Gambar 7. Faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b berdasarkan bulan pengamatan
Pada Gambar 7 tampak bahwa faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 berfluktuasi tiap waktunya. Nilai faktor kondisi ikan jantan
berkisar 1,4794-1,5539 dengan rata-rata 1,5151 sedangkan ikan betina diperoleh faktor kondisi 1,4378-1,5490 dengan rata-rata 1,4955 Lampiran 3.
Faktor kondisi ikan jantan lebih besar dibandingkan ikan betina, hal ini menunjukkan bahwa ikan jantan lebih gemuk dibandingkan ikan betina. Nilai
faktor kondisi baik pada ikan jantan maupun ikan betina tertinggi terjadi pada bulan November. Fluktuasi nilai faktor kondisi pada ikan jantan dan betina tiap
waktu dapat disebabkan oleh ketersediaan makanan di dalam perairan. Pada dasarnya faktor kondisi ikan jantan dan betina tertinggi terdapat pada
musim barat daya dimana musim ini terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April yang mengindikasikan bulan basah penghujan sehingga makanan akan
terbawa dari darat hulu sungai yang berupa detrivora dari mangrove. Hal ini didukung oleh pernyataan Effendie 1997 bahwa hal-hal yang mempengaruhi
faktor kondisi selain kematangan gonad adalah jenis kelamin, ukuran, dan kondisi lingkungan.
4.5. Nisbah Kelamin
Nisbah kelamin merupakan perbandingan jenis kelamin antara ikan jantan dengan betina. Nisbah kelamin dilakukan dari 400 ekor ikan selanget yang terdiri
1.20 1.25
1.30 1.35
1.40 1.45
1.50 1.55
1.60 1.65
1.70
faktor kondisi
Bulan a
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
faktor kondisi
Bulan b
dari 121 jantan dan 279 betina. Persentase jenis kelamin ikan jantan dengan betina dapat dilihat pada Gambar 8 berdasarkan Lampiran 4.
Gambar 8. Persentase jenis kelamin ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 TKG IV a; semua TKG b
Jumlah TKG IV pada ikan jantan sebanyak 12 ekor sedangakan pada ikan betina sebanyak 45 ekor. Pada Gambar 9 terlihat bahwa terdapat fluktuasi jumlah
antara ikan jantan dengan ikan betina yang TKG IV pada tiap bulannya. Semua bulan pengambilan ikan contoh, jenis kelamin yang paling banyak ditemukan
ialah ikan betina, kecuali pada bulan November.
Gambar 9. Nisbah kelamin ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852
Nisbah kelamin ikan selanget secara keseluruhan adalah 1 : 2,30 atau 30,3 berbanding 69,7 sedangkan nisbah kelamin berdasarkan TKG IV
mendapatkan nilai 1 : 3,75 Lampiran 5. Berdasarkan uji chi-square yang
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60
nisbah kelamin
bulan penelitian
nisbah kelamin
total nisbah
kelamin TKG
IV
dilakukan terhadap nisbah kelamin antara ikan jantan dengan betina mendapatkan hasil tidak ideal baik untuk semua TKG maupun TKG IV saja dengan ikan
selanget betina lebih banyak daripada jantan. Ketidakseimbangnya nisbah kelamin ini kemungkinan adanya perbedaan tingkah laku antara ikan jantan dan ikan
betina. Hasil nisbah kelamin ini belum bisa dikatakan ideal atau tidak ideal sebab diperlukan beberapa penelitian terkait nisbah kelamin ini pada waktu dan tempat
yang berbeda untuk dapat memastikan atau mendukung perbandingan tersebut. Tidak idealnya nisbah kelamin ikan selanget bukan merupakan suatu
masalah sebab menurut Effendie 1997 dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu populasi, perbandingan ikan jantan dan betina diharapkan dalam
keadaan ideal 1:1 atau setidaknya ikan betina lebih banyak. Ikan betina lebih banyak diduga satu ikan selanget jantan membuahi lebih dari satu betina. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Anwar 2005, nisbah kelamin ikan selanget A. chacunda
di perairan Pantai Mayangan, Subang tidaklah ideal 1:1.
4.6. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad