10,16 cm; dan 9,5 mm dengan panjang 10,16 cm. Pelat baja dan baut yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.
a b
Gambar 3 a Pelat baja dan b Baut 9,5 mm; 7,9 mm; 6,4 mm.
3.3 Pembuatan Contoh Uji 3.3.1 Persiapan Bahan Baku
Bahan bahan yang dipersiapkan adalah kayu kelapa, kayu keruing, kayu nangka, kayu akasia, pelat baja dan baut. Kayu yang digunakan dalam bentuk
balok berukuran panjang 100 cm dengan lebar 12 cm dan tebal 6 cm. Masing masing jenis kayu digunakan 8 balok tanpa membedakan antara kayu gubal dan
kayu teras. Sebelum kayu dipotong menjadi contoh uji, terlebih dahulu dilakukan pengeringan untuk mendapatkan kadar air kesetimbangan atau kadar air kering
udara. Pelat baja yang tersedia sebelumnya telah terdapat lubang di samping kanan dan kiri, kemudian pelat tersebut dilubangi pada bagian tengahnya sesuai
dengan ukuran diameter baut yang digunakan sebagai alat sambung. Untuk masing masing ukuran diameter baut digunakan satu lubang pada pelat baja.
3.3.2 Pemotongan Contoh Uji
Kayu yang telah mengalami pengeringan kemudian dipotong sesuai dengan tujuan pengujian yang dilakukan. Dari 32 balok ukuran 6 cm x 12 cm x
100 cm yang tersedia, dipotong untuk memperoleh balok dengan ukuran lebih kecil yaitu 5 cm x 12 cm x 50 cm sebanyak 16 balok untuk masing masing jenis
kayu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Pola pemotongan balok kayu.
Pada masing masing balok berukuran 5 cm x 12 cm x 50 cm dilakukan pemotongan kembali untuk digunakan sebagai contoh uji. Contoh uji yang
disiapkan terbagi dalam beberapa kelompok pengujian, yaitu uji sifat fisis kayu kadar air, kerapatan, dan berat jenis, uji tekan sejajar serat, dan uji sambungan
kayu geser ganda. Gambar 5 menyajikan pola pemotongan contoh uji.
Keterangan: A = Contoh uji sambungan kayu geser ganda
B = Contoh uji kadar air, kerapatan, dan berat jenis C = Contoh uji tekan sejajar serat
Gambar 5 Pola pemotongan contoh uji.
Contoh uji untuk pengujian sifat fisis yaitu pengujian kadar air, kerapatan, dan berat jenis kayu dibuat dari kayu yang sama dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5
cm. Pengujian sifat fisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kadar air, kerapatan, dan berat jenis dari masing masing jenis kayu yang digunakan karena
1 2
6 cm 100 cm
50 cm
12 cm
A 40 cm
10 cm
12 cm 5 cm
5 cm 5 cm
5 cm 2 cm
2 cm 6 cm
C
B
sifat sifat fisis tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap sifat mekanis kayu. Oleh karena itu dalam pendugaan kekuatan kayu, perhitungan sifat fisis tidak
dapat dipisahkan dari sifat mekanisnya. Contoh uji tekan sejajar serat dibuat dengan ukuran 2 cm x 2 cm x 6 cm.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekuatan kayu dalam menahan beban tekan hingga batas maksimum. Untuk pengujian sambungan kayu geser
ganda contoh uji yang digunakan berukuran 5 cm x 12 cm x 40 cm yang nantinya akan disambung dengan pelat baja menggunakan alat sambung baut. Untuk
contoh uji dalam pengujian sifat fisis, sifat mekanis, dan sambungan kayu geser ganda ditunjukkan oleh Gambar 6.
a b
c Gambar 6 a Contoh uji sifat fisis kayu kadar air, kerapatan, dan berat jenis,
b Contoh uji tekan sejajar serat, dan c Contoh uji sambungan kayu geser ganda.
Sebelum diuji, pada contoh uji tekan sejajar serat dan uji sambungan kayu geser ganda dilakukan pemeriksaan terhadap cacat terlebih dahulu karena adanya
cacat akan mempengaruhi kekuatan kayu.
3.3.3 Penyambungan Batang Kayu dengan Pelat Baja dan Baut