BAB IV HASIL DA PEMBAHASA
4.1 Sifat Fisis Kayu
Kekuatan kayu merupakan kemampuan kayu dalam menerima dan menahan beban yang terjadi pada kayu tersebut. Kekuatan tersebut diantaranya
dipengaruhi oleh sifat fisis kayu. Sifat fisis kayu yang paling penting adalah kadar air, kerapatan, dan berat jenis Haygreen
., 2003. Hasil dari pengukuran kadar air, kerapatan, dan berat jenis empat jenis kayu secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 1, sedangkan rataan dan standar deviasi hasil pengukuran kadar air, kerapatan, dan berat jenis empat jenis kayu dapat dilihat pada Lampiran 2.
Untuk nilai rataan kadar air dan standar deviasi dari empat jenis kayu yang dihasilkan, disajikan dalam bentuk histogram batang pada Gambar 12.
Gambar 12 Diagram batang rataan kadar air empat jenis kayu. Gambar 12 memperlihatkan bahwa kadar air contoh uji dari keempat jenis
kayu yang diukur sangat bervariasi, dari kadar air tertinggi pada kayu akasia sebesar 17,10 sampai dengan terendah kayu nangka sebesar 13,09. Nilai kadar
air ini sangat dipengaruhi oleh berat jenis dan kadar ekstaktif yang terdapat pada kayu tersebut. Nilai kadar air kayu akasia yang sangat tinggi kemungkinan
dipengaruhi oleh banyaknya kadar ekstraktif di dalam kayu tersebut sehingga dinding sel tebal. Sedangkan standar deviasi terbesar terdapat pada kayu kelapa.
Sebaran kadar air tersebut menggambarkan keragaman kadar air antar contoh uji Keruing
Akasia Kelapa
Nangka Rataan KA
16,02 17,10
14,61 13,09
0,00 2,00
4,00 6,00
8,00 10,00
12,00 14,00
16,00 18,00
20,00
K ad
ar A
ir
dari jenis kayu yang sama sangat tinggi. Kadar air dari keempat jenis kayu tersebut berada di bawah titik jenuh serat 30 dan telah mencapai Kadar Air
Kesetimbangan KAK di Bogor 12 18. Kekuatan kayu akan bertambah dengan berkurangnya kadar air di bawah titik jenuh serat. Menurut Haygreen dan
Bowyer 1996, titik jenuh serat merupakan suatu titik dimana semua air di dalam rongga sel telah dikeluarkan, namun dinding sel masih dalam keadaan jenuh.
Fluktuasi waktu dan jumlah air yang terkandung dalam kayu akan mempengaruhi sifat fisis dan mekanis kayu.
Gambar 13 Diagram batang rataan kerapatan dan berat jenis empat jenis kayu. Diagram batang rataan dan standar deviasi kerapatan empat jenis kayu
pada Gambar 13 juga menunjukkan nilai yang sangat bervariasi, mulai dari tertinggi kayu keruing sebesar 0,91 gcm
3
hingga yang terendah kayu nangka sebesar 0,64 gcm
3
. Sedangkan nilai standar deviasi yang terbesar terdapat pada kayu akasia dan kelapa karena nilai keragaman kerapatan dari kayu tersebut
sangat tinggi. Kerapatan merupakan massa zat kayu per satuan volume. Nilai kerapatan kayu dapat menggambarkan besarnya kekuatan kayu, dimana nilai
kerapatan berbanding lurus dengan kekuatan. Semakin besar nilai kerapatan suatu kayu maka kekuatan kayu tersebut juga semakin tinggi.
Nilai berat jenis suatu kayu juga sama dengan nilai kerapatan kayu yaitu berbanding lurus dengan nilai kekuatan, sehingga semakin besar nilai berat jenis
yang dihasilkan maka kayu tersebut memiliki kekuatan yang semakin tinggi. Nilai berat jenis yang tertinggi terdapat pada kayu keruing 0,78 dan nilai berat jenis
Keruing Akasia
Kelapa Nangka
Rataan ρ gcm³ 0,91
0,78 0,68
0,64 Rataan BJ
0,78 0,67
0,59 0,56
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
K er
ap at
an g
cm ³
;
B er
at Je
n is
terendah terdapat pada kayu nangka 0,56. Untuk nilai standar deviasi berat jenis kayu terbesar sama dengan nilai standar deviasi kadar air yaitu kayu kelapa
sehingga dapat dikatakan keragaman berat jenis kayu kelapa tinggi. Berat jenis merupakan salah satu sifat fisis kayu yang penting untuk mengetahui besar
kekuatan dan ketahanan kayu dalam menerima beban. Pada umumnya kayu kayu yang terberat juga merupakan kayu kayu yang terkuat serta keteguhan, kekerasan,
dan hampir semua sifat sifat teknis lainnya berbanding lurus dengan berat jenis Oey Djoen Seng, 1964.
Nilai kerapatan dan berat jenis ini dapat dipengaruhi oleh ruang tumbuh kayu dimana kayu yang tumbuh di daerah rapat menyebabkan pertumbuhan
tertekan, persaingan ketat, dan dinding sel tebalbesar sehingga berat jenis kayu tinggi. Kadar air juga mempengaruhi nilai kerapatan dan berat jenis kayu dimana
dengan bertambahnya KA, maka akan bertambah volume dan berat kayu. Selain itu, kadar ekstraktif, tebal dan kerapatan struktur kayu, serta kecepatan tumbuh
pohon juga memberikan pengaruh terhadap kerapatan dan berat jenis dimana kadar ekstraktif yang tinggi, jari jari rapat dan permukaan tertutup zat kayu, serta
jenis yang lambat tumbuh dinding sel tebal dan rongga sel tipis menyebabkan berat jenis tinggi. Ekstraktif banyak menempati daerah daerah yang seharusnya
ditempati oleh air.
4.2 Sifat Mekanis Kayu