2. Biometrik ikan nila
Parameter biometrik ikan nila yang diukur adalah hubungan panjang bobot, faktor kondisi  FK,  indeks  kematangan  gonad  IKG,  fekunditas,  diameter  telur,  hepato
somatic index HSI, dan berat insang relatif BIR. Analisis statistika untuk mengetahui perbedaan  nyata  antar  stasiunnya  menggunakan  ANOVA  satu  arah  pada  tingkat
kepercayaan 95. Apabila hasilnya berbeda nyata maka dilakukan uji BNT pada taraf nyata 5.
Hubungan  panjang-bobot  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  sebagai  berikut Effendie 2002:
W = aL
b
Keterangan: W  : bobot ikan g
L : panjang total ikan cm
a, b : konstanta Faktor  kondisi  FK  ikan  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  sebagai  berikut
Effendie 2002: FK =
W L
3
Keterangan: FK  : faktor kondisi
W  : berat ikan g L    : panjang total ikan cm
Indeks  kematangan  gonad  IKG  atau  Gonado  Somatic  Index  GSI  dihitung menggunakan rumus sebagai berikut Marishka  Abdulgani 2012:
IKG = Bg
Bt  x Keterangan:
IKG  :  indeks kematangan gonad Bg
:  berat gonad g Bt
:  berat tubuh g Fekunditas  ikan  dihitung  menggunakan  rumus  gravimetrik  sebagai  berikut
Effendie 2002: F =
G Q x N
Keterangan: F
:  fekunditas butir G
:  berat gonad total g Q
:  berat sub gonad g N
:  jumlah telur pada sub gonad contoh g
Indek  hepato  somatik  IHS  atau  Hepato  Somatic  Index  HSI  dihitung  dengan menggunakan rumus sebagai berikut Htun-han 1978:
HSI = Bh
Bt  x Keterangan:
HSI  : hepato somatic index Bh
: berat hati g Bt
: berat tubuh g Berat  insang  relatif  BIR  ikan  dihitung  dengan  menggunakan  dengan  rumus
sebagai berikut: BIR =
Bi Bt  x
Keterangan: BIR   :  berat insang relatif
Bi : berat insang g
Bt : berat tubuh g
3. Penilaian kerusakan jaringan dari organ insang dan hati ikan nila
Preparat  histologis  organ  insang  dan  hati  ikan  nila  yang  berasal  dari  Sungai Cimanuk Lama, Kabupaten Indramayu dan kolam budidaya FPIK IPB sebagai kontrol
diamati  dibawah  mikroskop  cahaya  Leitz  Leica  Laborluxs  dengan  perbesaran  sampai 400x.  Kemudian  dilakukan  penilaian  berdasarkan  jenis-jenis  kerusakan  yang  terjadi
Tabel  3.  Sedangkan  untuk  pemotreran  preparat  histologis  dilakukan  dengan menggunakan mikroskop Eyepiece Camera MD130 dengan perbesaran sampai 400x.
Tabel 3 Penilaian kerusakan jaringan dari organ insang dan hati ikan nila Jenis Kerusakan
Nilai Tingkat Kerusakan
 Insang
Tidak ada kerusakan Normal
Peradangan dengan adanya limfosit, kongesti, hemoragi, dan edema
1 atau 2 Ringan atau sedang
Nekrosis 3
Berat 
Hati Tidak ada kerusakan
Normal Peradangan dengan adanya limfosit,
kongesti, hemoragi, dan edema 1 atau 2
Ringan atau sedang Degenerasi lemak
2 Sedang
Degenerasi inti sel dan degenerasi hidropis 3
Berat Keterangan:  Apabila  pada  nilai  1  dalam  satu  preparat  histologis  organ  insang  dan  hati
memiliki ≥ 3 jenis kerusakan, maka diberi nilai 2 dan tergolong kerusakan sedang
4. Batas maksimum berat daging ikan nila yang ditolerir untuk dikonsumsi dalam