Trend dan Proyeksi NIM

Pada tahun 2008, nilai NIM mengalami penurunan dari menjadi 5,38 persen. Perhitungan NIM dapat dilihat pada Lampiran 11. Penurunan ini disebabkan oleh ketatnya likuiditas perbankan Indonesia, sehingga meningkatkan dana bagi bank. Penurunan juga disebabkan rata-rata aktiva produktif peningkatannya lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih meningkat menjadi 4,79 triliun rupiah. Rata- rata aktiva produktif meningkat menjadi 8,64 triliun rupiah. Peningkatan rata-rata aktiva produktif disebabkan komponen- komponennya mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, rasio NIM PT Bank CIMB Niaga, Tbk mengalami peningkatan menjadi 6,41 persen. Perhitungan NIM dapat dilihat pada Lampiran 11. Peningkatan tersebut disebabkan pendapatan laba bersih yang meningkat menjadi 6,15 triliun rupiah. Kenaikan pendapatan laba bersih disebabkan oleh meningkatnya rata- rata posisi kredit dan menurunnya biaya dana. Rata-rata aktiva produktif pun mengalami kenaikan menjadi 95,96 triliun rupiah. Pada tahun 2010, rasio NIM PT Bank CIMB Niaga, Tbk mengalami kenaikan menjadi 6,47 persen. Perhitungan NIM dapat dilihat pada Lampiran 11. Penghasilan bunga di tahun 2010 yang melebihi kenaikan pada beban bunga, berdampak pada total penghasilan bunga bersih meningkat sebesar 19 persen menjadi 7,32 triliun rupiah. Rata-rata aktiva produktif mengalami kenaikan menjadi 113,16 triliun rupiah.

4.5.6 Trend dan Proyeksi NIM

Hasil analisis trend terhadap rasio NIM menunjukkan bahwa perkembangannya cenderung meningkat pada periode 2007-2010. Gambar 12 menunjukkan trend model Quadratic pada rasio NIM. Proyeksi untuk dua tahun berikutnya yaitu pada tahun 2011 dan tahun 2012 menunjukkan bahwa rasio NIM cenderung meningkat. Rasio NIM yang diperoleh pada tahun 2011 pada kuartal I yaitu sebesar 1,43 persen dan kuartal II yaitu sebesar 2,86 persen. Berdasarkan nilai NIM pada kuartal I dan kuartal II hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan. Sehingga hasil proyeksi sesuai dengan hasil aktual yang diperoleh yaitu peningkatan pada tahun 2011. Tahun N IM 2012 2011 2010 2009 2008 2007 8,0 7,5 7,0 6,5 6,0 5,5 5,0 Accuracy Measures MAPE 3,78669 MAD 0,22300 MSD 0,06216 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for NI M Quadratic Trend Model Yt = 5,4275 - 0,0015 t + 0,0725 t 2 Gambar 12. Grafik Trend NIM Periode 2007-2010 4.5.7 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO Rasio biaya operasionalpendapatan operasional BOPO, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efiseinsi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Berdasarkan Gambar 13, memperlihatkan nilai dari Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO pada Bank CIMB selama periode 2007-2010 mengalami fluktuasi yaitu 78,44 persen pada tahun 2007, 78,99 persen pada tahun 2008 73,68 persen pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 sebesar 68,56 persen. Nilai BOPO yang diperoleh selama periode 2007-2010 mendapatkan predikat sehat karena nilainya berada dibawah batas maksimal yang ditetapkan pada Lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 94 persen. Gambar 13 . Grafik Hasil BOPO Periode 2007-2010 Pada tahun 2007, Rasio BOPO yang diperoleh adalah sebesar 78,44 persen yang diperoleh dari perbandingan jumlah Biaya Operasional yang dikeluarkan sebesar 7,67 triliun rupiah dengan Pendapatan Operasional sebesar 9,78 triliun rupiah. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 12. Nilai BOPO mengalami peningkatan menjadi 78,99 persen di tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan kenaikan biaya operasional lebih besar dibandingkan kenaikan pendapatan operasional. Beban opersional mengalami kenaikan menjadi 8,50 triliun rupiah. Kenaikan beban operasional disebabkan oleh meningkatnya kerugian atas penurunan surat berharga sebesar 245 miliar rupiah dan kerugian atas penjualan surat berharga sebesar 46 miliar rupiah. Pendapatan operasional mengalami kenaikan menjadi 1,07 triliun rupiah. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 12. Pada tahun 2009 persentase BOPO turun menjadi 73,68 persen. Penurunan tersebut dikarenakan pendapatan operasional meningkat yang disebabkan adanya kenaikan pada portofolio kredit dan penurunan biaya dana, kenaikan tersebut di dukung oleh pelaksanaan 78.44 75.76 70.77 68.56 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 80.00 2007 2008 2009 2010 BOPO program efiesiensi biaya operasional oleh manjemen sehingga beban operasional meningkat tidak terlalu besar. Beban opersional mengalami peningkatan sebesar 8,91 triliun rupiah dari tahun sebelumnya 8,50 triliun rupiah. Total pendapatan operasional mengalami peningkatan sebesar 12,10 triliun rupiah dari tahun sebelumnya 10.76 triliun rupiah. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 12. Pada tahun 2010 rasio BOPO PT Bank CIMB Niaga, Tbk mengalami penurunan menjadi 68,56 persen. Penurunan tersebut karena pendapatan operasional peningkatannya lebih besar dibandingkan beban operasional. Beban operasional mengalami peningkatan sebesar 9,47 triliun rupiah yang disebabkan oleh meningkatnya biaya umum dan administrasi sebesar 31 persen menjadi 2,3 triliun rupiah 2009: 1,8 triliun rupiah dan biaya pegawai sebesar 3 persen menjadi 2,0 triliun rupiah 2009: Rp1,9 triliun rupiah. Pendapatan operasional mengalami peningkatan sebesar 13,81 triliun rupiah. Pendapatan operasional meningkat karena adanya peningkatan pada penghasilan bunga sebesar 10 persen menjadi 12,4 triliun rupiah 2009: 11,3 triliun rupiah dan penghasilan operasional lainnya meningkat 5 persen menjadi 1,6 triliun rupiah 2009: 1,5 triliun rupiah. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 12.

4.5.8 Trend dan Proyeksi BOPO