Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam
laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua faktor yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan.
a. Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi
catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya
b. Laporan Keuangan Gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan konsolidasi merupakan
laporan keuangan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya
2.3. Tujuan Pembuatan Laporan Keuangan Bank
Kasmir 2008 laporan keuangan mempunyai tujuan tersendiri. Secara umum tujuan pembuatan laporan keuangan suatu bank adalah sebagai
berikut. 1.
Memberikan informasi keuangan tentang, jumlah aktiva dan jenis-jenis aktiva yang dimiliki.
2. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah kewajiban baik jangka
pendek lancar maupun jangka panjang. 3.
Memberikan informasi keuangan tentang jumlah modal dan jenis-jenis modal bank pada waktu tertentu.
4. Memberikan informasi keuangan tentang hasil usaha yang tercermin dari
jumlah pendapatan yang diperoleh dan sumber-sumber pendapatan bank tersebut
5. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan berikut jenis-jenis biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu.
6. Memberikan infomasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam
aktiva, kewajiban, dan modal suatu bank. 7.
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen dalam suatu periode dari hasil laporan keuangan yang disajikan.
2.4. Penilaian Kesehatan Bank
Menurut Kasmir 2008 untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah
bank tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan pembina bank-
bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut
harus dijalankan atau dihentikan kegiatan operasinya.
Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik
yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktifitasnya
dalam suatu periode tertentu. 2.5.
Analisis CAMELS
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, penilaian tingkat kesehatan bank
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari: 1.
Permodalan Capital Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
KPMM terhadap ketentuan yang berlaku; b.
komposisi permodalan; c.
trend ke depanproyeksi KPMM;
d. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal
bank; e.
kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan laba ditahan;
f. rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha;
g. akses kepada sumber permodalan; dan
h. kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan
bank. 2.
Kualitas Aset Asset Quality Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara
lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan total
aktiva produktif; b.
debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit;
c. perkembangan aktiva produktif bermasalah non performing asset
dibandingkan dengan aktiva produktif; d.
tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif PPAP;
e. kecukupan kebijakan dan prosedur aktiva produktif;
f. sistem kaji ulang review internal terhadap aktiva produktif;
g. dokumentasi aktiva produktif; dan
h. kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.
3. Manajemen Management
Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. manajemen umum;
b. penerapan sistem manajemen risiko; dan
c. kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen
kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya. 4.
Rentabilitas Earnings
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut: a.
return on assets ROA; b.
return on equity ROE c.
net interest margin NIM; d.
Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan Operasional BOPO;
e. perkembangan laba operasional;
f. komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan;
g. penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya;
dan h.
prospek laba operasional. 5.
Likuiditas Liquidity Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut: a.
aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan;
b. 1-month maturity mismatch ratio;
c. Loan to Deposit Ratio LDR;
d. proyeksi cash flow 3 bulan mendatang;
e. ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti;
f. kebijakan dan pengelolaan likuiditas assets and liabilities
managementALMA; g.
kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber-sumber pendanaan lainnya; dan
h. stabilitas dana pihak ketiga DPK.
6. Sensitivitas Sensitivity to Market Risk
Sensitivitas terhadap risiko pasar Sensitivity to Market Risk penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko
pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen- komponen sebagai berikut:
a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi suku
bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi adverse movement suku bunga;
b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengcover fluktuasi nilai
tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi adverse movement nilai tukar; dan
c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar.
2.6. Peringkat Tingkat Kesehatan Bank