mempunyai dataran lebih tinggi dan suhu udara maksimum terbesar di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
2.4 Awan Konvektif
Awan konvektif jenis cumulus sering dijumpai di Indonesia. Beberapa jenis awan ini tumbuh menjadi badai petir yang dapat menyebabkan petir dan kilat. Badai
petir konvektif disebabkan oleh pemanasan permukaan akibat radiasi matahari. Badai ini ditandai oleh pertumbuhan vertikal yang cepat dan dapat menghasilkan hujan lebat
lokal shower, kadang-kadang menghasilkan hujan es. Indonesia merupakan benua maritim yang menerima radiasi matahari dalam jumlah besar, dan melepaskan panas
laten kondensasi dalam jumlah yang besar pada saat pembentukan awan cumulus atau awan petir Cumulonimbus. Proses yang menyebabkan formasi awan konvektif
adalah konveksi gaya apung yang menyatakan konversi energi potensial menjadi energi kinetik Tjasyono, 2008
Gambar 2.2 Pembentukan awan konvektif
2.5 Presipitasi
Presipitasi adalah nama umum dari uap yang mengkondensasi dan jatuh ke tanah dalam rangkaian proses siklus hidrologi, jumlah presipitasi selalu dinyatakan
dalam mm. Derajat curah hujan biasanya dinyatakan oleh jumlah curah hujan dalam suatu satuan waktu dan disebut intensitas curah hujan. Biasanya satuan yang
digunakan adalah mmjam. Jadi intensitas curah hujan berarti jumlah presipitasicurah hujan dalam waktu relatif singkat, biasanya dalam waktu 2 jam Takeda, 1976.
Tabel 2. 1 Keadaan curah hujan dan intensitas curah hujan Keadaan curah hujan
Intensitas curah hujan mm
1 jam 24 jam
Hujan sangat ringan Hujan ringan
Hujan sedang Hujan lebat
Hujan sangat lebat 1
1-5 2-10
10-20 20
5 5-20
20-50 50-100
100
Sumber: Takeda 1976
2.6 Ruang Terbuka Hijau
Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tantang Penataan Ruang, yang dimaksud Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjangjalur
danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka untuk tumbuh tanaman baik yang tumbuh secara alami maupun yang sengaja ditanam.
Peranan Ruang Terbuka Hijau RTH di perkotaan sangat besar yaitu sebagai penyumbang ruang bernafas, keindahan visual, sebagai paru-paru kota, sumber air
dalam tanah, mencegah erosi, keindahan dan kehidupan satwa, dan sebagai unsur pendidikan Simons 1983. diacu dalam Agrissantika 2007.
Keberadaan RTH di perkotaan juga memiliki pengaruh dalam meningkatkan kualitas suhu udara, dalam hal ini menurunkan suhu udara akibat efek rumah kaca
yang mengakibatkan suhu udara naik, dimana terjadi pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari yang sebagian diserap oleh atmosfer yang mengandung molekul
CO2 dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke Bumi sehingga menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi secara global Tanaman sebagai elemen utama RTH,
mempunyai peran yang sangat pentingdalam kelangsungan hidup dari makluk hidup di dunia dan membantu mengurangi pengaruh dari efek rumah kaca di permukaan
Bumi, dimana tanaman mengalami proses kimia yang penting bagi lingkungan sekitarnya Prawinata et al, 1995 diacu dalam Agrissantika 2007
2.7 Perubahan Ruang Terbuka Hijau