Peringkat 2 : Marjin bunga bersih tinggi. Peringkat 3 : Marjin bunga bersih cukup tinggi atau rasio NIM
berkisar antara 1,5 sampai dengan 2. Peringkat 4 : Marjin bunga bersih rendah mengarah negatif.
Peringkat 5 : Marjin bunga bersih sangat rendah atau negatif.
4. Rasio biaya operasionalpendapatan operasional BOPO, yaitu
rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efiseinsi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin
kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil Farah Margaretha,
2007. Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: berdasarkan SE
BI No.330DPNP tanggal 14 Desember 2001
Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP
tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio BOPO sebagai berikut:
Peringkat 1 : Tingkat efisiensi sangat baik. Peringkat 2 : Tingkat efisiensi baik.
Peringkat 3 : Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94 sampai dengan 96.
Peringkat 4 : Tingkat efisiensi buruk. Peringkat 5 : Tingkat efisiensi sangat buruk.
3.4.4 Penilaian Faktor Likuiditas Liquidity
LDR Loan to Deposit Ratio atau rasio kredit terhadap depositsimpanan digunakan untuk menilai menilai kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebgai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semikn rendah BOPO =
T T
………………….……….6
kemampuan likuiditas bank tersebut Boy Loen dan Sonny Ericson, 2008. Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: berdasarkan SE BI
No.330DPNP tanggal 14 Desember 2001
Berdasarkan pada matriks kriteria penetapan peringkat faktor likuiditas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal
31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio LDR sebagai berikut: Peringkat 1 : 50 Rasio
≤ 75 Peringkat 2 : 75 Rasio
≤ 85 Peringkat 3 : 85 Rasio
≤ 100 atau Rasio ≤ 50 Peringkat 4 : 100 Rasio
≤ 120 Peringkat 5 : Rasio 120
3.4.5 Analisis Trend
Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal Dwi Prastowo dan
Rifka Juliawati, 2008. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode dari
tahun ke tahun. Dalam menganalisis laporan dengan metode analisis tren, dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Setiap
pos dalam periode yang diperbandingkan akan dibagi dengan pos yang sama pada laporan keuangan di tahun dasar dan dikalikan 100
persen untuk melihat nilai persentase kenaikan ataupun penurunan dari setiap pos tersebut. Analisis trend secara matematis dapat
dirumuskan sebagai berikut: ....................................................................8
Dimana: Nilai persentase untuk tahun ke-t
Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar
Pemilihan nilai proyeksi digunakan dengan melihat nilai MAPE, MAD, dan MSD terkecil. Karena
Semakin kecil nilai-nilai MAPE, MAD,
LDR =
J D
………….……………….…..7
atau MSD, semakin kecil nilai kesalahannya. Oleh karenanya, dalam menetapkan model yang akan digunakan dalam proyeksi, dipilihlah model
dengan nilai MAPE, MAD atau MSD yang paling kecil
dari trend linear, trend quadratic, trend eksponensial growth
, ataupun trend S-curve.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah
pada membangun nilai-nilai inti dan profesionalisme di bidang perbankan. Sebagai hasilnya, Bank Niaga dikenal luas sebagai penyedia produk dan
layanan berkualitas yang terpercaya. Di tahun 1987, Bank Niaga membedakan dirinya dari para pesaingnya di pasar domestik dengan
menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai
masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan
menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online. Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah
menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank CIMB Niaga, Tbk saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November
2002, Commerce Asset-Holding Berhad CAHB, kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad CIMB Group Holdings, mengakuisisi
saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN. Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah
tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan
platform universal banking. Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham
mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham
ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.
Sebagai pemilik saham pengendali dari Bank Niaga melalui CIMB Group dan LippoBank, sejak tahun 2007 Khazanah memandang
penggabungan merger sebagai suatu upaya yang harus ditempuh agar