Laju Penguapan HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 12. Kuantitas Air Hasil Destilasi Kuantitas air hasil destilasi ditentukan oleh proses penguapan dari air laut
dalam ruangan evaporasi dan proses pengembunan yang terjadi di kaca penutup. Proses penguapan akan semakin baik apabila suhu air laut dalam ruangan
evaporasi semakin tinggi. Semakin tinggi suhu suatu zat cair maka pergerakan molekul di dalamnya akan semakin cepat hingga terjadi tumbukan antar molekul
yang akan menyebabkan semakin cepatnya proses perpindahan massa dari cairan ke gas penguapan. Proses pengembunan dipengaruhi oleh suhu kaca penutup
ruang evaporasi. Uap yang terbentuk akan diubah menjadi bentuk cair apabila mengenai benda yang suhunya lebih rendah kaca penutup. Semakin rendah
suhu kaca penutup maka proses pengembunan akan semakin cepat terjadi. Selama proses penjemuran terdapat lapisan kristal garam di permukaan air
laut. Lapisan ini dapat menghambat proses penguapan karena akan meningkatkan suhu didih air laut. Pada penelitian ini, penguapan air laut terjadi pada suhu di
bawah 100
o
C padahal secara teori air akan mendidih pada suhu 100
o
C pada keadan normal 1 atm. Hal ini disebabkan karena ruang evaporator memiliki
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5
4 4,5
1 2
3 4
5 6
V o
lu me
Air lit
e r
Hari ke-
suhu yang tinggi akibat pemanasan radiasi surya yang menyebabkan suhu udara dalam ruang evaporasi meningkat. Dengan adanya kondensasi pada bagian
penutup yang memiliki suhu lebih rendah bila dibandingkan dengan suhu pada evaporator, maka akan memurunkan suhu pengembunan sehingga menyebabkan
suhu evaporator tersebut berada di bawah titik uap air secara normal. Kuantitas air hasil destilasi pada penelitian ini belum maksimal sehingga
masih dapat ditingkatkan lagi bila uji coba dilakukan pada musim kemarau. Kondisi sinar matahari yang maksimal akan mengakibatkan penguapan uap air
yang maksimal. Uap air yang banyak akan menghasilkan embun atau air tawar yang banyak pula. Menurut Lakitan 2002 laju evaporasi di Indonesia terjadi
secara bervariasi tergantung ketinggian tempat dan waktu. Pada bulan Januari –
April laju evaporasi masih rendah, puncaknya terjadi pada bulan Juni –
September. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2005. Ini
berarti pada periode dimana terjadi kondisi laju penguapan rendah.