3. FAO : - kandungan karaginan minimal 25
- kadar sulfat 15-40 - Viskositas minimal 5 cps
Pencucian rumput laut dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran baik itu berupa pasir, kerikil, garam, kapur, maupun jenis kotoran yang lainnya, sehingga
diperoleh rumput laut yang bersih. Perlakuan pencucian sangat penting dilakukan karena tidak semua proses pencucian mampu menghilangkan kotoran dengan kadar yang tinggi.
Cara pencucian pun sangat berpengaruh terhadap mutu produk tepung karaginan yang dihasilkan jika tidak berhati-hati dalam melakukan pencucian maka kemungkinan besar
bahan banyak yang rusak, masih menempelnya kotoran-kotoran pada bahan, dan hilangnya kandungan-kandungan penting pada rumput laut seperti ion-ion pembentuk gel bisa
terjadi. Pencucian rumput laut dapat dilakukan pada saat basah setelah di panen atau setelah dikeringkan, setelah dicuci bersih rumput laut dikeringkan hingga kadar air sekitar
20-25. Untuk memperoleh mutu rumput laut kering yang baik, rumput laut dapat dicuci dengan larutan alkali KOH atau NaOH, larutan kapur tohor dan dapat dicuci dengan air
tawar yang sebelumnya dilakukan proses perendaman Anggadiredja et al., 2006.
2.4. Proses Pencucian Rumput Laut
Air tawar H2O sering digunakan dalam pencucian rumput laut . Air yang akan digunakan harus memenuhi standar mutu air, yaitu kadar air yang diperbolehkan dalam
zat yang akan digunakan yang dalam hal ini air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau. Pencucian rumput laut dalam air biasanya dilakukan melalui perendaman terlebih
dahulu. Hasil penelitian Warkoyo 2007 in Soleh 2011, perendaman rumput laut Eucheuma spp. dalam air tawar selama 24 jam menghasilkan kadar abu karaginan relatif
rendah dan menghasilkan kekuatan gel terbaik pada perendaman dengan air tawar selama 12 jam. Selain untuk menghilangkan kotoran, baik berupa pasir, lumpur dan kotoran lain
yang menempel pada rumput laut, secara umum pencucian rumput laut dalam air tawar dilakukan untuk mengurangi bau amis dan kadar garam. Pada perendaman rumput laut
coklat dalam air bertujuan untuk mengembalikan kondisi segar dari rumput laut coklat dan untuk mempersiapkan tekstur rumput laut coklat menjadi lunak sehingga
mempermudah proses ekstraksi alginat dan juga untuk melarutkan laminarin, manitol, zat
warna dan garam-garam.
Proses pencucian rumput laut secara tradisional dilakukan setelah rumput laut dipetik dari alam. Rumput laut tersebut dibersihkan dari kotoran yang menempel secara
manual tanpa menggunakan alat sampai berwarna putih yang kemudian dilakukan proses pengeringan dengan penjemuran di bawah sinar matahari. Proses pencucian dan
pengeringan ini dilakukan beberapa kali sehingga diperoleh rumput laut yang bersih dan putih. Sementara untuk proses pencucian secara semi tradisional setelah proses
pembersihan awal dicuci lagi supaya lebih bersih.
Proses pencucian rumput untuk skala produksi besar modern, pencucian dilakukan dengan mesin yang dibangkitkan dengan menggunakan bahan bakar bensin.
Salah satu contoh mesin pencuci rumput laut ini Gambar 4 menggunakan motor yang memiliki kekuatan 5,5 - 6,5 HP, sehingga kapasitas tampung dari rumput laut mencapai
100 - 500 kgjam. Mesin pencuci ini dapat mencuci rumput laut basah setelah panen ataupun mencuci rumput laut hasil cacahan. Pencucian sekaligus netralisasi rumput laut,
dilengkapi sirip-sirip pengaduk, produktivitas tinggi dan material tabung keseluruhan berbahan stainless merupakan kelebihan yang datawarkan alat ini.
Pencucian dilakukan dalam drum-drum berisi air yang mengalir secara over flow atau pencucian dengan mengalirkan air tawar ke
dalam drum berlubang arah horizontal yang berisi rumput laut. Drum berputar mengikuti porosnya Istini et al., 1998.
sumber : Anonymous, http:promo88.comwp-contentuploads201105550109- 500x479.jpg,
Gambar 4. Contoh mesin pencuci rumput laut untuk skala produksi besar
Banyak teknologi saat ini yang merusak bumi melalui polusi atau dengan menguras sumber daya alami yang tidak dapat diperbaharui di lingkungan. Ini
menyebabkan banyak masalah yang muncul di daerah setempat sehingga dibutuhkan sebuah solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Penggunaan teknologi tepat guna
merupakan sebuah solusi yang tepat.
2.5. Teknologi Hybrid