Berdasarkan ukuran ikan nila menunjukkan secara umum ikan nila 100
–
250 g hasil tangkapan di sungai kandungan logam berat kromiumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan nila 30
–
90 g hasil tangkapan di sungai dan ikan nila 100
–
250 g yang dibudidayakan di KJA. Bioakumulasi logam berat kromium dalam tubuh organisme perairan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan pencemar dalam air,
kemampuan akumulasi, sifat organisme jenis, umur, dan ukuran dan lamanya pemaparan Rahman et al. 2012.
2. Kualitas air Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu
Suhu perairan selama penelitian berada pada kisaran suhu perairan normal dan optimal untuk pertumbuhan ikan nila. Suhu perairan dapat mempengaruhi keberadaan
dan sifat logam berat. Peningkatan suhu perairan cenderung meningkatkan akumulasi dan toksisitas logam berat. Hal ini terjadi karena suhu tinggi akan meningkatkan laju
metabolisme dari organisme perairan Sorensen 1991.
Kandungan oksigen terlarut DO selama penelitian berada pada kisaran yang optimal untuk kehidupan ikan nila. Kandungan oksigen yang rendah menyebabkan ikan
akan bernafas dengan cepat, sehingga menyebabkan insang membuka dan menutup lebih cepat dan mengakibatkan masuknya ion logam melalui insang Kordi 2004.
Derajat keasaman pH selama penelitian berada pada kisaran yang optimal untuk pertumbuhan ikan nila. Tinggi rendahnya pH sangat berpengaruh terhadap kadar
kandungan logam yang ada di dalam daging ikan nila. Apabila pH asam maka akan meningkatkan kadar kandungan logam berat yang ada di perairan yang kemudian
diserap oleh ikan, sehingga kandungan logam berat dalam tubuh ikan akan tinggi Kordi 2004.
Nilai BOD di tiga stasiun berdasarkan PPRI No. 82 Tahun 2001 di tiga stasiun telah melampaui ambang batas yang ditentukan untuk kegiatan perikanan. Tingginya
bahan organik diperairan akan membahayakan kehidupan ikan nila, karena akan menyebabkan defisit oksigen di dalam perairan. Selain itu juga, logam berat kromium di
dalam perairan akan berikatan dengan bahan organik yang kemudian akan terendap dan bercampur dengan sedimen. Hal ini yang mengakibatkan logam berat kromium banyak
terdapat di dalam sedimen.
Nilai COD di tiga stasiun berdasarkan PPRI No. 82 Tahun 2001 di tiga stasiun telah melampaui ambang batas yang telah ditentukan untuk kegiatan perikanan.
Masuknya limbah rumah tangga dan limbah industri ke dalam sungai secara terus- menerus dapat meningkatkan bahan organik di dalam perairan. Selain itu juga adanya
bengkel-bengkel motor yang membuang limbahnya disekitar stasiun 1 berkontribusi meningkatkan bahan organik di dalam perairan.
Berkaitan dengan masuknya limbah ke dalam perairan maka kondisi komunitas fitoplankton akan mengalami perubahan tergantung dari besar kecilnya limbah yang
masuk ke dalam perairan. Kelimpahan fitoplankton di stasiun 1 lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun 2 dan 3. Hal ini diduga adanya masukan limbah cair
industri batik di stasiun 2 mengakibatkan rendahnya kelimpahan fitoplankton di stasiun 2 dan 3. Indeks keragaman fitoplankton yang diperoleh di tiga stasiun termasuk dalam
kategori komunitas sedang. Hal ini mengacu pada Stirn 1981 in Basmi 2000 yang menyatakan bahwa kondisi komunitas fitoplankton yang ada di perairan dalam
kestabilan komunitas sedang apabila 1H`3.
3. Karakteristik biometrik ikan nila