Faktor Kondisi 1.50 2.00 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5. Hubungan panjang dengan tinggi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852

4.4. Faktor Kondisi

Effendie 2005 mengungkapkan bahwa faktor kondisi menunjukkan baik buruknya dari ikan yang dilihat dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan bereproduksi yang dinyatakan dalam angka berdasarkan pada data panjang dan berat. Faktor kondisi ikan selanget A. selangkat dihitung menggunakan rumus faktor kondisi yang isometrik baik pada jantan maupun betina. Pada Gambar 6 faktor kondisi baik jantan maupun betina mengalami fluktuasi terhadap ukuran ikan. Nilai faktor kondisi rata-rata ikan selanget jantan berkisar 1,4136-1,5564 dengan nilai tertinggi terdapat pada selang ukuran panjang 123-130, sedangkan untuk betina berkisar 1,3434-1,5384 dengan nilai tertinggi terdapat pada selang 107-114. Hal ini didukung oleh pernyataan Patulu 1963 in Effendie 1997 bahwa faktor kondisi dapat berflukuasi terhadap ukuran ikan. Gambar 6. Faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b berdasarkan selang ukuran panjang y = 0.429x ‐ 10.99 R² = 0.919 r = 0,958 n = 11 10 20 30 40 50 60 70 50 100 150 200 tinggi tubuh mm panjang mm

0.00 0.50

1.00 1.50

2.00 107 ‐114 115 ‐122 123 ‐130 131 ‐138 139 ‐146 147 ‐154 155 ‐162 163 ‐170 171 ‐178 179 ‐186 faktor kondisi rata ‐rata selang kelas mm a 0.00

0.50 1.00

1.50 2.00

107 ‐114 115 ‐122 123 ‐130 131 ‐138 139 ‐146 147 ‐154 155 ‐162 163 ‐170 171 ‐178 179 ‐186 faktor kondisi rata ‐rata selang kelas mm b Gambar 7. Faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b berdasarkan bulan pengamatan Pada Gambar 7 tampak bahwa faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 berfluktuasi tiap waktunya. Nilai faktor kondisi ikan jantan berkisar 1,4794-1,5539 dengan rata-rata 1,5151 sedangkan ikan betina diperoleh faktor kondisi 1,4378-1,5490 dengan rata-rata 1,4955 Lampiran 3. Faktor kondisi ikan jantan lebih besar dibandingkan ikan betina, hal ini menunjukkan bahwa ikan jantan lebih gemuk dibandingkan ikan betina. Nilai faktor kondisi baik pada ikan jantan maupun ikan betina tertinggi terjadi pada bulan November. Fluktuasi nilai faktor kondisi pada ikan jantan dan betina tiap waktu dapat disebabkan oleh ketersediaan makanan di dalam perairan. Pada dasarnya faktor kondisi ikan jantan dan betina tertinggi terdapat pada musim barat daya dimana musim ini terjadi pada bulan Oktober sampai bulan April yang mengindikasikan bulan basah penghujan sehingga makanan akan terbawa dari darat hulu sungai yang berupa detrivora dari mangrove. Hal ini didukung oleh pernyataan Effendie 1997 bahwa hal-hal yang mempengaruhi faktor kondisi selain kematangan gonad adalah jenis kelamin, ukuran, dan kondisi lingkungan.

4.5. Nisbah Kelamin