Return on Assets ROA

meningkat. Perbedaan tersebut dikarenakan pada tahun 2011 Bank CIMB meningkatkan kreditnya sehingga terdapat peningkatan pada jumlah aktiva produktif bermasalah. Pada tahun berikutnya upaya perbaikan dapat dilakukan dengan meningkatkan seleksi pemberian kredit, sehingga jumlah aktiva produktif bermasalah dapat berkurang sehingga resiko bank dalam keadaan bermasalah semakin kecil.

4.5. Faktor Earnings Rentabilitas

Pada proses perhitungan faktor Earnings rentabilitas PT Bank CIMB Niaga, Tbk menggunakan empat rasio, yaitu : 1. Return on Assets ROA 2. Return on Equity ROE 3. Net Interest Margin NIM 4. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Jenis-jenis rasio tersebut dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

4.5.1 Return on Assets ROA

Retun on Assets ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Gambar 7 memperlihatkan nilai ROA pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk pada periode 2007-2010 mengalami fluktuasi. Nilai ROA yang diperoleh berturut-turut adalah sebesar 2,40 persen di tahun 2007, 1,10 persen di tahun 2008, 2,06 persen di tahun 2009, dan 2,70 persen di tahun 2010. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai ROA pada tahun 2007, 2009, dan 2010 mendapatkan predikat sehat karena nilainya melebihi batas yang ditetapkan pada Lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 1,25 persen. Pada tahun 2008 mendapatkan predikat cukup sehat karena nilainya berada dibawah 1,25 persen. Gambar 7. Grafik Hasil ROA Periode 2007-2010 Pada tahun 2007 rasio ROA PT Bank CIMB Niaga, Tbk yang dihasilkan adalah 2,40 persen, dihasilkan dari perbandingan perolehan laba sebelum pajak sebesar 2,08 triliun rupiah dengan rata-rata total aktiva senilai 86,84 triliun rupiah. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Pada tahun 2008, nilai ROA mengalami penurunan menjadi 1,10 persen. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Penurunan tersebut dikarenakan laba sebelum pajak mengalami penurunan menjadi 1,08 triliun rupiah. Penurunan laba sebelum pajak diakibatkan oleh adanya efek dari krisis global yang melanda indonesia sehingga menyebabkan inflasi dan membuat BI meningkatkan BI rate dari 8,00 persen menjadi 9,25 persen sehingga meningkatkan biaya dana bagi bank. Rata-rata total aktiva mengalami kenaikan menjadi 98,49 triliun rupiah. Akibat adanya penurunan rasio ROA diperlukan adanya upaya meningkat laba yang diperoleh untuk tahun berikutnya agar dapat memenuhi standar sehat menurut Bank Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Bank CIMB adalah meningkatkan penyaluran kredit sehingga akan dapat meningkatkan laba yang diperoleh ditahun mendatang. 2.40 1.10 2.06 2.70 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 2007 2008 2009 2010 ROA Pada tahun 2009, rasio ROA PT Bank CIMB Niaga, Tbk mengalami kenaikan menjadi 2,06 persen. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Peningkatan ini disebabkan laba yang diperoleh sebelum pajak mengalami kenaikan menjadi 2,16 triliun rupiah. Peningkatan laba sebelum pajak disebabkan pertumbuhan kredit yang positif serta efisiensi yang dilakukan oleh manajemen bank. Rata-rata total aktiva meningkat menjadi 105,15 triliun rupiah. Rasio ROA mengalami kenaikan menjadi 2,70 persen di tahun 2010. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 9. Peningkatan ini disebabkan laba sebelum pajak meningkat secara signifikan menjadi 3,38 triliun rupiah. Peningkatan laba sebelum pajak disebabkan oleh peningkatan laba operasional sebesar 1,1 triliun rupiah serta didukung dengan penghasilan bunga bersih yang meningkat sebesar 19 persen sebagai akibat pertumbuhan pendapatan bunga dari portofolio kredit yang melebihi peningkatan beban bunga pihak ketiga. Faktor pendukung lainnya adalah menurunnya beban cadangan kerugian penurunan nilai CKPN sebesar 28 persen dan tidak terdapatnya beban penggabungan usaha di tahun 2010. Rata-rata total aktiva meningkat menjadi 125.37 triliun rupiah.

4.5.2 Trend dan Proyeksi ROA