Sambungan Kayu TI JAUA PUSTAKA

BAB II TI JAUA PUSTAKA

2.1 Sambungan Kayu

Sambungan adalah lokasi sederhana yang menghubungkan dua bagian atau lebih menjadi satu dengan bentuk tertentu pada ujung ujung perlekatannya. Menurut Pun 1987, sambungan kayu adalah sambungan yang mengikat dua atau lebih papan kayu secara bersamaan dengan menggunakan alat sambung mekanik seperti paku, baut, konektor atau menggunakan alat sambung berupa perekat struktural. Tipe sambungan dengan alat sambung mekanik tersebut dikenal dengan istilah dan tipe sambungan dengan alat sambung perekat disebut . Sambungan kayu berperan penting dalam pembuatan konstruksi kayu, seperti pada bangunan rumah, gedung, menara, maupun jembatan. Hal ini dikarenakan struktur kayu terbuat dari komponen yang harus disambungkan secara bersama sama untuk memindahkan beban yang diterima oleh komponen kayu tersebut. Penyambungan kayu dilakukan untuk memperoleh panjang yang diinginkan atau membentuk suatu konstruksi rangka batang sesuai dengan yang diinginkan. Sambungan pada suatu konstruksi merupakan titik kritis atau terlemah pada konstruksi tersebut. Kayu yang akan disambung harus merupakan pasangan yang cocok dan pas, tidak longgar agar tidak saling bergeser dan tidak terlalu kencang. Penyambungan tidak boleh sampai merusak kayu yang disambung tersebut. Setelah bentuk sambungan selesai dibuat hendaknya diberi bahan pengawet agar tidak cepat lapuk dan sebaiknya sambungan kayu yang dibuat terlihat dari luar agar mudah untuk dikontrol Surya, 2002. Konfigurasi dasar dari sambungan kayu yang diberi alat sambung adalah geser tunggal dan geser ganda. Sambungan geser ganda digunakan untuk menyalurkan beban yang lebih besar dari sepasang bagian struktur yang serupa ke sebuah bagian struktur tunggal atau sebaliknya. Sambungan kayu geser tunggal dan geser ganda dapat dilihat pada Gambar 1 Dishongh, 2003. Gambar 1 Sambungan: a Geser tunggal, b Geser ganda. Sumber: Dishongh, 2003 Keterangan: P = Beban P2 = ½ Beban Tular dan Idris 1981, menyatakan bahwa konstruksi bangunan kayu akan menimbulkan gaya gaya yang bekerja padanya. Sambungan merupakan titik terlemah dari suatu batang tarik, maka dalam membuat sambungan harus diperhitungkan cara menyambung dan menghubungkan kayu sehingga sambungan dapat menerima dan menyalurkan gaya yang bekerja padanya. Menurut Suryokusumo 1984, faktor faktor yang mempengaruhi kekuatan sambungan adalah kerapatan kayu, besarnya beban yang diberikan, dan keadaan alat sambung. Kemudian menurut Hoyle 1973, perbedaan jenis kayu akan mempengaruhi kekuatan sambungan pada suatu bangunan. Salah satu penduga kekuatan kayu adalah dengan mengetahui berat jenis kayu tersebut. Semakin tinggi berat jenis kayu maka semakin tinggi pula kekuatan kayu dan sebaliknya semakin rendah berat jenis kayu maka semakin rendah pula kekuatan kayu tersebut. Wirjomartono 1977 menyatakan sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu sambungan desak, sambungan tarik, dan sambungan momen. Sambungan merupakan titik terlemah dalam suatu konstruksi. Jika kekuatan kayu tanpa sambungan dianggap sama dengan 100 maka penggunaan alat sambung berikut ini dalam suatu sambungan kayu mengakibatkan perlemahan sehingga kekuatan berubah menjadi Yap, 1964: a. 30 apabila menggunakan alat sambung baut b. 50 apabila menggunakan alat sambung paku c. 60 apabila menggunakan alat sambung pasak d. 100 apabila menggunakan alat sambung berupa perekat

2.2 Baut sebagai Alat Sambung