Sebaran frekuensi panjang Hubungan panjang - berat Nisbah kelamin

3.3.6. Penghitungan jumlah telur

Perhitungan jumlah telur menggunakan metode gabungan. Gonad ikan contoh betina yang TKG IV di bagi menjadi 3 bagian, yaitu anterior, tengah dan posterior. Setiap bagian tersebut diambil sedikit dari tiap bagian dan digabung menjadi satu. Gabungan yang telah menjadi satu ditimbang dengan timbangan ohaus . Setelah itu, gonad dimasukkan ke cawan petri supaya diencerkan dengan 10 mL air lalu diaduk. Setelah diaduk, diambil 1 mL untuk dihitung jumlah telur yang ada pada 1 mL air tersebut. Semua data bobot telur contoh dan jumlah telur dimasukkan ke dalam buku data.

3.3.7. Pengukuran diameter telur

Gonad dari ikan contoh yang sama dengan penghitungan jumlah telur diambil kembali sebanyak 50 telur untuk diamati diameter telur dengan bantuan mikroskop dan mikrometer objektif. Semua data diameter telur dicatat di buku data.

3.4. Analisa Data

3.4.1. Sebaran frekuensi panjang

Analisis frekuensi panjang menurut Walpole 1982 berdasarkan ukuran panjang dapat diketahui dengan melakukan analisa data sebagai berikut : a. Menentukan wilayah kelas, r = pb-pk r = lebar kelas, pb = pankang tertinggi, pk = panjang terpendek b. Menentukan jumlah kelas 1 + 3,32 log N N = jumlah data c. Menghitung lebar kelas, L = r jumlah kelas L = lebar kelas, r = wilayah kelas d. Memilih ujung bawah kelas interval e. Menentukan frekuensi jumlah kelas masing-masing selang kelas yaitu jumlah frekuensi dibagi jumlah total dikalikan 100.

3.4.2. Hubungan panjang - berat

Analisis data hubungan panjang dan berat mengacu pada persamaan allometrik allometric growth model menurut Effendi 1997, yaitu : W = aL b Keterangan : W = berat tubuh ikan gram L = panjang tubuh ikan mm a = intersep b = slope kemiringan dengan pendekatan regresi linear maka kedua parameter tersebut dapat dilihat. Nilai b menduga laju pertumbuhan kedua parameter yang dianalisis. Adapun hipotesis yang digunakan adalah : 1. Bila b = 3 maka disebut isometrik pertumbuhan panjang sama dengan pola pertubuhan berat 2. Bila b ≠ 3 maka disebut allometrik, yaitu : b 3 disebut allometrik positif pertumbuhan berat lebih dominan b 3 disebut allometrik negatif pertumbuhan panjang lebih dominan

3.4.3. Nisbah kelamin

Nisbah kelamin dapat dihitung berdasarkan perbandingan jumlah ikan yang jantan dengan jumlah ikan betina setiap bulan dan pada selang kelas ukuran panjang yang sama. Effendi 1997 mengungkapkan bahwa analisis nisbah kelamin ialah sebagai berikut : X = Keterangan : X = nisbah kelamin J = jumlah ikan jantan ekor B = jumlah ikan betina ekor Hubungan antara ikan jantan dengan betina dari suatu populasi ikan yang diteliti maupun pemijahannya perlu dilakukan analisis nisbah kelaminnya. Analisis nisbah kelamin ikan jantan dan betina dapat diperoleh dengan menggunakan uji Chi-square X 2 Walpole 1982 yaitu : Keterangan : Χ 2 = nilai bagi peubah acak yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran Khi-Kuadrat Oi = jumlah frekuensi ikan jantan dan betina yang teramati ei = jumlah frekuensi harapan dari ikan jantan dan betina

3.4.4. Indeks kematangan gonad IKG