49 Tabel 17 Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Alternatif Strategi Bobot Prioritas
Menjalin kemitraan dengan pemerintah dalam pelatihan SDM dan pemasaran
0,3604 1
Perbaikan sistem pemasaran, produksi dan SDM untuk mengatasi persaingan
0,2482 2
Meningkatkan mutu produk agar bersaing dan sesuai dengan standar pasar
0,2057 3
Memanfaatkan RD dan dukungan lembaga riset untuk inovasi produk
0,1857 4
Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisa SWOT kemudian diprioritaskan dengan teknik AHP dan dikelompokkan berdasarkan kelompok
strategi. Berikut 4 empat kelompok strategi yang telah diprioritaskan: 1. ManajemenOrganisasi
- Menjalin kemitraan dengan pemerintah dalam pelatihan SDM dan
Pemasaran.
2. Kompetitif
- Perbaikan sistem pemasaran, produksi dan SDM untuk mengatasi
persaingan.
3. Pemasaran
- Meningkatkan mutu produk agar dapat bersaing dan sesuai dengan standar
pasar.
4. Produksi
- Memanfaatkan RD dan dukungan lembaga riset untuk inovasi produk.
Hasil pengolahan dengan teknik AHP menunjukkan prioritas bobot sebagaimana disajikan pada Gambar 8. Hasil yang diperoleh dari analisis dengan
teknik AHP ini cukup relevan dengan kondisi perusahaan sekarang, dengan strategi yang menjadi prioritas utama yaitu menjalin kemitraan dengan pemerintah
dalam pelatihan SDM dan pemasaran dengan nilai bobot 0,3604 dengan didasarkan pada analisa SWOT sebelumnya dalam analisa kelemahan perusahaan
terdapat faktor kelemahan internal berupa kemampuan karyawan yang belum merata baik dalam bidang produksi dan pemasaran. Hal ini berarti PT XYZ harus
bermitra dengan pemerintah untuk mengatasi kelemahan tersebut. Mitra pemerintah seperti Balai Inkubator Teknologi yang merupakan instansi
pembinanya harus dimanfaatkan secara lebih luas lagi untuk mengembangkan perusahaan.
50
Gambar 8 Bobot Alternatif Strategi Berdasarkan AHP
51
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan pengambilan keputusan dengan teknik AHP, maka dapat diketahui bahwa alternatif strategi yang menjadi prioritas
adalah menjalin kemitraan dengan pemerintah dalam pelatihan SDM dan pemasaran, dengan didasarkan pada analisa SWOT sebelumnya dalam analisa
kelemahan perusahaan terdapat faktor kelemahan internal berupa kemampuan karyawan yang belum merata baik dalam bidang produksi dan pemasaran. Hal ini
berarti PT XYZ harus bermitra dengan pemerintah untuk mengatasi kelemahan tersebut.
Dalam rangka mengatasi kelemahan di bidang SDM, perusahaan disarankan untuk meningkatkan kualitas SDM Capacity Building melalui pelatihan-
pelatihan, selain itu dalam rangka memperkuat pemasaran harus dilakukan peningkatan akses pasar dengan menambah tenaga kerja dibidang pemasaran dan
melakukan promosi baik melalui online maupun offline secara intensif pada perusahaan-perusahaan yang menggunakan produk minyak atsiri. Mitra
pemerintah seperti Balai Inkubator Teknologi yang merupakan instansi pembinanya harus dimanfaatkan secara lebih luas lagi untuk mengembangkan
perusahaan.
Berdasarkan lokasi perusahaan yang berada pada kawasan PUSPIPTEK dan di dalamnya terdapat lembaga riset lengkap dengan fasilitas laboratorium serta
para pakar yang kompeten dalam bidangnya, perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang tersebut untuk memperkuat segala lini usaha yang dimiliki
oleh perusahaan.
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan dari analisis terhadap faktor internal dan eksternal dari PT XYZ, faktor internal yang menjadi kekuatan adalah selalu inovatif terhadap
produk baru yang diminati pasar, sedangkan yang menjadi kelemahan adalah jumlah SDM yang masih sedikit dan kemampuan karyawan belum merata. Untuk
faktor eksternal yang menjadi peluang terbesar adalah adanya kebijakan pemerintah dan road map yang jelas serta adanya lembaga riset lain di sekitar
lokasi perusahaan, sedangkan ancaman terbesar adalah adanya perusahaan pendatang baru yang sejenis. Berdasarkan skor nilai IFE 2,484 dan EFE 2,649 PT
XYZ berada dalam kuadran V PertumbuhanStabilitas sehingga perusahaan dalam kondisi stabil dan mampu mengembangkan perusahaannya.
Berdasarkan hasil analisa kelayakan usaha dari PT XYZ, industri minyak atsiri yang dijalankan oleh PT XYZ dinilai layak. Hal ini ditunjukkan dengan PBP
2 tahun 8 bulan 10 hari; nilai NPV Rp. 1.337.524.338,-; IRR 26,64; BC Ratio
52 1,36 dan BEP pada nilai penjualan Rp. 4.336.389.801,-, BEP unit produk Eugenol
USP 12.658 Kg serta BEP Unit produk Eugenol Asetat 3.348 Kg. Berdasarkan hasil analisa AHP, alternatif strategi dari analisa SWOT untuk
mengembangkan usaha industri minyak atsiri PT XYZ urutan prioritasnya adalah sebagai berikut: 1 Menjalin kemitraan dengan pemerintah dalam pelatihan SDM
dan pemasaran; 2 Perbaikan sistem pemasaran, produksi dan SDM untuk mengatasi persaingan; 3 Meningkatkan mutu produk agar bersaing dan sesuai
dengan standar pasar; 4 Memanfaatkan RD dan dukungan lembaga riset untuk inovasi produk.
Saran
Berdasarkan rekomendasi dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran untuk pengembangan usaha industri minyak atsiri PT XYZ
sebagai berikut: 1.
Memaksimalkan kemitraan dengan pemerintah dalam hal ini Balai Inkubator Teknologi dan lembaga riset disekitar perusahaan untuk mengembangkan
perusahaannya baik dibidang SDM, pemasaran, produksi melalui dukungan penelitian dan pelatihan.
2. Pemerintah melalui kementerian perindustrian perlu lebih serius dan peduli
lagi terhadap pelaku IKM yang bergerak di bidang industri minyak atsiri dalam hal kebijakan harga komoditas, ekspor dan impor, dan kebijakan lain
untuk mendukung industri ini sesuai dengan road map pengembangan klaster industri minyak atsiri.
3. Usulan strategi yang dihasilkan akan sangat berguna jika diimplementasikan
oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan, dalam hal penguatan SDM, produksi, pemasaran sehingga dapat bersaing baik dalam tingkat lokal
maupun internasional. 4.
Dalam penelitian berikutnya disarankan menggunakan metode VRIO Valuable, Rare, Imitate to Cost dan Organized untuk analisis lingkungan
internal dan metode PEST Political, Economy, Social dan Technology untuk analisis lingkungan eksternal untuk lebih mempertajam analisis lingkungan
perusahaan.