Validasi Model Simulasi Model

39

4.6.3. Uji Statistik Durbin-h

Menurut Pindyck dan Rubinfeld 1981, pengujian uji statistik durbin-h dilakukan untuk mengetahui apakah dalam setiap persamaan terdapat serial korelasi autokorelasi atau tidak, sebagai berikut: ............................................................ 4.12 Keterangan: h = Angka statistik durbin-h d = Nilai durbin-watson n = Jumlah observasi va r = Varian koefisien regresi untuk lagged dependent variable Ditetapkan taraf α = 5, jika -1.96 ≤ h ≤ 1.96, maka dalam persamaan tidak mempunyai masalah serial korelasi.

4.7. Validasi Model

Menurut Pindyck dan Rubinfeld 1981, uji validasi dilakukan agar model dapat diketahui apakah cukup valid untuk membuat suatu simulasi alternatif rekomendasi kebijakan yang bertujuan menganalisis sejauhmana model tersebut dapat mewakili dunia nyata. Kriteria statistik yang digunakan untuk validasi nilai estimasi model ekonometrika adalah Root Means Squares Percent Error RMSPE, Theil’s Inequality Coefficient U, dan R-Square R 2 . Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan seperti pada persamaan 4.13 dan 4.14: ………………………………………… 4.13 ………………………………………. 4.14 40 Keterangan: Y t s = Nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi Y t a = Nilai aktual variabel observasi n = Jumlah periode observasi Statistik RMSPE digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai-nilai variabel endogen hasil estimasi model dapat menyimpang dari alur nilai-nilai aktualnya dalam ukuran relatif persen, atau seberapa dekat nilai estimasi itu mengikuti perkembangan nilai aktualnya. Jika nilai-nilai ringkasan statistik mendekati nol, maka simulasi model mengikuti nilai-nilai aktualnya. Berdasarkan hal tersebut, nilai statistik U-Theil dapat digunakan sebagai ukuran validasi model. Nilai statistik U-Theil selalu bernilai antara 0 dan 1. Jika U = 0, maka model secara historis adalah sempurna. Jika U = 1, maka performance model adalah naif Sitepu dan Sinaga, 2006. Koefisien determinasi R 2 bermanfaat untuk melihat sejauh mana keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel eksogen terhadap variabel endogen, semakin besar R 2 maka model semakin baik. Nilai R 2 terletak antara 0 R 2 1. Jika R 2 = 1 berarti 100 persen total variasi variabel eksogen yang dapat diterangkan oleh variabel-variabel endogen. Oleh karena itu, semakin besar nilai R 2 mendekati nilai 1 maka hasil persamaan yang diperoleh akan semakin baik.

4.8. Simulasi Model

Setelah model diestimasi, langkah selanjutnya adalah menguji keakuratan model atau validasi model dengan simulasi. Proses simulasi dilakukan untuk mempelajari dampak yang terjadi jika terdapat perubahan pada variabel eksogen dan variabel endogen dalam model. Setelah menguji keakuratan model validasi model dan jika itu telah sesuai dengan kriteria statistik yang ditentukan, maka selanjutnya dapat dilakukan studi tentang kebijakan dan melakukan beberapa 41 skenario kebijakan. Beberapa variabel yang digunakan dalam skenario simulasi adalah harga riil gabah tingkat petani, harga riil pembelian pemerintah, harga riil pupuk urea, luas areal panen padi, jumlah penduduk, curah hujan, dan tarif impor beras. Pemilihan variabel-variabel tersebut dan persentase perubahannya didasarkan pada fenomena yang terjadi dengan tren waktu 7 tahun dari tahun 2002 sampai tahun 2008. Adapun tren kenaikan jumlah penduduk diperoleh dari hasil regresi logaritmik antara ln jumlah penduduk ln JPDK dengan ln indeks tahun ln t, sehingga diperoleh pesamaan ln JPDK = 5.34 + 0.04 ln t. Angka 0.04 digunakan sebagai nilai persentase perubahan jumlah penduduk. Selain itu, pemilihan variabel juga ditentukan berdasarkan signifikansi variabel tersebut pada suatu persamaan. Jadi, skenario simulasi yang akan diterapkan adalah: 1. Kenaikan harga riil gabah tingkat petani sebesar 9 persen. 2. Kenaikan harga riil pembelian pemerintah sebesar 8 persen. 3. Kenaikan harga riil pupuk urea sebesar 4 persen. 4. Penurunan luas areal panen padi sebesar 1 persen.

5. Kenaikan jumlah penduduk sebesar 0.04 persen. 6. Kenaikan curah hujan sebesar 10 persen.

7. Penurunan tarif impor beras sebesar 0.8 persen. 4.9.

Definisi Operasional 1. Padi atau gabah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gabah kering giling GKG. 2. Beras adalah hasil proses gilingan dari buliran padi atau gabah. 42 3. Produksi padi adalah jumlah total produksi padi yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian di Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. 4. Produksi beras adalah jumlah total produksi beras yang dihasilkan dari seluruh wilayah pertanian di Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 5. Produktivitas padi merupakan hasil bagi antara produksi padi dengan luas areal panen tanaman padi di Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton per hektar. 6. Permintaan beras adalah jumlah beras yang diminta atau dikonsumsi untuk keperluan pangan oleh seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 7. Penawaran beras adalah jumlah beras yang ditawarkan atau disediakan untuk keperluan pangan seluruh penduduk Indonesia, dinyatakan dalam satuan ton. 8. Harga riil gabah tingkat petani adalah harga gabah yang terdapat di tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 9. Harga riil beras Indonesia adalah harga besar eceran di tingkat konsumen setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 10. Harga riil jagung tingkat petani merupakan harga jagung tingkat petani setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 11. Harga riil pupuk urea adalah harga faktor produksi yang diwakili oleh harga pupuk urea yang merupakan pupuk utama dalam produksi padi, yang telah 43 dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 12. Harga riil pembelian pemerintah merupakan harga pembelian terhadap gabah kering giling dan harga pembelian terhadap beras setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 13. Harga riil beras impor Indonesia merupakan harga beras impor setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 14. Harga riil beras dunia merupakan harga beras dunia setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 15. Luas areal panen padi adalah luas seluruh areal produktif atau panen tanaman padi di Indonesia dinyatakan dalam satuan hektar. 16. Kredit usahatani adalah sejumlah uang yang disediakan oleh pemerintah melalui bank untuk dipinjamkan kepada petani, dinyatakan dalam satuan rupiah. 17. Curah hujan adalah curah hujan yang ada di wilayah Indonesia, dinyatakan dalam satuan mm per tahun. 18. Jumlah impor beras adalah jumlah total beras yang diimpor dari negara lain, dinyatakan dalam satuan ton. 19. Tarif impor beras dinyatakan dengan satuan rupiah per kilogram. 44 20. Pendapatan riil per kapita adalah produk domestik bruto setelah dideflasi dengan indeks harga konsumen IHK Indonesia, dinyatakan dalam satuan rupiah. 21. Jumlah penduduk Indonesia adalah banyaknya populasi, dinyatakan dalam satuan jiwa. 22. Stok beras merupakan jumlah beras yang disimpan sebagai cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh Bulog, dinyatakan dalam satuan ton. 23. Tren waktu merupakan variabel yang mewakili teknologi yang berlaku, terdiri dari tahun 1971-2008. 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab hasil dan pembahasan berisi mengenai hasil perhitungan yang telah dilakukan. Pembahasan meliputi penyajian hasil identifikasi model, hasil estimasi model, dan hasil simulasi model. Hasil simulasi model tersebut divalidasi kemudian dilakukan simulasi historis terhadap beberapa variabel endogen dan eksogen untuk mengetahui dampak yang terjadi. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil dari perhitungan ini dapat dijadikan dasar dalam menentukan alternatif kebijakan untuk meningkatkan produksi beras di Indonesia.

5.1. Hasil Identifikasi Model

Model yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah model linier persamaan simultan. Proses perumusan dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah pertama yang dilakukan yaitu spesifikasi model bertujuan membuat model terbaik sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Langkah selanjutnya, identifikasi pada beberapa persamaan untuk melihat apakah over identified, exactly identified ataukah unidentified. Metode estimasi untuk pengujian model ada beberapa macam, diantaranya metode kuadrat terkecil OLS, metode kuadrat terkecil tidak langsung ILS = Indirect Least Squares, metode kuadrat terkecil dua tahap 2 SLS, dan metode kuadrat terkecil tiga tahap 3 SLS = Three Stage Least Squares . Umumnya metode OLS tidak sesuai untuk menaksir persamaan tunggal dalam hubungan model persamaan simultan, walaupun OLS dapat diterapkan untuk menaksir parameter dari dua persamaan secara individual. Metode OLS hanya digunakan sebagai standar atau norma perbandingan. Selain itu, metode OLS hanya cocok untuk persamaan yang exactly identified Gujarati, 1978.