Hubungan panjang dan berat ikan Analisis statistika

dibuat interval. Untuk menentukan selang kelas dan interval kelas dihitung dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi menurut Walpole 1995, yaitu: K = 1 + 3,3 log n …………………………………………………………… 10 I = R K ………………………………………………………………..….. 11 Keterangan : K : Jumlah kelas; n : Banyaknya data; I : Interval ukuran biometri ikan; dan R : Nilai terbesar – Nilai terkecil.

3.5.2 Hubungan panjang dan berat ikan

Hubungan antara panjang dan berat ikan dihitung dengan menggunakan analisis biometri dengan mengacu pada persamaan eksponensial, yaitu W = aL b Sparre dan Venema, 1989. Data ditransformasi logaritma ke dalam bentuk persamaan linier, sehingga membentuk persamaan : Log W = log a + b log L …………………………………………………….......12 W adalah berat ikan g, a dan b konstanta dan L panjang standar ikan cm. Jika nilai b 3, maka pertumbuhan bersifat alometrik negatif. Pola pertumbuhan bersifat alometrik positif dan isometrik apabila nilai b masing-masing b 3 dan b = 3. Hubungan antara panjang dengan operculum girth dan body girth maksimal dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier dengan persamaan berikut Santosa dan Ashari, 2005: Y = a + bx ………………………………………………………………13 Keterangan : Y : Nilai dugaan operculum girth dan body girth maksimal ikan cm; a,b : Konstanta; dan x : Panjang standar ikan cm.

3.5.3 Analisis statistika

Data jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis varian ANOVA klasifikasi dua arah yang disebut dengan rancangan acak lengkap RAL. Model observasinya adalah sebagai berikut Matjik dan Sumertajaya, 2006: Y ijk = μ + τ i + j + τ ij + C ijk ..................................................................14 Keterangan : Y ijk : Pengamatan pada ukuran mata jaring taraf ke-i, shortening taraf ke-j dan ulangan ke-k; μ : Rataan umum; τ i : Pengaruh ukuran mata jaring terhadap jumlah hasil tangkapan; j : Pengaruh shortening terhadap jumlah hasil tangkapan; τ ij : Pengaruh komponen interaksi antara ukuran mata jaring dan shortening ; dan C ijk : Pengaruh komponen acak. Hipotesis yang dipergunakan dalam percobaan adalah sebagai berikut: 1 H o : τ 1 = τ 2 = τ 3 = 0; H 1 : paling sedikit ada satu i, dimana τ i ≠ 0; 2 H o : 1 = 2 = 3 = 0; H 1 : paling sedikit ada satu i, dimana i ≠ 0; 3 H o : τ 11 = τ 12 = τ 13 … … τ 33 = 0; dan H 1 : paling sedikit ada satu pasangan i,j. dimana τ ij ≠ 0. Kaidah keputusannya adalah jika α signifikansi Sig berarti tolak Ho. Selanjutnya α Sig berarti terima Ho. Analisis ini dengan menggunakan software SPSS 17. Untuk mengetahui ukuran mata jaring dan shortening manakah yang memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap jumlah hasil tangkapan. Dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil BNT. Adapun kaidah keputusan adalah jika α Sig berarti berbeda nyata. Selanjutnya jika α Sig berarti tidak berbeda nyata. Rumus BNT yang digunakan adalah Steel and Torie, 1980: BNT = tα2 12 ...........................................................................................15 Keterangan : tα2 : Nilai t yang diperoleh dari tabel t pada taraf nyata α; KTG : Kuadrat tengah galat; dan r : Ulangan.

3.5.4 Keragaman hasil tangkapan