5
2. Densitas Tanah
Densitas tanah basah atau wet-bulk density didefinisikan sebagai padatan tanah massa total dibagi dengan volume total tanah Kalsim dan Sapei 2003. Massa total akan bervariasi
dengan jumlah air yang ada dalam tanah, sehingga densitas tanah kering atau dry-bulk density Db umumnya digunakan dan didefinisikan sebagai massa kering tanah oven Mk pada
suhu 105
o
C selama 24 jam dibagi dengan volume total Vt tanah Kalsim dan Sapei 2003. Untuk selanjutnya, istilah densitas tanah yang digunakan berarti merujuk pada dry-bulk
density. Berdasarkan hasil penelitian Iqbal et al. 2006 diacu dalam Isron 2009 yang
menyatakan bahwa perlakuan intensitas lintasan traktor memberikan pengaruh nyata terhadap nilai densitas tanah pada taraf
α = 0.05, di mana semakin meningkat intensitas lintasan roda traktor maka nilai densitas tanah cenderung meningkat. Kecenderungan kenaikan densitas
tanah disebabkan oleh tekanan yang berasal dari roda traktor mendesak air dan udara, sehingga daerah yang dipengaruhi tekanan menjadi lebih padat dan secara langsung dapat
meningkatkan densitas tanah. Pada umumnya densitas tanah berkisar antara 1.1 –1.6 gcm
3
. Akan tetapi ada juga beberapa jenis tanah yang mempunyai densitas tanah kurang dari 0.85
gcm
3
. Menurut Pramuhadi 2005, pertumbuhan dan produksi tebu maksimum serta pertumbuhan gulma minimum terjadi pada kisaran densitas tanah 1.2
–1.3 gcm
3
. Mengukur densitas tanah Db. Menurut Kalsim dan Sapei 2003 densitas tanah dapat dihitung dengan
persamaan:
Db = MkVt = Mt-MwVt
Di mana: Db = Densitas tanah gcm
3
Mk = Massa kering tanah g Vt
= Volume tanah cm
3
Mw = Massa wadah g Mt = Massa wadah + massa tanah kering g
Pada suatu usaha pemadatan tanah yang tetap, densitas tanah merupakan fungsi kadar air tanah. Densitas tanah meningkat mulai dari meningkatnya kadar air tanah dan mencapai
puncak yang disebut sebagi kadar air optimum, selanjutnya menurun seiring dengan meningkatnya kadar air tanah Hillel 1980.
Menurut McKyes 1985, kekuatan tanah dan sifat mekanik tanah lainnya akan berubah dengan adanya proses pemadatan. Kohesi tanah akan meningkat dengan pola
logaritmik dan sudut geser dalam tanah akan meningkat dengan pola linier seiring kenaikan densitas tanah. Peningkatan kekuatan tanah akibat meningkatnya densitas ini tidak hanya
menyebabkan kekuatan dan energi yang diperlukan untuk pemotongan pengolahan tanah menjadi meningkat, akan tetapi juga akan menghambat pertumbuhan akar tanaman.
1
6
3. Porositas