1.50 6.00 10.00 1.50 2.50 1.40 1.80 1.30 1.50 1.70 1.40 1.80 Potensi reproduksi HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 12. Hubungan nilai TKG IV, IKG, IHS, dan faktor kondisi ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Jantan a dan betina b

0.00 0.50

1.00 1.50

2.00 IKG bulan a

0.00 2.00

4.00 6.00

8.00 10.00

IKG Bulan b

0.00 0.50

1.00 1.50

2.00 2.50

IH bulan a

0.00 0.20

0.40 0.60

0.80 1.00

1.20 1.40

1.60 1.80

2.00 IH Bulan b

1.20 1.30

1.40 1.50

1.60 1.70

faktor kondisi Bulan a

0.00 0.20

0.40 0.60

0.80 1.00

1.20 1.40

1.60 1.80

faktor kondisi Bulan b

4.8. Potensi reproduksi

Fekunditas ikan berhubungan erat dengan lingkungannya karena lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan panjang dan berat ikan. Perubahan fekunditas berhubungan dengan ketersediaan makanan. Jumlah telur yang dikeluarkan pada saat akan memijah merupakan fekunditas mutlak atau fekunditas individu Effendie 1997. Fekunditas sering dihubungkan dengan berat karena berat lebih mendekati kondisi ikan daripada panjangnya, walaupun berat dapat berubah setiap saat apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan dan kondisi fosiologis pada ikan. Jumlah ikan betina TKG IV didapatkan berjumlah 45 ekor untuk menganalisis fekunditas. Fekunditas yang didapatkan berkisar 63.392 - 387.543 butir. Fekunditas minimum 63.392 butir ditemukan pada ikan berukuran panjang 142 mm, berat tubuh 42 gram dam berat gonad 3,2033 gram. Fekunditas maksimum 387.543 butir ditemukan pada ikan yang berukuran panjang 150 mm, berat tubuh 48 gram dan berat gonad 4,8986 gram Lampiran 6. Hubungan antara fekunditas dengan panjang total diperoleh nilai determinasi R 2 0,2227. Nilai ini menunjukkan bahwa hanya 22,27 dari keragaman nilai fekunditas ikan selanget A. selangkat dapat dijelaskan oleh panjang tubuh total. Diperoleh pula nilai koefisien korelasi r yang relatif kecil yaitu sebesar 0,4764, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara panjang total dengan fekunditas kurang erat Gambar 13. Rendahnya korelasi ini dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah ikan contoh yang TKG IV dalam menganalisis potensi reproduksi. Selain itu juga diduga dapat disebabkan oleh batas kisaran yang ekstrim pada ukuran yang sama merupakan hal yang biasa terjadi Effendie 1997. Hubungan fekunditas dengan berat tubuh diperoleh nilai r yang relative kecil yaitu sebesar 0,4929, hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara berat tubuh dengan fekunditas kurang erat. Koefisien determinasi R 2 yang didapat sebesar 24,3 yang berarti hanya 24,3 berat tubuh dapat menjelaskan keragaman fekunditas pada tiap ukuran ikan Effendi 1997. Gambar 13. Hubungan panjang dan berat dengan fekunditas ikan selanget A. selangkat Bleeker 1852 Hasil yang didapat dari penelitian Anwar 2005 mengenai aspek reproduksi ikan selanget A. chacunda di perairan Pantai Mayangan, Pamanukan, Subang Jawa Barat tidak ada hubungan yang erat baik panjang total terhadap fekunditas maupun berat tubuh terhadap fekunditas, namun potensi reproduksi berkisar 125.083-1.828.222 butir sedangkan Teluk Jakarta hanya berkisar 63.392-387.543 butir. Perbedaan jumlah potensi reproduksi dikarenakan kondisi lingkungan perairan antara Jakarta Utara dengan Pantai Mayangan.

4.9. Pola pemijahan