1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tual merupakan daerah kota kepulauan di Propinsi Maluku. Wilayahnya terdiri atas 66 pulau. Sekitar 98 atau 18.758 km
2
wilayahnya berupa lautan. Wilayah ini secara geografis berada di Laut Arafura. Lautan ini merupakan
daerah penangkapan ikan potensial di Indonesia Dinas Kelautan dan Perikanan Tual, 2009.
Pada lingkup nasional, Tual memiliki nilai strategis yang dapat menjadi modal dasar peningkatan peran dan fungsi kota dalam sistem pembangunan
nasional. Tual dalam prespektif pemerintah pusat ditempatkan sebagai simpul kota nasional, karena kedudukannya sebagai pusat kegiatan. Dalam lingkup
nasional, Tual merupakan pusat kegiatan nasional sektor perikanan tangkap. Ini diwujudkan dengan ditetapkannya Tual menjadi salah satu kawasan minapolitan
di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan bernomor Ed 32B2010 tentang penetapan kawasan minapolitan.
Potensi sumberdaya ikan laut di Tual, yaitu sebesar 800.600 ton per tahun. Sementara pemanfaatan sumberdaya ini baru 42,60. Ini memberi peluang yang
cukup besar untuk di kembangkan Dinas Kelautan dan Perikanan Tual, 2009. Nelayan Tual saat ini menangkap ikan dengan menggunakan jaring insang,
bagan, pancing, sero dan purse seine. Jaring insang merupakan alat tangkap yang paling sering digunakan untuk menangkap ikan. Pengoperasiannya telah lama
dilakukan oleh nelayan setempat. Jaring insang yang digunakan memiliki ukuran mata jaring 1,50; 2,00; 2,25; 2,50; 2,75 dan 3,00 inci. Ukuran mata jaring yang
paling sering digunakan adalah 2,25”; 2,50”; 2,75” dan 3,00”. Sementara shortening
yang digunakan bernilai 45, 50 dan 55. Penentuan ukuran mata jaring dan shortening masih didasarkan pada pengalaman nelayan secara turun
temurun. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil tangkapan adalah dengan cara
menggunakan desain dan konstruksi jaring insang yang disesuaikan dengan morfologi dan tingkah laku ikan target. Untuk itu perlu dilakukan uji coba
penangkapan dengan mengombinasikan beberapa ukuran mata jaring dan
shortening yang berbeda. Gunanya untuk mendapatkan ukuran mata jaring dan
shortening yang paling optimal menangkap ikan dengan jumlah terbanyak.
Ukuran mata jaring insang memberikan pengaruh signifikan terhadap efisiensi dan komposisi hasil tangkapan Pala and Yuksel, 2010. Selanjutnya
Ahrenholz and Smith 2010 mengemukakan shortening yang tidak sesuai dapat mempengaruhi jumlah hasil tangkapan.
1.2 Perumusan Masalah