menunjukkan selar bentong yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,25”, yang sudah layak tangkap mencapai 64,7 terhadap total selar bentong yang tertangkap
pada ukuran mata jaring ini. Ukuran panjang selar bentong yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,50” tergolong sudah layak tangkap.
Panjang kakap yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,25” berkisar
antara 19,4-20,3 cm dengan panjang rata-rata 19,8 cm. Selanjutnya pada ukuran mata jaring 2,50” berkisar antara 20,6-22,6 cm dengan panjang rata-rata 21,6 cm.
Ukuran panjang kakap yang layak tangkap, yaitu 22,0 cm www.fishbase.org. I
ni menunjukkan kakap yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,25” tergolong belum mencapai ukuran panjang yang layak tangkap. Untuk kakap yang
tertangkap pada ukuran mata jaring 2,50”, yang sudah layak tangkap mencapai 67,27 terhadap total kakap yang tertangkap pada ukuran mata jaring ini.
Panjang ekor kuning yang tertangkap pada ukuran mata jaring 2,25” berkisar antara 15,5-17,2 cm dengan panjang rata-rata 16,5 cm. Pada ukuran mata
jaring 2,50” berkisar antara 16,9-18,1 cm dengan panjang rata-rata 17,6 cm. Selanjutnya panjang ekor kuning yang tertangkap pada ukuran mata jaring 3,00”
sebesar 18,5 cm. Ukuran panjangnya yang layak tangkap, yaitu 16,2 cm www
.fishbase.org . Ini menunjukkan bahwa ekor kuning yang tertangkap pada
ukuran mata jaring 2,25”, yang sudah layak tangkap mencapai 53,84 terhadap total tangkapan ekor kuning pada ukuran mata jaring ini. Untuk ekor kuning yang
tertangkap pada ukuran mata jaring 2,50” dan 3,00” tergolong sudah layak tangkap.
Berdasarkan ukuran panjang ikan dapat dikatakan bahwa hasil tangkapan pada jaring insang dengan ukuran mata 2,25”; 2,50” dan 3,00”, menangkap ikan
dengan ukuran layak tangkap diatas 80. Ini menunjukkan penangkapan dilakukan pada musim puncak ikan.
5.3 Hubungan antara Panjang dan Berat Ikan
Badrudin dan Wudianto 2004 mengemukakan manfaat dari informasi panjang-berat melalui persamaan matematik W = aL
b
adalah dapat memperkirakan berat ikan pada panjang tertentu dan sebaliknya. Penelitian
tentang hubungan antara panjang dan berat pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti pada daerah yang berbeda. Langkosono dan Sumadhiharga 1993, mendapatkan nilai b = 2,168 untuk kembung lelaki yang hidup di perairan Teluk
Ambon bagian luar. Selanjutnya Pauly, et al 1996 memperoleh nilai b = 3,190 untuk kembung lelaki yang berada Laut Jawa. Perbedaan nilai b dari beberapa
penelitian ini diduga karena dipengaruhi oleh perbedaan musim dan tingkat kematangan gonad serta aktivitas penangkapan. Nugraha dan Murdijah 2006
mengemukakan tekanan penangkapan yang cukup tinggi pada suatu daerah turut mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan populasi ikan. Pada penelitian ini,
nilai b selar hijau, kacang-kacang, layang, selar ubur-ubur, kakap Lutjanus spp, kakap Lutjanus fulvus dan baronang lingkis kurang dari 3. Selanjutnya nilai b
untuk kembung lelaki, ekor kuning Caesio teres dan selar bentong lebih dari 3. Ini menunjukkan pola pertumbuhan selar hijau, kacang-kacang, layang, selar
ubur-ubur, kakap dan baronang lingkis adalah alometrik negatif pertambahan berat lebih kecil dari pertambahan panjang. Selanjutnya pola petumbuhan
kembung lelaki, ekor kuning dan selar bentong adalah alometrik positif pertambahan berat lebih besar dari pertambahan panjang.
5.4 Cara Ikan Tertangkap
Ikan yang tertangkap secara gilled, wedged, snagged dan entangled pada jaring uji coba dipengaruhi oleh shortening, ukuran mata jaring dan morfologi
ikan ukuran dan bentuk badan. Shortening mempengaruhi kekenduran jaring insang. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan shortening bernilai 55
mengalami kekenduran yang tinggi jika dibandingkan dengan shortening bernilai lainnya. Puspito 2009 menyebutkan jaring insang yang kekendurannya tinggi
memungkinkan ikan tertangkap secara entangled. Berdasarkan ukuran body girth maksimal hasil tangkapan menunjukkan
hasil tangkapan yang ukuran body girth maksimal hampir sama dengan keliling mata jaring pada umumnya tertangkap secara gilled. Hasil penelitian ini
memperkuat simpulan Noija, et al 2008 yang menyebutkan jika ukuran body girth
maksimal ikan hampir sama dengan keliling mata jaring, maka kemungkinan ikan-ikan tersebut akan tertangkap secara terjerat gilled.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ikan yang memiliki operculum girth
lebih kecil dari keliling mata jaring dan body girth maksimalnya lebih besar dari keliling mata jaring akan tertangkap secara gilled. Selanjutnya
ikan yang memiliki operculum girth dan body girth maksimal lebih besar dari keliling mata jaring tertangkap secara entangled.
Bentuk badan ikan juga dapat mempengaruhi cara tertangkapnya ikan. Badan ikan yang berbentuk vusiform pada umumnya tertangkap secara gilled dan
wedged . Badan ikan yang berbentuk depressed pada umunya tertangkap secara
terpuntal entangled. Hasil tangkapan jaring uji coba yang memiliki bentuk badan vusiform adalah tongkol. Selanjutnya bentuk badan ikan yang berbentuk
depressed adalah kembung, layang, selar dan baronang lingkis.
5.5 Ukuran Mata Jaring Pilihan