Keragaman Hasil Tangkapan Gaya Apung dan Gaya Tenggelam Hasil Tangkapan

Hasil tangkapan yang didapatkan memiliki kisaran body girth Maksimal Gm antara 8,9-18,1 cm. Body girth maksimal ikan berukuran kecil ditemukan pada ekor kuning yang tertangkap secara entangled pada jaring 2,25”-45. Adapun body girth maksimal terbesar ditemukan pada kembung lelaki yang tertangkap secara entangled pada jaring 2,25” 50. Jumlah hasil tangkapan yang tertangkap secara gilled, wedged, snagged dan entangled berdasarkan ukuran body girth maksimal dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31 Komposisi jumlah tangkapan jaring insang berdasarkan cara tertangkap Interval Gm cm Nilai tengah kelas cm Cara tertangkap Gilled Wedged Snagged Entangled 8,9-10,0 9,4 1 10,0-11,1 10,5 14 11,1-12,2 11,6 40 20 5 2 12,2-13,3 12,7 54 25 3 1 13,3-14,4 13,8 17 18 3 1 14,4-15,5 14,9 7 4 8 15,5-16,6 16,0 6 2 16,6-17,7 17,1 3 17,7-18,8 18,2 3 Jumlah 124 67 13 33

4.7 Keragaman Hasil Tangkapan

Spesies yang tertangkap selama penelitian didominasi oleh kembung lelaki. Kembung lelaki dominan tertangkap pada ukuran mata jaring 2,25” dan 3,00”. Indeks Sympson rata- rata pada ukuran mata jaring 2,25”; 2,50” dan 3,00” kurang dari 0,5. Data ini menunjukkan bahwa dominasi spesies yang tertangkap masih rendah. Selanjutnya Indeks Shannon rata- rata pada ukuran mata jaring 2,25”; 2,50” dan 3,00” lebih dari 1,0. Ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang diperoleh pada ketiga ukuran mata jaring memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Indeks Sympson dan Indeks Shannon pada ketiga ukuran mata jaring yang digunakan dapat di lihat pada Tabel 32. Tabel 32 Indeks keragaman No Ukuran mata jaring inci Indeks keragaman rata-rata Sympson Shannon 1 2,25 0,2 1,8 2 2,50 0,3 1,9 3 3,00 0,4 1,1

4.8 Gaya Apung dan Gaya Tenggelam

Gaya tenggelam pada jaring uji diperoleh dengan cara penimbangan langsung terhadap jaring, tali ris dan timah. Masing-masing jaring, tali ris dan timah dicelupkan ke dalam air kemudian dibaca nilainya pada timbangan pegas. Begitu juga dengan gaya apung diperoleh secara langsung. Pelampung dan batu diikatkan bersama kemudian dicelukan ke dalam air. Nilai gaya apung diperoleh dari selisih hasil penimbangan pelampung dan batu dengan hasil penimbangan batu. Total gaya apung, total gaya berat dan extra bouyancy dari setiap jaring uji coba di sajikan pada Tabel 33. Tabel 33 Gaya apung, gaya berat dan extra bouyancy setiap jenis jaring insang Mata jaring inci Shortening ∑Gaya apung kgf ∑Gaya tenggelam kgf Extra buoyancy kgf 2,25 45 3,90 1,03 2,87 50 3,90 1,06 2,84 55 3,90 1,11 2,79 2,50 45 3,90 0,99 2,91 50 3,90 1,03 2,86 55 3,90 1,06 2,84 3,00 45 3,90 0,94 2,96 50 3.90 0,97 2,92 55 3,90 1,00 2,90 5 PEMBAHASAN

5.1 Hasil Tangkapan

Berdasarkan jenis ikan yang diperoleh selama penelitian, sumberdaya ikan di perairan Tual cukup beragam, baik jenis maupun ukurannya. Noija, et al 2008 menyebutkan perairan Indonesia termasuk perairan tropis yang kaya dengan keanekaragaman jenis-jenis ikannya. Menurutnya perairan pantai, seperti daerah penangkapan jaring insang di Tual, merupakan perairan yang umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi sehingga mempunyai variasi jenis ikan yang banyak. Penelitian berlangsung pada bulan April sampai dengan Mei yang bersamaan dengan musim penangkapan kembung, yaitu berlangsung dari musim barat sampai dengan musim pancaroba I Desember-Mei. Keberadaan kembung yang biasanya bersamaan dengan layang dan selar menyebabkan kedua jenis ikan ini tertangkap oleh jaring insang. Jenis ikan karang, seperti baronang dan ekor kuning, ikut tertangkap disebabkan daerah penangkapan jaring insang memiliki dasar perairan yang berkarang dengan banyak tumbuhan lamun. Nontji 2007 mengemukakan jenis ikan karang memiliki habitat dengan dasar perairan berkarang yang ditumbuhi lamun. Jaring insang dioperasikan pada malam hari dengan kedalaman perairan antara 10-1,5 m. Kondisi ini menyebabkan jenis-jenis ikan demersal, seperti jenis kakap ikut tertangkap. Nontji 2007 menjelaskan ikan demersal memiliki habitat di dasar perairan, melakukan migrasi ke permukaan atau ke perairan pantai yang dangkal untuk mencari makan pada malam hari dan kembali ke dasar perairan pada pagi hari. Hasil tangkapan berupa kacang-kacang juga tertangkap oleh jaring insang. Ini disebabkan habitatnya berada di permukaan perairan dan aktif mencari makan hingga ke perairan pantai pada malam hari. Jenis ikan ini sering terlihat dalam schooling yang cukup besar saat hujan di daerah penangkapan pada malam hari.

5.2 Ukuran Ikan yang Tertangkap