Capital Adequacy Ratio CAR

risiko dimasa datang. Untuk mengukurnya, dapat menggunakan Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM atau Capital Adequancy Ratio CAR.

4.3.1 Capital Adequacy Ratio CAR

Capital Adequacy Ratio CAR atau rasio kecukupan penyediaan modal minimum KPMM ialah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh dana- dana dari sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman utang dan dan lain-lain. Gambar 3. Grafik Hasil CAR Periode 2007-2010 Gambar 3 menunjukkan Capital Adequacy Ratio CAR pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk selama periode 2007-2010 terus mengalami penurunan yaitu dari 17,03 persen di tahun 2007, 15,51 persen di tahun 2008, 13,63 persen di tahun 2009 dan 13,63 persen di tahun 2010. Walaupun mengalami penurunan terus menerus namun nilai CAR pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk mendapatkan predikat sangat sehat, karena nilai masih berada di atas standar minimum yaitu 8 persen sesuai dengan Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP. 17.03 15.59 13.59 13.24 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 2007 2008 2009 2010 CAR Pada tahun 2007 tercatat modal bank senilai 11,06 triliun rupiah dan ATMR senilai 64,96 triliun rupiah menghasilkan CAR sebesar 17,03 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan nilai CAR terjadi di tahun 2008 menjadi 15,51 persen. Penurunan CAR dikarenakan kenaikan modal ATMR lebih besar dibandingkan kenaikan modal bank. Modal bank meningkat menjadi Rp 12,39 triliun rupiah dan ATMR mengalami kenaikan menjadi 79,52 triliun rupiah. Pada tahun 2009, nilai rasio CAR kembali mengalami penurunan nilai menjadi 13,63 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan CAR pada tahun 2009 disebabkan oleh penurunan total modal inti dan modal pelengkap sebesar 6 persen menjadi 11,63 triliun rupiah. Penurunan total modal terutama disebabkan oleh penurunan modal pelengkap terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman subordinasi sebesar 56 persen menjadi 905,7 miliar di tahun 2009. Selain itu, penurunan CAR pada tahun 2009 juga disebabkan oleh peningkatan aktiva tertimbang menurut resiko sebesar 8 persen menjadi 85,63 triliun rupiah. Pada tahun 2010, nilai rasio CAR mengalami penurunan menjadi 13,36 persen. Perhitungan CAR dapat dilihat pada Lampiran 7. Penurunan tersebut disebabkan karena ekspansi kredit yang cukup tinggi sebesar 20,8 triliun rupiah, serta diperlakukannya perhitungan resiko operasional sebagai penambah aktiva tertimbang. Tercatat modal meningkat menjadi 15,45 triliun rupiah, sedangkan ATMR meningkat menjadi 116,72 triliun rupiah.

4.3.2 Trend dan Proyeksi CAR