Formulasi Model Konseptual Model Dinamika Stok Karbon Berdasarkan Laju Perubahan Tutupan Hutan dan Lahan di Provinsi Jawa Tengah

11 Pada Gambar 5 jumlah pohon perhektar digambarkan sebagai stock bentuk persegi. Tanam inflow, penjarangan outflow dan panen outflow adalah variabel yang mempengaruhi stock. Variabel jarak tanam JT mempengaruhi tanam. Variabel daur mempengaruhi tanam dan panen, sedangkan variabel intensitas penjarangan mempengaruhi penjarangan. Submodel hutan rakyat dibangun menjadi dua bagian yaitu bagian tegakan pohon per hektar dan bagian tegakan pohon luas keseluruhan. Simulasi hutan rakyat dibangun dengan asumsi hutan rakyat menggunakan sistem silvikultur monokultur dengan sistem tebang habis pada umur daur. Gambar 6 Dinamika tegakan hutan rakyat per hektar Gambar 6 menyajikan grafik mengenai dinamika tegakan hutan rakyat per hektar Nha. Kurva yang terbentuk tersebut diperoleh karena adanya daur panen dan penjarangan. Jumlah pohon jati, mahoni, sengon per hektar yang diperoleh dari model yang dibangun secara berturut-turut adalah 1 111 pohonha, 1 250 pohonha, dan 1 111 pohonha pada awal daur dan terus menurun akibat adanya penjarangan selama masa daur. Jumlah pohon jati, mahoni, sengon di akhir daur untuk dipanen secara berturut-turut adalah 860 pohonha, 873 pohonha dan 905 pohonha. Gambar 7 Dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah Ju ml ah P o h o n N h a Ju ml ah P o h o n 12 Grafik pada Gambar 7 menyajikan hal yang berbeda dengan grafik pada Gambar 6. Perbedaan pada Gambar 7, grafik yang disajikan relatif mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena luas hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah yang selalu mengalami kenaikan luasan tiap tahunnya sehingga jumlah pohonnya pun ikut mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sedangkan submodel dinamika tegakan hutan rakyat dibangun seperti yang tersaji pada Gambar 8. Gambar 8 Submodel dinamika tegakan hutan rakyat Provinsi Jawa Tengah

3.3.3 Submodel Hutan Tanaman

Selain hutan rakyat, Provinsi Jawa Tengah juga terdapat hutan tanaman yang dikelola oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Hutan tanaman yang terdapat di perhutani berupa hutan tanaman Jati T grandis dan hutan tanaman rimba campuran yaitu jenis Pinus P merkusii dan Mahoni S macrophylla. Submodel yang dikembangkan sama dengan submodel hutan rakyat. Sistem silvikultur yang digunakan adalah monokultur dan sistem tebang habis pada umur daur. Hanya saja, pada hutan tanaman memperlihatkan hasil yang cenderung menurun seperti yang tersaji di Gambar 9 dan Gambar 10. Hal ini sesuai dengan kenyataan, yaitu luasan hutan tanaman yang cenderung menurun. HR Jati Tanam2 JT daur intensitas penjarangan J2 penjarangan J2 Panen2 ~ permit HR Tegakan Hutan Rakyat jati Jateng HR Mahoni Tanam M2 JT daur intensitas penjarangan M2 penjarangan M2 Panen M2 ~ permit Tegakan Hutan Rakyat Mahoni Jateng HR Sengon Tanam S2 JT daur intensitas penjarangan S2 penjarangan S2 Panen S2 ~ permit Tegakan Hutan Rakyat Sengon Jateng