,50 mm, disajikan pada Gambar 16 dan 17. Gambar 16 Diagram batang rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut jenis kayu dan diameter baut pada sesaran 0,80mm. Gambar 17 Diagram batang rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut jenis kayu dan diameter baut pada sesaran 1,50mm. Hasil uji lanjut Duncan pada Gambar 16 dan 17 memperlihatkan bahwa pada sesaran 0,80 mm, nilai beban per baut sambungan kayu geser ganda mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ukuran diameter baut. Semakin besar ukuran diameter baut maka kekuatan kayu juga semakin tinggi. Pada tingkat sesaran 1,50 mm, secara umum nilai beban per baut sambungan kayu mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya ukuran diameter baut. Namun, beban per baut kayu keruing hanya mengalami peningkatan pada diameter baut 6,4 mm dan 7,9 mm. Sedangkan pada penggunaan baut diameter 9,5 mm, nilai beban per baut menurun dari baut diameter 7,9 mm. Hal ini diduga Keruing Akasia Kelapa Nangka 6.4 mm 291 391 308 215 7.9 mm 421 428 538 406 9.5 mm 496 514 550 798 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 B eb an P er B au t k g Keruing Akasia Kelapa Nangka 6.4 mm 795 645 365 328 7.9 mm 1085 1192 653 711 9.5 mm 741 1355 743 1017 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 B eb an P er B au t k g pemakaian baut berdiameter besar menyebabkan tingginya perlemahan yang terjadi pada sambungan. Perlemahan ini diakibatkan lebih banyaknya luasan permukaan kayu yang rusak yang menyebabkan terjadinya pemadatan kayu. Keadaan seperti tadi, kemungkinan juga disebabkan oleh adanya pengaruh dari kuat lentur baut tersebut. Menurut Agussalim 2010 yang menggunakan baut dengan kualitas dan ukuran yang sama dalam penelitiannya, menyatakan bahwa baut dengan diameter 7,9 mm memiliki kuat lentur yang lebih tinggi 15.185 kgfcm² dibandingkan baut berdiameter 6,4 mm 13.699 kgfcm² dan 9,5 mm 13.770 kgfcm². Nilai kuat lentur ini berpengaruh pada nilai beban yang dihasilkan. Apabila nilai kuat lentur suatu baut rendah maka baut menjadi kaku dan cenderung merobek kayu dalam sambungan, sehingga beban menjadi kecil. Hasil beban per baut keempat jenis kayu keruing tersebut yang sejalan dengan nilai kadar air, kerapatan, dan berat jenis dari masing masing kayu hanya pada kayu keruing dengan menggunakan baut berdiameter 6,4 mm pada sesaran 1,50 mm. Hasil uji lanjut Duncan untuk pengaruh faktor tunggal jenis kayu dan diameter baut terhadap beban per baut sambungan kayu geser ganda, disajikan dalam histogram batang pada Gambar 18, 19, 20, dan 21. Sedangkan data lengkap hasil uji lanjut Duncan untuk pengaruh jenis kayu dan diameter baut terhadap beban per baut sambungan kayu geser ganda pada sesaran 3,00 mm dan 5,00 mm, tercantum pada Lampiran 9. Gambar 18 Diagram batang rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut jenis kayu pada sesaran 3,00 mm. 1444 1281 1042 1134 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Keruing Akasia Kelapa Nangka B eb an P er B au t k g Jenis Kayu Gambar 19 Diagram batang rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut jenis kayu pada sesaran 5,00 mm. Berdasarkan Gambar 18 dan 19, beban per baut saat sesaran 3,00 mm dan 5,00 mm mengalami penurunan dari kayu keruing sampai kayu kelapa yang kemungkinan dipengaruhi oleh berat jenis kayu tersebut. Namun kayu nangka memperlihatkan beban per baut yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu kelapa, sedangkan nilai berat jenis kayu kelapa lebih tinggi dari pada kayu nangka. Hal ini diduga karena kayu nangka memiliki serat yang lebih padat, ikatan antar sel penyusun kuat, dinding sel yang tebal, adanya serat berpadu sehingga serat kayu tidak mudah robek dan dapat menahan beban yang diberikan. Gambar 20 Diagram rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut diameter baut pada sesaran 3,00 mm. 1705 1582 1168 1663 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 Keruing Akasia Kelapa Nangka B eb an P er B au t k g Jenis Kayu 799 1345 1530 y = 365,49x + 494,1 R² = 0,9248 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 Ø 6.4 mm Ø 7.9 mm Ø 9.5 mm B eb an P e r B au t k g Diameter Baut Gambar 21 Diagram rataan beban per baut sambungan kayu geser ganda menurut diameter baut pada sesaran 5,00 mm. Nilai beban per baut hasil uji lanjut Duncan menurut ukuran diameter baut Gambar 20 dan 21 memperlihatkan bahwa pada saat sesaran 3,00 mm dan 5,00 mm mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya ukuran diameter baut. Hasil tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh berat jenis baut diameter 9,5 mm yang lebih tinggi dari pada baut diameter 6,4 mm dan 7,9 mm. Nilai R 2 pada persamaan regresi linier merupakan koefisien determinasi. Jika nilai R 2 lebih kecil dari 0,5 maka hubungan antara y dan x sangat lemah, nilai R 2 lebih besar dari 0,5 maka hubungan y dan x sangat kuat, serta nilai R 2 sama dengan 1 maka hubungan y dan x sempurna. Nilai y sangat ditentukan oleh nilai x jika R 2 bernilai besar. Hubungan antara beban per baut dengan diameter baut memperlihatkan nilai R 2 sebesar 0,924 pada sesaran 3,00 mm dan nilai R 2 sebesar 0,949 pada sesaran 5,00 mm. Hal ini menunjukkan bahwa diameter baut sangat baik untuk menduga kekuatan kayu. 981 1658 1950 y = 484,54x + 560,4 R² = 0,9496 500 1000 1500 2000 2500 Ø 6.4 mm Ø 7.9 mm Ø 9.5 mm B eb an P er B au t k g Diameter Baut

BAB V KESIMPULA DA SARA