7
3.1.3 Batasan
Batasan dari model yang dibangun adalah data luas mengenai penggunaan kawasan hutan, perkebunan dan pertanian yang bersumber dari data statistik
kehutanan dan perkebunan Provinsi Jawa Tengah tahun 2004 sampai dengan tahun 2012. Model dibangun dengan basis data luas dan mengesampingkan
kualitas dari kawasan hutan maupun non kawasan hutan.
3.2 Formulasi Model Konseptual
Provinsi Jawa Tengah mempunyai kawasan hutan KH berdasarkan fungsinya berupa hutan produksi tetap HP, hutan produksi terbatas HPT, hutan
konservasi HK, dan hutan lindung HL yang ditetapkan melalui SK Penunjukan Menteri Kehutanan No. 359Menhut-II2004. Pengelolaan hutan produksi
dilakukan oleh Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah yaitu berupa hutan tanaman HT dan sistem agroforestry. Selain itu juga terdapat kawasan berfungsi
hutan berupa hutan rakyat HR yang status kepemilikan lahannya merupakan lahan pribadi.
Gambar 2 Model konseptual dinamika sistem yang dikembangkan Pendugaan simpanan karbon dikembangkan melalui submodel kegiatan alih
fungsi lahan dan submodel dinamika tegakan pada kawasan berhutan dan non kawasan hutan yang berpotensi memiliki simpanan karbon. Pada submodel
kegiatan alih fungsi lahan menggambarkan perubahan fungsi kawasan hutan menjadi non kawasan hutan yang terjadi di hutan produksi dan hutan lindung yang
berubah fungsi menjadi areal tambang serta hutan lindung yang berubah fungsi menjadi hutan konservasi. Kawasan hutan mengalami degradasi hutan menjadi
kawasan hutan rusak KHR dan mengalami deforestasi menjadi non kawasan hutan NKH. Submodel dinamika tegakan pada kawasan hutan menggambarkan
dinamika tegakan di hutan produksi yang dikelompokkan menjadi agroforestri dan hutan tanaman yang meliputi hutan jati dan hutan rimba campuran. Pada
submodel pendugaan karbon non kawasan hutan menggambarkan dinamika
Tambang
Hutan Tanaman
Hutan Rakyat Hutan
Lindung Hutan
Konservasi
Hutan Produksi
Alih Fungsi PinjamPakai
ReturnPinjamPakai Biomassa
+ +
+ +
Stok Karbon Faktor konversi
perkebunan +
Agroforestry +
Non Kawasan Hutan
Laju perkembangan HR
PinjamPakai Ht Produksi
ReturnPinjamPakai Ht Produksi Pertanian
Laju Perkembangan Lahan Pertanian +
Kawasan Hutan
Kawasan Hutan Rusak
Laju Deforestasi Laju Degradasi Hutan
Laju Reforestasi Laju Perkembangan Lahan Perkebunan
Laju Kegiatan RehabilitasiHutanLahan
Laju RehabilitasiHutanLahan
8 simpanan karbon di perkebunan, pertanian, dan dinamika tegakan di hutan rakyat
yang terbagi atas hutan jati, hutan sengon dan hutan mahoni. Gambaran-gambaran dari submodel tersebut akan saling berhubungan dan
menghasilkan pendugaan biomassa dan dikonversikan menjadi simpanan karbon C stock berdasarkan persamaan dari IPCC Intergovernmental Panel on Climate
Change .
3.3 Spesifikasi Model 3.3.1 Submodel Dinamika Kawasan Hutan
Provinsi Jawa Tengah memiliki kawasan hutan seluas 646 593 ha berdasarkan SK Penunjukan Menteri Kehutanan No. 359Menhut-II2004. Pada
perkembangannya, luas kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah mengalami perubahan karena adanya lahan yang diperuntukan untuk penggunaan lain. Data
Kemenhut 2009 menyatakan bahwa kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah mengalami deforestasi rata-rata sebesar 5 044 hatahun. Degradasi hutan juga
terjadi di kawasan hutan akibat kebakaran hutan sebesar 4 724 hatahun dan pembalakan liar sebesar 414 hatahun.
Tabel 1 Data perkembangan penggunaan kawasan hutan Provinsi Jawa Tengah
Tahun Tukar
menukar ha Alih fungsi
ha Pelepasan
ha Pinjam
pakai ha Tanah Masuk
TM Tanah Keluar
TK 2004
11 80
10 844 -
- 2005
- -
- -
- 2006
- -
231 -
188 2007
- -
- -
- 2008
258 761
- -
- 2009
2 2
- -
- 2010
2 680 10 698
- -
- 2011
467 128
- -
-
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah 2007-2011 - tidak ada kegiatan
Selanjutnya data perkembangan penggunaan kawasan hutan dari Tabel 1 disimulasikan ke dalam model seperti yang tersaji pada Gambar 3. Gambar 3
menjelaskan mengenai adanya kegiatan alih fungsi dari HL menjadi HK kemudian adanya pinjam pakai HP dan HL menjadi tambang dan kegiatan tukar
menukar di areal HP menjadi non kawasan hutan. Deforestasi yang terjadi di kawasan hutan menyebabkan penurunan luasan kawasan hutan, sedangkan
degradasi hutan hanya mengakibatkan kerusakan berupa berkurangnya tutupan lahan di kawasan hutan menjadi kawasan hutan rusak tanpa mempengaruhi luas
kawasan hutan.