Pada tahun 2007 tercatat modal bank senilai 11,06 triliun rupiah dan ATMR senilai 64,96 triliun rupiah menghasilkan CAR sebesar
17,03 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan nilai CAR terjadi di tahun 2008 menjadi 15,51 persen.
Penurunan CAR dikarenakan kenaikan modal ATMR lebih besar dibandingkan kenaikan modal bank. Modal bank meningkat menjadi
Rp 12,39 triliun rupiah dan ATMR mengalami kenaikan menjadi 79,52 triliun rupiah.
Pada tahun 2009, nilai rasio CAR kembali mengalami penurunan nilai menjadi 13,63 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat
pada Lampiran 7. Penurunan CAR pada tahun 2009 disebabkan oleh penurunan total modal inti dan modal pelengkap sebesar 6 persen
menjadi 11,63 triliun rupiah. Penurunan total modal terutama disebabkan oleh penurunan modal pelengkap terutama disebabkan
oleh penurunan pinjaman subordinasi sebesar 56 persen menjadi 905,7 miliar di tahun 2009. Selain itu, penurunan CAR pada tahun 2009 juga
disebabkan oleh peningkatan aktiva tertimbang menurut resiko sebesar 8 persen menjadi 85,63 triliun rupiah.
Pada tahun 2010, nilai rasio CAR mengalami penurunan menjadi 13,36 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran
7. Penurunan tersebut disebabkan karena ekspansi kredit yang cukup tinggi sebesar 20,8 triliun rupiah, serta diperlakukannya perhitungan
resiko operasional sebagai penambah aktiva tertimbang. Tercatat modal meningkat menjadi 15,45 triliun rupiah, sedangkan ATMR
meningkat menjadi 116,72 triliun rupiah.
4.3.2 Trend dan Proyeksi CAR
Proyeksi untuk tahun 2011 menunjukkan rasio CAR nilainya akan menurun, sedangkan tahun 2012 nilainya akan meningkat yang
dapat dilihat pada Gambar 4. Rasio CAR yang diperoleh pada tahun 2011 pada kuartal II sebesar 13,66 persen. Hasil proyeksi
menunjukkan persamaan dengan hasil aktual yang diperoleh pada tahun 2011, dimana perolehan CAR menunjukkan penurunan.
Sehingga untuk tahun berikutnya diperlukan upaya perbaikan pada rasio CAR agar kinerjanya dapat meningkat.
Tahun C
A R
2012 2011
2010 2009
2008 2007
17 16
15 14
13
Accuracy Measures MAPE
1,51228 MAD
0,22100 MSD
0,06105 Variable
Forecasts Actual
Fits
Trend Analysis Plot for CAR
Quadratic Trend Model Yt = 19,5675 - 2,6995 t + 0,2725 t 2
Gambar 4. Grafik Trend CAR Periode 2007-2010 4.4.
Faktor Asset Quality Kualitas Aset 4.4.1
Non Performing Asset NPA
Pada penilaian faktor kualitas asset yang digunakan adalah rasio NPA. Rasio aktiva produktif bermasalah NPA adalah rasio untuk
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi
rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif. Gambar 5 menunjukkan NPA pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk
selama periode 2007-2010 mengalami fluktuasi yaitu sebesar 2,17 persen di tahun 2007, 1,98 persen di tahun 2008, 2,60 persen di tahun
2009, dan 2,02 persen di tahun 2010. Walaupun mengalami fluktuasi namun nilai NPA pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada periode
2007-2010 mendapatkan predikat sehat, karena nilainya masih berada dibawah batas yang ditetapkan pada Lampiran 2b Surat Edaran Bank
Indonesia No.6 23 DPNP yaitu 5 persen.
Gambar 5. Grafik Hasil NPA Periode 2007-2010 Pada tahun 2007 nilai NPA yang diperoleh sebesar 2,17 persen.
Persentase ini diperoleh dari aktiva produktif bermasalah senilai Rp 1,81 triliun rupiah terhadap total aktiva produktif yaitu Rp 83,70
triliun rupiah. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada tahun 2008 rasio NPA yang diperoleh mengalami
penurunan menjadi 1,98 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan total aktiva
produktif lebih besar dibandingkan dengan peningkatan aktiva produktif bermasalah. Total aktiva produktif meningkat menjadi 94,55
triliun rupiah. Aktiva produktif bermasalah meningkat menjadi 1,87 triliun rupiah. Peningkatan aktiva produktif bermasalah disebabkan
oleh dampak krisis globab yang menyebabkan meningkatnya kredit bermasalah.
Pada tahun 2009 persentase NPA mengalami kenaikan menjadi 2,60 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Aktiva
produktif bermasalah meningkat menjadi 2,53 triliun rupiah. Total aktiva produktif mengalami kenaikan menjadi 97,37 triliun.
Peningkatan aktiva produktif bermasalah dikarenakan kondisi
2.17 1.98
2.60 2.02
0.00 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
2007 2008
2009 2010
NPA
ekonomi Indonesia sedang memperbaiki diri dari ancaman krisis global yang menimpa Indonesia pada tahun 2008.
Pada tahun 2010 rasio NPA mengalami penurunan menjadi 2,02 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 8. Penurunan
pada NPA disebabkan total aktiva produktif mengalami peningkatan menjadi 128,96 triliun rupiah. Aktiva produktif bermasalah meningkat
menjadi 2,60 triliun rupiah. Peningkatan Total Aktiva Produktif dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit yang meningkat sebesar 20,8
triliun rupiah dari tahun sebelumnya.
4.4.2 Trend dan Proyeksi NPA