163
d. Analisis kadar lemak SNI 01-2891-1992
Kadar lemak tapioka dianalisis dengan menggunakan metode soxhlet. Labu lemak dikeringkan di dalam oven suhu 105°C selama 15 menit, didinginkan di
dalam desikator dan ditimbang sebelum digunakan. Sebanyak 1 – 2 gram sampel
tapioka dimasukkan ke dalam selongsong kertas saring yang dialasi dengan kapas. Bagian atas selongsong kertas yang telah berisi sampel disumbat dengan kapas
lalu dikeringkan dalam oven pada suhu tidak lebih dari 80°C selama ± 1 jam. Selongsong kertas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang
telah dihubungkan dengan labu lemak. Lemak sampel diekstrak dengan heksana selama ± 6 jam. Heksana kemudian disuling sehingga diperoleh ekstrak lemak.
Ekstrak lemak di dalam labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105°C selama 12 jam. Labu berisi lemak sampel kemudian didinginkan di dalam
desikator lalu ditimbang bobotnya. Pengeringan diulangi hingga diperoleh bobot tetap. Kadar lemak dalam g100 g bahan kering dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
g 00 g 00
g 00 g g g 00 g
00 – 00
dimana a = bobot labu lemak setelah proses ekstraksi g; b = bobot labu lemak sebelum proses ekstraksi g; dan c = bobot sampel g.
164
Lampiran 2. Analisis kadar pati Dubois et al, 1956 disitasi dari Faridah, 2010
Kadar pati sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode fenol sulfat yang mencakup tahap pembuatan kurva standar larutan glukosa, persiapan
sampel dan analisis sebagai berikut: Pembuatan kurva standar larutan glukosa
Larutan glukosa murni 0,5 ml yang masing-masing mengandung 0,0; 10,0; 20,0; 30,0; 40,0; 50,0; 60,0; 70,0 dan 80,0 µg larutan glukosa ditempatkan di
dalam tabung reaksi. Ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 0,5 ml fenol 5 kemudian diaduk dengan menggunakan vorteks.
Sebanyak 2,5 ml larutan H2SO4 pekat ditambahkan secara cepat ke dalam tabung reaksi tersebut terjadi reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Larutan
tersebut lalu didiamkan selama 10 menit, kemudian diaduk kembali dengan vorteks. Sampel disimpan pada suhu ruang selama 20 menit lalu diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm. Persamaan dan kurva standar larutan glukosa dibuat sebagai hubungan antara
konsentrasi larutan glukosa pada sumbu x dan absorbansi pada sumbu y. Analisis sampel
Sebanyak 0,5 ml sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 0,5 ml fenol 5 dan dihomogenkan dengan menggunakan vorteks.
Larutan H2SO4 pekat sebanyak 2,5 ml ditambahkan secara cepat ke dalam tabung reaksi terjadi reaksi eksoterm yang menghasilkan panas. Larutan lalu didiamkan
selama 10 menit di suhu ruang, kemudian diaduk dengan vorteks dan disimpan kembali pada suhu ruang selama 20 menit. Nilai absorbansi kemudian diukur
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 490 nm. Kadar glukosa µgml ditentukan dengan menggunakan kurva standar dan kadar
pati g100 g bahan dihitung dengan mengalikan kadar gula dengan faktor 0,9.