13
1. Pengolahan Tanah dengan Metode Biasa
Metode biasa terdiri atas plowing 1, harrowing 1, plowing 2, dan harrowing 2. Plowing pembajakan merupakan pengolahan tanah primer, sedangkan harrowing
penggaruan merupakan pengolahan tanah sekunder. Setelah pengolahan tanah sekunder, kegiatan selanjutnya adalah penanaman planting baik secara manual manual planting
maupun mekanis mechanical planting. Jika penanaman dilakukan secara manual, maka kegiatan land preparation berakhir pada kegiatan ridging dan pemupukan basalt secara
mekanis. Namun jika penanaman dilakukan secara mekanis, maka tidak perlu dilakukan ridging dan pemupukan basalt secara mekanis.
1.1. Plowing 1
Plowing 1 pembajakan pertama dilakukan setelah kegiatan land clearing. Tujuan dari pembajakan pertama adalah untuk memotong, mengangkat, dan membalik
tanah dan bertujuan untuk mengurangi kekuatan tanah, membalikkan perakaran tebu pada lahan RPC, menutup vegetasi dan dan mengatur agregat tanah. Alat yang
digunakan di PT LPI untuk pembajakan pertama dan kedua adalah disc plow bajak piring, yakni implemen traktor yang mempunyai 4 disc dengan diameter masing-
masing 28 inci dan jarak antar disc sebesar 40 cm. Pada bagian ujung bajak terdapat disc datar dengan diameter 24 inci yang berfungsi sebagai roda pembantu untuk
mengatur kedalaman pengolahan dan menstabilkan pengoperasian pembajakan sehingga operasi dapat begerak lurus. Disc angle bajak sebesar 15
o
dan tilth angle sebesar 35
o
. Besarnya sudut ini dapat menentukan kedalaman dan tenaga yang dibutuhkan dalam
pembajakan selain dari pengaruh penetrasi dari implemen. Spesifikasi traktor yang digunakan pada pembajakan pertama adalah traktor
dengan daya 90 hp. Transmisi yang digunakan adalah dengan kecepatan putar 1900 rpm dan kecepatan maju sekitar 3-4 kmjam. Setelah pembajakan pertama selesai, lahan
’diklantang’, yaitu dibiarkan selama satu sampai dua minggu sebelum digaru harrow. Tujuannya adalah agar perakaran tunggul tebu dan gulma yang berada di permukaan
tanah mengering. Selain itu ’klantang’ bertujuan agar bongkahan tanah hasil plowing
cukup kering sehingga mudah dihancurkan pada saat harrowing. Kegiatan plowing 1 dapat dilihat di Gambar 7.
Gambar 7
.
Kegiatan Plowing 1
14
1.2. Harrowing 1