Hipotesis Kerangka Pemikiran Kondisi Kota Tual

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menentukan jaring insang yang efektif menangkap ikan dari 3 jaring yang diuji coba, yaitu jaring insang dengan ukuran mata 2,25 ”; 2,50” dan 3,00” dengan masing-masing shortening 45, 50, dan 55; dan 2 Mengestimasi indeks keragaman dari setiap ukuran mata jaring

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan desain dan konstruksi jaring insang yang dapat menangkap ikan terbanyak, baik untuk dioperasikan di perairan Kota Tual maupun di perairan lainnya di Indonesia .

1.5 Hipotesis

Ukuran mata jaring 2,25 ”; 2,50” dan 3,00” dengan masing-masing shortening 45, 50 dan 55 berpengaruh terhadap komposisi dan jumlah hasil tangkapan

1.6 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dengan melakukan survei terhadap ukuran mata jaring dan shortening yang digunakan oleh nelayan Tual. Pemilihan ukuran mata jaring dan shortening didasarkan pada jaring yang paling sering digunakan oleh nelayan di sekitar perairan Tual , yaitu ukuran mata jaring 2,25”; 2,50” dan 3,00” dengan shortening bernilai 45, 50 dan 55. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Perubahan ukuran mata jaring dan shortening Survei terhadap jaring insang Ukuran mata jaring 2,25 ”; 2,50” dan 3 ,00” dan shortening masing - masing 45, 50 dan 55 Analisis data 1. Ukuran mata jaring; 2. Ukuran shortening; 3. Hasil tangkapan, FL-Go, FL-Gm, dan FL -berat, cara tertangkap; dan 4. Analisis keragaman Efektif Ukuran mata jaring dan shortening optimal No Yes Ujicoba penangkapan Analisis data Uji coba penangkapan 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Kota Tual

Kota Tual merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas 66 pulau. Pulau yang berpenghuni sebanyak 13 pulau dan pulau yang tidak berpenghuni sebanyak 53 pulau. Pada umumnya pulau-pulau yang tidak berpenghuni dipergunakan sebagai lahan pertanianperkebunan atau sebagai tempat singgah kapal. Pulau- pulau yang tidak berpenghuni merupakan pulau-pulau kecil. Luas wilayahnya 19.095,84 km 2 yang terdiri atas daratan seluas 352,29 km 2 1,84 dan lautan seluas 18.743,55 km 2 98,16. Posisi Kota Tual berada di antara 5 sampai 6º LS dan 131 sampai 133º BT. Secara geografis wilayah ini dibatasi oleh Laut Banda di sebelah Barat, Selat Nerong di sebelah utara Kabupaten Maluku Tenggara. Kecamatan Kei Kecil di sebelah timur Kabupaten Maluku Tenggara dan Laut Arafura di sebelah Selatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tual, 2009. Berdasarkan pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP di Indonesia, perairan Tual dimasukkan ke dalam WWP 715 Laut Arafura dan Laut Aru, sehingga dapat dianggap mewakili potensi perikanan tangkap perairan laut Kota Tual. Potensi total sumberdaya ikan laut WPP 715 adalah sebanyak 800.600 tontahun. Kelompok ikan dengan potensi terbesar adalah kelompok ikan pelagis kecil sebanyak 400.660 tontahun, diikuti oleh kelompok ikan demersal 256.070 tontahun dan ikan pelagis besar 143.870 tontahun. Pemanfaatan potensi perikanan khususnya ikan pelagis kecil dan ikan demersal masih kurang dari 10. Sementara untuk ikan pelagis besar baru 42,60, sehingga peluang pengembangannya masih cukup besar Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tual, 2009. Aktivitas pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada selama ini adalah perikanan tangkap yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu perikanan artisanal kecil oleh sebagian besar masyarakat dan perikanan industri yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Tual dan Pelabuhan Perikanan Maritim Timur Jaya Ngadi. Kegiatan perikanan tangkap yang berkembang saat ini adalah usaha penangkapan ikan karang, perikanan demersal dan perikanan pelagis serta pengumpulan organisme bentos yang bernilai ekonomis, seperti lola Trochus spp , kima Tridacna spp dan teripang Holothuria spp. Potensi sumberdaya ikan karang dan pelagis kecil terdapat pada beberapa lokasi, seperti sekitar Pulau Rumadan Dullah Laut, Desa Ngadi, Teluk Un, Teluk Vid Bangir, Pulau Tam dan Pulau Tayando. Produksi jenis ikan yang dominan di Tual antara tahun 2004 dan 2009 dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1 Produksi beberapa jenis ikan dominan di Kota Tual antara tahun 2004 dan 2009 No Jenis ikan Produksi ton 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Udang 1.741 532,8 1.341,0 454,3 7,2 1,0 2 Cakalang 174 178,5 241,2 252,0 311,3 185,0 3 Tuna 16 2,5 2,0 6,0 4,5 - 4 Tenggiri 138 147,0 291,1 1.357,0 560,0 125,0 5 Kembung 5.886 7.411,2 3.931,8 3.332,0 391,4 260,0 6 Julung 186 186,5 279,5 247,0 225,0 270,7 7 Teri 375 375,0 619,4 6,4 660,6 665,0 8 Selar 453 723,0 664,8 2.117,0 707,4 735,0 9 Layang 491 6.071,4 9.758,5 1.943,0 646,7 350,0 10 Cucut 368 370,2 3089,9 2.892,0 411,1 365,2 11 Tongkol 212 215,5 761,8 3.753,0 349,1 300,0 12 Kerapu 122 58,6 68,0 136,0 71,7 450,8 13 Lemuru 367 347,0 440,0 448,0 403,5 450,8 14 Lencam 5.698 367,0 561,4 2.225,0 640,1 600,6 15 Kakap 332 6.781,2 8.047,6 529,0 236,4 425,0 16 Merah 5.779 6.702,3 561,4 1.150,0 418,2 - 17 Ekor kuning 331 332,6 486,1 476,0 496,0 525,0 18 Kurisi 4.469 5.627,4 561,0 6.086,0 1.723,8 350,0 19 Lain-lain 51.413 93.672,1 83.816,1 142.536,8 80.734,1 - Jumlah 78.551 130.101,8 115.522,6 169.946,5 88.998,1 6.059,1

2.2 Kondisi Oseanografi Perairan Kota Tual