Trend dan Proyeksi ROA

Pada tahun 2009, rasio ROA PT Bank CIMB Niaga, Tbk mengalami kenaikan menjadi 2,06 persen. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Peningkatan ini disebabkan laba yang diperoleh sebelum pajak mengalami kenaikan menjadi 2,16 triliun rupiah. Peningkatan laba sebelum pajak disebabkan pertumbuhan kredit yang positif serta efisiensi yang dilakukan oleh manajemen bank. Rata-rata total aktiva meningkat menjadi 105,15 triliun rupiah. Rasio ROA mengalami kenaikan menjadi 2,70 persen di tahun 2010. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Peningkatan ini disebabkan laba sebelum pajak meningkat secara signifikan menjadi 3,38 triliun rupiah. Peningkatan laba sebelum pajak disebabkan oleh peningkatan laba operasional sebesar 1,1 triliun rupiah serta didukung dengan penghasilan bunga bersih yang meningkat sebesar 19 persen sebagai akibat pertumbuhan pendapatan bunga dari portofolio kredit yang melebihi peningkatan beban bunga pihak ketiga. Faktor pendukung lainnya adalah menurunnya beban cadangan kerugian penurunan nilai CKPN sebesar 28 persen dan tidak terdapatnya beban penggabungan usaha di tahun 2010. Rata-rata total aktiva meningkat menjadi 125.37 triliun rupiah.

4.5.2 Trend dan Proyeksi ROA

Hasil analisis trend terhadap rasio ROA menunjukkan bahwa perkembangannya cenderung meningkat selama periode 2007-2010. Gambar 8 menunjukkan trend model Quadratic pada rasio ROA. Proyeksi untuk dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan bahwa rasio ROA cenderung meningkat. Rasio NPA yang diperoleh pada tahun 2011 pada kuartal II yaitu sebesar 2,96 persen. Hasil proyeksi menunjukkan persamaan dengan hasil aktual yang diperoleh. Rasio ROA yang semakin meningkat mengindikasikan semakin besar laba yang diperoleh, sehingga Bank CIMB sebaiknya mempertahankan kinerjanya saat ini. Tahun R O A 2012 2011 2010 2009 2008 2007 8 7 6 5 4 3 2 1 Accuracy Measures MAPE 16,0303 MAD 0,2580 MSD 0,0832 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for ROA Quadratic Trend Model Yt = 4,025 - 2,239 t + 0,485 t 2 Gambar 8. Grafik Trend ROA Periode 2007-2010 4.5.3 Return on Equity ROE Return on Equity ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank. Gambar 9 memperlihatkan nilai ROE pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode 2007-2010 mengalami fluktuasi yaitu dari 25,18 persen di tahun 2007, 7,77 persen di tahun 2008, 16,19 persen di tahun 2009, dan 24,18 persen di tahun 2010. Pada tahun 2007, 2009, dan 2010 nilai ROE mendapatkan predikat sangat sehat karena nilainya lebih besar dari batas yang ditetapkan pada Lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 12,5 persen. Pada tahun 2008 nilai ROE mendapatkan predikat cukup sehat karena nilainya berkisar antara 5 persen - 12,5 persen. Gambar 9. Grafik Hasil ROE Periode 2007-2010 Pada tahun 2007 nilai ROE yang diperoleh adalah sebesar 25,18 persen. Nilai ini diperoleh dari perbandingan laba bersih setelah pajak sebesar 1,51 triliun rupiah dengan rata-rata modal inti sebesar 5,99 triliun rupiah. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 10. Nilai ROE mengalami penurunan menjadi 8,08 persen di tahun 2008. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 10. Penurunan ini diakibatkan penurunan laba bersih menjadi 678,1 milliar rupiah. Penurunan laba bersih diakibatkan 3 faktor utama, yaitu dikeluarkannya biaya merger 316 milliar rupiah, kenaikan cadangan penghapusan dalam rangka menunjang prinsip kehati-hatian sebesar 586 milliar rupiah dan kerugian akibat kondisi pasar modal sebesar 28,14 milliar rupiah. Rata-rata modal inti mengalami peningkatan menjadi 8,72 triliun rupiah. Nilai ROE mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 16,72 persen di tahun 2009. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 10. Peningkatan ini disebabkan laba bersih mengalami peningkatan menjadi 1,57 triliun rupiah. Peningkatan laba bersih disebabkan oleh kenaikan penghasilan bunga bersih sebesar 28 persen yang disebabkan oleh kenaikan portfolio kredit dan penurunan biaya dana. Selain itu, investasi dalam surat berharga di tahun 2009 juga memberikan keuntungan sebesar 197,6 miliar rupiah meningkat tajam 25.18 7.77 16.19 24.18 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 2007 2008 2009 2010 ROE dibandingkan kerugian sebesar 290,6 miliar rupiah pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010, rasio ROE kembali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 24,18 persen. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 10. Peningkatan ini disebabkan laba bersih mengalami peningkatan secara signifikan menjadi 2,54 triliun rupiah. Peningkatan laba bersih disebabkan pajak pendapatan tercatat mengalami penurunan menjadi 24 persen dari 27 persen di tahun 2009. Rata-rata modal inti mengalami peningkatan 9,68 triliun rupiah menjadi 10,54 triliun rupiah.

4.5.4 Trend dan Proyeksi ROE