Latar Belakang Efektivitas pemberian ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina) selama 1-13 hari kebuntingan terhadap bobot ovarium dan uterus tikus putih (Rattus sp.)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ratusan tahun silam, nenek moyang kita sudah menggunakan purwoceng sebagai afrodisiak dan untuk mengembalikan energi setelah seharian bekerja. Purwoceng Pimpinella alpina merupakan tanaman herbal yang akarnya diketahui berkhasiat sebagai diuretikum dan afrodisiak, yakni mampu meningkatkan gairah seksual dan menimbulkan ereksi Rahayu dan Sunarlim 2002. Purwoceng mengandung senyawa aktif yang pada umumnya bersifat sebagai penyegar dan tonikum. Beberapa diantaranya merupakan senyawa aktif yang diduga ada kaitannya dengan aktivitas seksual. Senyawa aktif tersebut antara lain stigmasterol, isoorientin, eugenol, dan dianetole Gunawan 2002. Tanaman tersebut merupakan tanaman asli Indonesia yang hidup secara endemik di daerah pegunungan seperti dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, Gunung Pangrango di Jawa Barat, dan area pegunungan di Jawa Timur Darwati dan Roostika 2006. Rahardjo 2003 dan Syahid et al. 2004 melaporkan bahwa saat ini tanaman tersebut hanya terdapat di dataran tinggi Dieng. Purwoceng mengandung senyawa kimia kumarin, sterol, saponin, sejumlah kecil alkaloida, dan oligosakarida. Sterol dalam tubuh akan dikonversi menjadi testosteron sedangkan senyawa aktif lain merangsang susunan saraf pusat untuk memproduksi Luteinizing Hormone LH. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen yang produksinya diatur oleh kelenjar hipofisis. Organ penghasil testosteron adalah testis pada jantan dan indung telur pada betina. Testosteron penting untuk kesehatan baik bagi jantan maupun betina. Fungsinya antara lain meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan. Purwoceng dengan kandungan sterolnya juga mampu meningkatkan produksi hormon luteinizing sampai 29.2 Taufiqqurrachman 1999. Beberapa penelitian telah menunjukkan efek penggunaan akar purwoceng pada kinerja reproduksi tikus putih. Caropeboka 1980 mengebiri tikus jantan dan menyuntiknya dengan ekstrak akar purwoceng dalam minyak zaitun. Ekstrak akar purwoceng mempunyai aktivitas androgenik pada tikus jantan yang dikebiri. Juniarto 2004 melaporkan bahwa ekstrak akar purwoceng yang diberikan pada tikus Sprague-Dawley juga dapat meningkatkan derajat spermatogenesis dalam testis, jumlah maupun motilitas spermatozoa dibandingkan dengan tanpa pemberian purwoceng. Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas purwoceng yang diberikan pada induk tikus betina yang bunting terhadap kinerja reproduksinya yang meliputi bobot ovarium dan uterus. Bobot ovarium dan uterus dijadikan parameter pada penelitian ini karena ovarium adalah sumber estrogen dan uterus adalah target organ dari estrogen.

1.2 Tujuan

Dokumen yang terkait

Efektivitas pemberian ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina) selama 13 21 hari kebuntingan terhadap bobot organ reproduksi dan anak tikus putih

1 14 47

Efektivitas pemberian ekstrak etanol purwoceng (Pimpinella alpina) selama 13-21 hari kebuntingan terhadap bobot organ reproduksi dan anak tikus putih (Rattus sp.)

0 5 82

Efektifitas Pemberian Ekstrak Etanol Purwoceng (Pimpinella alpina) terhadap Pertambahan Bobot Badan Tikus Betina Buting Umur Kebuntingan 0 – 13 Hari

0 5 78

Efektivitas Pemberian Ekstrak Etanol Purwoceng (Pimpinella alpina KDS) Selama 21 Hari Laktasi terhadap Bobot Badan Anak Tikus Putih (Rattus norvegicus)

0 3 94

Efektivitas Pemberian Ektrak Etanol Purwoceng (Pimpinella alpina) pada Hari 1-13 Kebuntingan terhadap Keberhasilan Implantasi pada Tikus Putih (Rattus sp.)

0 5 72

Tampilan anak tikus jantan (rattus novergicus) dari induk yang diberi ekstrak etanol akar purwoceng (pimpinella alpina) selama 1-13 hari kebuntingan

1 5 45

Bobot Badan Tikus Betina Bunting Yang Diberi Ekstrak Etanol Akar Purwoceng (Pimpinella Alpina) Pada Hari 13-21 Kebuntingan

2 14 31

Efektivitas Ekstrak Etanol Akar Purwoceng (Pimpinella Alpina Kds) Pada Induk Tikus Selama 1-13 Hari Kebuntingan Terhadap Siklus Estrus Anak Betinanya

0 8 40

Tampilan anak tikus betina dari induk bunting yang diberi ekstrak akar purwoceng (Pimpinella alpina KDS) selama 1-13 hari.

0 5 35

Siklus Reproduksi Anak Tikus Dari Induk Yang Diberi Ekstrak Etanol Akar Purwoceng Selama 13–21 Hari Kebuntingan.

0 2 31