Komoditi Rumput Laut TINJAUAN PUSTAKA

sumber : http:www. indonesia.go.id. 2004 Gambar 3. Jenis rumput laut a Gracilaria spp, b Euchema spp.

2.3. Komoditi Rumput Laut

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan sebagai bahan makanan, minuman dan obat-obatan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, alginat dan karaginan merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri Istini et al, 1998. Sebagian besar rumput laut di Indonesia diekspor dalam bentuk kering Suwandi, 1992. Bila ditinjau dari segi ekonomi, harga hasil olahan rumput laut seperti karaginan jauh lebih tinggi dari pada rumput laut kering. Jenis rumput laut yang merupakan komoditas budidaya di Indonesia adalah Gracilaria spp. kelompok agarofit dan Eucheuma spp. kelompok karaginofit. Pertumbuhan ekspor rumput laut Indonesia dipicu oleh peningkatan permintaan dari negara tujuan utama ekspor rumput laut Indonesia yaitu, Denmark, Cina, Filipina, dan Hongkong. Total ekspor ke empat negara tersebut mencapai 57 dari total ekspor rumput laut Indonesia. Pertumbuhan ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina tercatat mengalami peningkatan paling besar dengan rata-rata pertumbuhan 123 pada lima tahun terakhir. Sedangkan ekspor ke Cina meningkat 99 dan ekspor ke Denmark meningkat 24 pada lima tahun terakhir Tabel 2.. Permintaan rumput laut di pasar dunia pada tahun 2005 diperkirakaan mencapai 260.571.050 ton, tahun 2006 meningkat menjadi 273.599.602 ton, tahun 2007 287.279.582 ton, dan tahun 2009 sebanyak 316.725.339 ton. Permintaan pasar sebesar itu belum mampu terpenuhi karena hanya sedikit negara yang bisa membudidayakan komoditas tersebut, termasuk Indonesia Nurdjana, 2006. a b Tabel 2. Tujuan utama ekspor rumput laut Indonesia Tujuan Ekspor Rumput Laut Ekspor 2004 000 USD Ekspor 2004 Tons Share dari Indonesia ekspor ROG nilai ekspor 2000- 2004 ROG kuantitas ekspor 2000-2004 Peringkat dalam mengimpor rumput laut Pertumbuhan impor Rumput laut 2000- 2004 Denmark 4.208 5.294 17 24 21 5 1 China 4.010 13.785 16 99 94 4 23 Philiphima 3.370 5.302 13 123 131 14 45 Hong Kong 2,659 9.214 11 3 12 16 Spanyol 2.404 4.716 10 1 2 11 2 Jepang 1.945 202 8 10 -1 1 7 USA 1.398 1,750 6 28 15 2 3 Chilie 674 2.361 3 29 61 18 -5 Korea 610 1.152 2 11 23 8 11 Brazil 518 917 2 - - 26 4 Sumber: PT Bank Ekspor Indonesia Persero in Nur Hira, 2006 Produksi rumput laut kering dalam setahun rata-rata 12 ton per Ha, Jika seluruh areal potensial sebesar 770.000 Ha tersebut dimanfaatkan secara optimal, maka total produksi rumput laut secara nasional mencapai 9.240.000 ton per tahun. Jika diasumsikan harga di pasar dunia sekitar Rp. 4.0 juta per ton, maka akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 36,96 triliun. Berdasarkan nilai dan perkembangan data statistik di atas terlihat bahwa komoditas rumput laut jika digarap secara sungguh-sungguh dapat menjadi sumber devisa dan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Tantangan pengembangan budidaya rumput laut saat ini adalah bagaimana menggiring kegiatan budidaya ini ke arah industrialisasi Nurdjana, 2006. Berdasarkan uji kelayakan mutu yang diterima oleh konsumen akhir maka terdapat badan-badan yang berkompeten mengeluarkan baku mutu untuk menjamin kualitas rumput laut yang dikonsumsi atau dijadikan sebagai bahan baku, berikut ini adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam baku mutu rumput laut Nurdjana, 2006 : 1. Baku mutu yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional BSN, SNI 01-2690- 1998 : - Organoleptik bau khas rumput laut, - kandungan benda asing minimal 5 - kadar air maksimal 35 - kandungan karaginan minimal 25 2. Syarat Mutu yang ditetapkan oleh pembeli: - kadar garam 15-40 - Kadar abu tidak larut garam maksimal 2 3. FAO : - kandungan karaginan minimal 25 - kadar sulfat 15-40 - Viskositas minimal 5 cps Pencucian rumput laut dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran-kotoran baik itu berupa pasir, kerikil, garam, kapur, maupun jenis kotoran yang lainnya, sehingga diperoleh rumput laut yang bersih. Perlakuan pencucian sangat penting dilakukan karena tidak semua proses pencucian mampu menghilangkan kotoran dengan kadar yang tinggi. Cara pencucian pun sangat berpengaruh terhadap mutu produk tepung karaginan yang dihasilkan jika tidak berhati-hati dalam melakukan pencucian maka kemungkinan besar bahan banyak yang rusak, masih menempelnya kotoran-kotoran pada bahan, dan hilangnya kandungan-kandungan penting pada rumput laut seperti ion-ion pembentuk gel bisa terjadi. Pencucian rumput laut dapat dilakukan pada saat basah setelah di panen atau setelah dikeringkan, setelah dicuci bersih rumput laut dikeringkan hingga kadar air sekitar 20-25. Untuk memperoleh mutu rumput laut kering yang baik, rumput laut dapat dicuci dengan larutan alkali KOH atau NaOH, larutan kapur tohor dan dapat dicuci dengan air tawar yang sebelumnya dilakukan proses perendaman Anggadiredja et al., 2006.

2.4. Proses Pencucian Rumput Laut