Saran KESIMPULAN DAN SARAN

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Komponen mekanis dari mesin pencuci rumput laut ini menggunakan transmisi rantai roll yang terhubung antara dua sproket roda bergigi untuk memutar drum dinamis baik menggunakan sistem pedal maupun dengan motor AC untuk menggerakkannya. Komponen laninya yang dipakai dalam mekanisme mesin pencuci rumput laut ini adalah bearingbantalan bercangkang dan kopling untuk menopang dan menghubungkan poros yang mencengram drum dinamis. Sistem pencuci dengan sistem pedal menggunakan tenaga manusia untuk pengoperasiannya sedangkan untuk sistem motor AC menggunakan energi listrik yang didihasilkan dari sistem solar panel. Komponen sistem solar panel terdiri dari solar panel itu sendiri, controler, inverter DC to AC, dan baterai. Hasil uji coba sistem motor AC pada mesin pencuci rumput laut dilakukan dengan tiga perlakuan, yaitu perlakuan dengan menambahkan beban untuk sistem motor AC sendri volume air 36 liter dan sistem hybrid volume ir 90 liter serta tanpa menambahkan beban untuk perlakukan sendiri pada motor AC. Perlakuan menggunakan beban akan lebih banyak mengkonsumsi baterai dibandingkan perlakukan tanpa beban sehingga waktu operasi mesin sampai kondisi baterai habis akan lebih cepat dibanding perlakukan tanpa beban. Uji coba pencucian rumput laut untuk melihat seberapa banyak kotoran dan kontaminan yang terlepas dari rumput laut dilakukan dengan membandingkan kekeruhan air sebelum dilakukan pencucian dan setelah pencucian setelah alat dioperasikan selama 10 menit. Pengujian dilakukan dengan mengukur jumlah partikel organik dan anorganik yang terkandung dalam air sampel dengan menggunakan TDS Total Dissolved Solids meter. Ada tiga sampel air yang diukur adalah 1 air sebelum pencucian kontrol; 2 air sampel pencucian ulangan pertama; 3 air sampel pencucian ulangan kedua. Hasil pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali ulangan yang kemudian hasilnya dirata-ratakan, untuk sampel air kontrol banyaknya jumlah rata-rata partikel organik dan anorganik pada air sampel adalah 126,3 mgL sedangkan untuk sampel ulangan ke satu dan ke dua secara berturut-turut adalah 1838,0 mgL dan 1049,3 mgL.

5.2. Saran

Desain dan rancang bangun mesin yang telah dihasilkan diharapkan ada pengembangan secara berlanjut, sehingga mampu mengatasi kelemahan dan kekurangan dari produk sebelumnya, seperti mobilitas dari mesin yang sulit dikendalikan pada jalur berbelok, kekuatan torsi perlu ditingkatkan baik dengan meningkatkan torsi motor atau penggunaan perbandingan gigi bergigisproket yang lebih besar sehingga dapat beroperasi dengan beban yang lebih banyak. Modifikasi drum dinamis untuk mengurangi rumput laut yang patah dengan cara membuat agar rumput laut tidak bergerak bebas pada saat proses pencucian dan pergantian balok pengaduk dengan bahan yang lembut dan mempunyai sudut yang tumpul. Prose pencucian dengan sistem air mengalir baik dengan cara overflow maupun re-use agar didapatkan rumput laut jauh lebih bersih. Perlu pengujian berlanjut untuk mengetahui kegunaan lain dari mesin ini, yaitu apakah dapat digunakan sebagai pengering rumput laut seperti prinsip pengering baju pada mesin cuci. DAFTAR PUSTAKA Anggadireja, J.T, A. Zatnika, H. Purwanto S. Istini. 2006. Rumput Laut. Penebar Swadaya Anonimous, Fraas, L., Larry P. 2010. Solar Cell and Their Applicantion. John Wiley Sons,inc Publication New Jersey http:promo88.comwp-contentuploads201105550109-500x479.jpg, 18 september 2011 http:eprints.ums.ac.id7561Emitor_HSY_PengendalianKecPutarMotorInduksi1Phs.pdf 18 Agustus 2011 http:www. indonesia.go.id. 2004. Budidaya,bisa menjadi masa depan ekonomi RI. Hu, J., Radu R., Jessica V. 2005. The Pedal-Powered Washing Machine. Final Report.httpwww. Istini, S., Suhaimi. 1998. Manfaat dan Pengolahan Rumput Laut, Lembaga Oseanologi Nasional, Jakarta. web.mit.eduteresabwwwBicilavadoraindex.html, Agustus 2010 Hurley, P. 2006. Build your own Solar Panel. Weelock VT. USA Jha, A.R. 2010. Solar Cell Technology and Applications. CRC Press. London New York Kularatna, N. 2003. Digital and Analogue Mesintation testing and measurement. The Institution of Engineering and Technology, London, United Kingdom Miller, John M. 2004. Propulsion System for Hybrid Vehicle. Institution of Engineering and Technology. London United Kingdom Mott, R.L. 2004. Elemen-elemen Mesin dalam Perencanaan Mekanis. Penerbit Andi Yogyakarta Nurdjana , M.L., 2007. Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Indonesia. Makalah disampaikan pada Disminasi Teknologi dan temu Bisnis Pengembangan Budidaya Rumput laut serta Pemasarannya di Hotel Clarion, 12 September 2007 Nur Hira, W., Julian Eka W. 2006. Perkembangan Komoditi Rumput Laut Indonesia. PT. Bank Ekspor Indonesia Persero Nybakken, J.W. 1992. Biologi laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia Jakarta Patel, Mukund R. 2000. Wind and Solar Power System. CRC Press London New York Washington DC. Parenrengi, A., Rachman S., Emma Suryati. 2010. Budidaya Rumput laut Penghasil Karaginan karagofit. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia Shigley, J.E., Charles R. Misckhe, Thomas H. Brown Jr. 2004. Standard Handbook of Machine Design. Mc-Graw Hill New York Suwandi. 1992. Isolasi dan Identifikasi Karaginan Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii, Lembaga Penelitian Universitas Sumatra Utara, Medan Soleh, M., 2011. Pengaruh Umur panen dan Teknik Pencucian terhadap mutu Karaginan Rumput Laut Eucheuma cottonii. tugas Akhir. Politeknik Negeri Jember Turan, G., Amir Neore. 2010. Intensive Sea Weed Aquaculture : A Potent Solution Against Global Warming in Seaweeds and their role in Globally Changing environments. Springer. p359-372 LAMPIRAN Lampiran 1. Data pengukuran daya motor AC yang dikonsumsi dari baterai dengan menggunakan beban Waktu menit Arus Ampere Tegangan Voltase Daya Watt dengan beban 70 12.80 896.00 10 50 12.38 619.00 20 50 12.31 615.50 30 50 12.31 615.50 40 50 12.30 615.00 50 50 12.29 614.50 60 50 12.27 613.50 70 50 12.25 612.50 80 50 12.22 611.00 90 50 12.20 610.00 100 50 12.15 607.50 110 50 12.12 606.00 120 50 12.10 605.00 130 50 12.08 604.00 140 50 12.05 602.50 150 50 12.02 601.00 160 50 11.98 599.00 170 50 11.96 598.00 180 50 11.92 596.00 190 50 11.90 595.00 200 50 11.87 593.50 210 50 11.83 591.50 220 50 11.79 589.50 230 50 11.75 587.50 240 50 11.72 586.00 Lampiran 2. Data pengukuran daya motor AC yang dikonsumsi dari baterai dengan tanpa beban Waktu menit Arus Ampere Tegangan Voltase Daya Watt tanpa beban 60 13.22 793.20 10 30 12.56 376.80 20 30 12.55 376.50 30 30 12.53 375.90 40 30 12.51 375.30 50 30 12.50 375.00 60 30 12.48 374.40 70 30 12.46 373.80 80 30 12.38 371.40 90 30 12.36 370.80 100 30 12.35 370.50 110 30 12.34 370.20 120 30 12.33 369.90 130 30 12.33 369.90 140 30 12.31 369.30 150 30 12.29 368.70 160 30 12.27 368.10 170 30 12.25 367.50 180 30 12.22 366.60 190 30 12.21 366.30 200 30 12.19 365.70 210 30 12.15 364.50 220 30 12.14 364.20 230 30 12.12 363.60 240 30 12.11 363.30 250 30 12.09 362.70 260 30 12.06 361.80 270 30 12.04 361.20 280 30 12.02 360.60 290 30 11.98 359.40 300 30 11.97 359.10 310 30 11.95 358.50 320 30 11.93 357.90 330 30 11.90 357.00 340 30 11.88 356.40 350 30 11.86 355.80 360 30 11.83 354.90 370 30 11.81 354.30 380 30 11.80 354.00 390 30 11.77 353.10 400 30 11.75 352.50 410 30 11.73 351.90 420 30 11.71 351.30 430 30 11.69 350.70 440 30 11.67 350.10 450 30 11.64 349.20 460 30 11.59 347.70 470 30 11.56 346.80 480 30 11.55 346.50 Lampiran 3. Data pengukuran daya motor AC yang dikonsumsi dari baterai dengan menggunakan beban pada sistem hybrid. Waktu menit Arus Ampere Tegangan Voltase Daya Watt sistem hybrid dengan beban 60 12.51 750.6 10 50 12.17 608.5 20 50 12.15 607.5 30 50 12.11 605.5 40 50 12.08 604 50 50 12.04 602 60 50 12.00 600 70 50 11.96 598 80 50 11.91 595.5 90 50 11.85 592.5 Lampiran 4. Data pengukuran jumlah partikel organik dan anorganik denga menggunakan TDS meter Ulangan TDS mgL 1 Kontrol 2 3 1 127.4 1822 1064 2 126.2 1838 1045 3 125.4 1854 1039 Rata-rata 126.3 1838.0 1049.3 Lampiran 5. Urutan pembuatan Urutan Pembuatan Lampiran 6. Proses Ujicoba Lampiran 7. Digital Multimeter Lampiran 8. Amperemeter DC iii ABSTRACT WILLIANDI SETIAWAN. Prototype Seaweed Washing Machines Based on Hybrid Technology. Under direction of INDRA JAYA and TOTOK HESTIRIANOTO. Seaweed has a high economic value in terms of its considerable use in various industries of sweets, cosmetics, ice cream, flavourings, bakery, sauce, silk, meatfishery canning, medicine and iron-rod welding. In 2005,Indonesia has declared that seaweed as one of the leading commodities to be prioritized and revitalized. To produce quality of industrial-scale seaweed has necessary a serious handling, start from harvesting process, uploading, washing, drying, up to manufacturing caraggenan.This study has tried to produce a seaweed washing machine that capable to improve the quality of the seaweed in the washing process. This washing machine is based on hybrid technology that can be operated using energy from pedal-powered and electrical-powered generated from solar panels.The washing machine resemble three-wheeled transport vehicle using pedal-powered for mobility. Activity of seaweed washing process using plastic drum that rotated. There are two different size of plastic drum used in washing machine, the bigger size for static water storage containers and the little one for dynamic rotation using pedal-powered or electrical motor.The rolled chain transmission that connected with integrated toothed gear is used to ratate a dynamic drum. The different between pedal-powered and electrical-motor powered lies in process to rotated dynamic drum. Pedal-powered use manpower to rotated dynamic drum but electrical motor powered from electrical that generated from solar panel. Washing machine with pedal-powered similar like pedal powered that contained in bicycle. Solar panel systems which is the source energy for generated electrical motor consists of solar panel itself, controller, battery and DC to AC converter. Overall the machine has works well butt need improvement in terms of manueverability Keyword s : Seaweed, Washing machine, Pedal-powered, Electrical motor-powered, Hybrid technology

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tahun 2005, Pemerintah Indonesia telah menetapkan rumput laut sebagai salah satu komoditi unggulan yang diprioritaskan untuk direvitalisasi. Alasannya permintaan ekspor masih sangat besar, teknologi budidaya yang mantap dan sangat sederhana, kebutuhan modal baik untuk investasi maupun operasional relatif kecil, siklus produksi relatif singkat hanya sekitar 45 hari, tergolong usaha padat karya, dan areal budidaya tersedia sangat luas. Perairan laut yang cocok untuk budidaya rumput laut ditaksir seluas 1,2 juta hektar. Nilai jual rumput laut kering yang belum diolah dan berkualitas rendah saat ini sekitar Rp. 12,000kg dan jika diolah dapat menjadi berlipat ganda. Selama ini pembudidayaan rumput laut umumnya hanya menjual hasil budidaya dalam bentuk mentah rumput laut kering dan belum diolah dengan baik. Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan mengurangi impor akan hasil olahannya, pengolahan di dalam negeri perlu dikembangkan sehingga hasilnya berkualitas tinggi dan pembudidaya mendapatkan nilai tambah dari hasil rumput laut tersebut. Untuk menghasilkan kualitas rumput laut berskala industri diperlukan penanganan yang serius mulai dari proses panen, pengangkatan ke darat, pencucian, pengeringan, pencucian kembali sampai dengan pembuatan bahan olahan rumput laut. Menimbang potensi bahan olahan rumput laut yang sangat besar dan kebutuhan pasar yang amat tinggi maka penulis mengusulkan untuk mengembangkan mesin pengolah rumput laut yang ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah yang berlipat ganda dari produk tersebut. Adapun penelitian yang akan dilakukan adalah sebatas proses pencucian rumput laut dari proses pengolahan secara keseluruhan. Penulis mengambil proses pencucian rumput laut sebagai bahan penelitian dengan mengacu kepada proses pencucian ini sangat diperlukan pada proses awal produksi setelah panen dan pengeringan agar kualitas rumput laut dapat terjaga pada proses selanjutnya. Proses pencucian ini bertujuan umtuk membersihkan rumput laut dari bahan-bahan pencemar dan kontaminan yang menempel baik pada proses panen maupun setelah proses pengeringan. Bahan pencemar dan kontaminan tersebut dapat berupa pasir, garam, kapur, pecahan karang dan alga laut lainnya yang menempel. Penelitian ini dilakukan untuk membuat rancang bangun mesin pencuci rumput laut berbasis teknologi hybrid, yaitu dengan menggunakan penggabungan sumber energi yang dihasilkan dari sistem pedal dan sistem tenaga matahari Solar Cell. Ide sistem pedal pada mesin pencuci rumput laut ini digagas dari mesin cuci pakaian dengan sistem pedal yang dikembangkan oleh Jenny Hu, Radu Raduta, dan Jessica Vechakul Gambar 1. Selain perbedaan pada obyek yang dicuci, penelitian mesin cuci rumput laut ini dibuat agar mesin dapat dipindahkan moveable, praktis serta dilengkapi dengan motor AC sebagai sistem penggerak dalam proses pencucian selain dari sistem pedal. Sumber: Hu et al, 2005 Gambar 1. Mesin cuci yang dikembangkan mahasiswa Massachusetts Institute of Technology

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini didasarkan kepada upaya peningkatan nilai tambah dari hasil rumput laut. Permasalahan umum yang dihadapi antara lain: 1. Bahan-bahan pencemar bawaan yang terdapat pada rumput laut pasca panen. Peningkatan kualitas rumput laut dengan sedikit mungkin mengurangi bahan-bahan pencemar kontaminan dalam proses produksi rumput laut dengan melakukan pencucian terhadap rumput laut sebelum dilakukan pengeringan. Berdasarkan peninjauan langsung di lapangan pencucian ini sangat diperlukan pada proses awal produksi setelah panen agar kualitas rumput laut dapat terjaga pada proses selanjutnya. 2. Mesin untuk skala produksi biasanya berukuran besar dan mahal. Besarnya mesin untuk skala produksi yang berukuran besar menjadi masalah bagi petanipengusaha sehingga diperlukan tempat khusus sebagai tempat penyimpanannya, namun dengan pertimbangan bahwa area rumput laut berada di daerah pantai dan ada kemungki nanan tempatnya luas mesin pencuci ini dirancang mudah untuk dipindahkan moveable dan relatif kecil ukurannya portable. 3. Sumber energi penggerak mesin Biasanya sumber energi untuk menggerakan mesin skala produksi memakai bahan bakar solar atau premium bahan bakar tak terbarukan. Selain tidak ramah lingkungan bahan bakar ini harganya terbilang mahal untuk skala produksi kecil. Melihat permasalahan tersebut diperlukan rancangan mesin yang murah dan ramah lingkungan. Teknologi hybrid dari penggabungan sistem pedal dan sistem tenaga surya dapat menjawab permasalahan tersebut.

1.3. Kerangka Pemikiran

Untuk menghasilkan kualitas rumput laut berskala industri tentunya diperlukan penanganan yang serius dimulai dari proses pemanenan ke darat, pencucian, pengeringan, sampai kepada pembuatan karagenan. Melihat dari proses penanganan rumput laut di atas sampai dengan proses pencucian, dibutuhkan suatu mesinalat yang sifatnya lebih efisien dan efektif dari proses yang dilakukan secara konvensional sehingga kualitas rumput laut lebih bagus untuk proses penanganan selanjutnya. Secara diagramatik kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.