dilakukan terhadap nisbah kelamin antara ikan jantan dengan betina mendapatkan hasil tidak ideal baik untuk semua TKG maupun TKG IV saja dengan ikan
selanget betina lebih banyak daripada jantan. Ketidakseimbangnya nisbah kelamin ini kemungkinan adanya perbedaan tingkah laku antara ikan jantan dan ikan
betina. Hasil nisbah kelamin ini belum bisa dikatakan ideal atau tidak ideal sebab diperlukan beberapa penelitian terkait nisbah kelamin ini pada waktu dan tempat
yang berbeda untuk dapat memastikan atau mendukung perbandingan tersebut. Tidak idealnya nisbah kelamin ikan selanget bukan merupakan suatu
masalah sebab menurut Effendie 1997 dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu populasi, perbandingan ikan jantan dan betina diharapkan dalam
keadaan ideal 1:1 atau setidaknya ikan betina lebih banyak. Ikan betina lebih banyak diduga satu ikan selanget jantan membuahi lebih dari satu betina. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Anwar 2005, nisbah kelamin ikan selanget A. chacunda
di perairan Pantai Mayangan, Subang tidaklah ideal 1:1.
4.6. Ukuran Pertama Kali Matang Gonad
Perhitungan ukuran pertama kali matang gonad dilakukan dengan melihat TKG IV yang pertama kali dari semua selang kelas ukuran panjang baik pada ikan
jantan maupun ikan betina. Ukuran pertama kali matang gonad ikan selanget A. selangkat
jantan terdapat pada ukuran panjang 139-146 mm sedangkan ikan betina terdapat pada ukuran panjang 131-138 mm Gambar 10.
Gambar 10. Tingkat kematangan gonad ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b berdasarkan selang ukuran panjang
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
107 ‐114
115 ‐122
123 ‐130
131 ‐138
139 ‐146
147 ‐154
155 ‐162
163 ‐170
171 ‐178
179 ‐186
TKG
selang kelas panjang mm
a TKG
4 TKG
3 TKG
2 TKG
1 0.0
20.0 40.0
60.0 80.0
100.0
107 ‐114
115 ‐122
123 ‐130
131 ‐138
139 ‐146
147 ‐154
155 ‐162
163 ‐170
171 ‐178
179 ‐186
TKG
selang kelas panjang mm
b TKG
4 TKG
3 TKG
2
Perbedaan ukuran pertama kali matang gonad pada ikan jantan dengan betina walaupun dalam spesies yang sama, hal ini dikarenakan dua hal yaitu faktor
dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang mempengaruhinya ialah umur, ukuran dan sifat-sifat fisiologis ikan tersebut seperti kemampuan adaptasi terhadap
lingkungannya sedangkan yang menjadi faktor luar adalah kelimpahan makanan di habitat. Hasil ini didukung oleh pernyataan Nielsen et al. 1983 yang
mengatakan bahwa perbedaan kemampuan matang gonad pertama kali disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan gonad antara ikan jantan dan betina.
Hasil penelitian yang didapatkan oleh Anwar 2005 pun mendukung hasil ini. Menurut Anwar 2005 di perairan Pantai Mayangan, Subang, ukuran matang
gonad pertama kali ikan selanget A. chacunda betina lebih kecil yaitu pada ukuran panjang 134-172 mm dibandingkan jantan pada ukuran panjang 137-165 mm.
Hasil ini dimungkinkan adanya perbedaan laju pertumbuhan antara ikan jantan dan betina.
4.7. Waktu pemijahan
Tingkat kematangan gonad ikan selanget A. selangkat ditentukan setelah melakukan pembedahan dengan berpacu pada klasifikasi tingkat kematangan
gonad yang dimodifikasi oleh Cassie Effendie 1997 Tabel 1. Berikut ialah gambar tingkat kematangan gonad berdasarkan bulan penelitian.
Gambar 11. Tingkat kematangan gonad ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b berdasarkan bulan penelitian
20 40
60 80
100
frekuensi
bulan a
TKG 4
TKG 3
TKG 2
TKG 1
20 40
60 80
100
frekuensi
bulan b
TKG 4
TKG 3
TKG 2
TKG 1
Total 400 ekor ikan selanget yang terdiri dari 121 ikan jantan dan 279 ikan betina diperoleh tingkat kematangan gonad TKG yang bervariasi tiap bulan
Lampiran 6. Pada ikan jantan dan betina ditemukan semua TKG I,II,III dan IV pada tiap bulannya Gambar 11.
Persentase ikan baik jantan dan betina TKG IV ditemukan sepanjang bulan penelitian namun TKG IV terbanyak pada bulan Agustus. Hal ini
mengindikasikan bahwa bulan Agustus merupakan puncak pemijahan ikan selanget. Nilai IKG tertinggi pada bulan Agustus dan bulan berikutnya bulan
September mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa bulan Agustus merupakan puncak pemijahan.
Gambar 12 dapat diketahui bahwa ikan selanget A. selangkat memijah sepanjang bulan Agustus sampai dengan November dengan puncak pemijahan
pada bulan Agustus. Hal ini dapat dilihat pada nilai persentase TKG IV yang tinggi pada bulan Agustus, nilai IKG yang tertinggi pada bulan Agustus dan
penurunan sedikit nilai IHS akibat banyaknya ikan TKG IV. Indeks hepatosomatik akan meningkat dengan meningkatnya berat dan panjang tubuh
sewaktu perkembangan kematangan gonad, namun puncak nilai IHS terjadi pada saat ikan mengalami TKG III dan pada saat TKG IV, IHS akan mengalami
penurunan. Di lingkungan buruk biasanya ikan memiliki cadangan energi kecil. Nilai IKG pada jantan dan betina dominan meningkat seiring dengan
meningkatnya tingkat kematangan gonad. Hal ini didukung oleh pernyataan Effendie 1997 yang menyatakan bahwa pada masa gonad semakin berkembang
seiring dengan meningkatnya tingkat kematangan gonad. IKG akan terus meningkat dan mencapai nilai tertinggi pada saat mencapai TKG IV kemudian
menurun setelah ikan melakukan pemijahan. Hal ini dikarenakan ikan telah mengeluarkan semua telurnya sewaktu terjadi pemijahan dan pada saat itu pula
IKG hampir sama dengan TKG I dan TKG II. Hasil ini pula didukung oleh pernyataan Effendie 1997 yang menyatakan bahwa berat gonad akan mencapai
maksimum saat ikan memijah. Kemudian menurun kembali secara cepat selama berlangsungnya pemijahan hingga pemijahan selesai.
Gambar 12. Hubungan nilai TKG IV, IKG, IHS, dan faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b
0.00 0.50
1.00 1.50