Sumber: Agrissantika 2007
Gambar 2.6 Perubahan penutupan lahan di Jabodetabek tahun 2005
2.8 Penyebab perubahan iklim menurut IPCC
IPCC 2001 menyatakan : jika kita ingin mengerti, mendeteksi dan akhirnya memprediksi pengaruh manusia terhadap iklim, kita harus mengerti system yang
menentukan iklim bumi dan proses yang memicu perubahan iklim. Iklim bumi secara keseluruhan bergantung pada faktor -faktor yang mempengaruhi keseimbangan radiasi,
misalnya, komposisi atmosfer, radiasi matahari dan erupsi gunung api. Juga ditekankan bahwa iklim ditentukan oleh sirkulasi atmosfer dan interaksinya dengan
arus laut skala besar, dan karakteristik daratan seperti albedo, vegetasi dan kelembapan tanah.
Perubahan iklim sangat dikendalikan oleh aktivitas manusia. Hampir sebagian besar perhatian tertuju pada identifikasi pengaruh manusia pada perubahan iklim. Pengaruh
manusia ini meliputi pembakaran bahan bakar, pembakaran biomassa, dan produksi gas-gas rumah kaca dan aerosol yang berdampak pada gaya radiasi. Perubahan tata
guna lahan pertanian, irigasi, pembukaan hutan, dan reforestasi mempengaruhi property fisika dan biologi dari permukaan bumi, dan perkembangan kota-kota besar
memicu pembentukan heat island dengan dampak yang sangat lokal.
Stasiun Meteorologi
Uap air ada lah gas rumah kaca yang terkuat, uap air adalah pusat iklim, variabilitasnya dan perubahannya. Jangan lupa juga bahwa variasi konsentrasi uap air
tidak hanya bergantung pada peningkatan CO2, bisa juga bergantung pada banyak faktor, khususnya dinamika transfer yang tidak disebutkan Leroux M. 2005.
2.9 Perubahan Lingkungan Dan Perilaku Cuaca
Meningkatnya populasi penduduk di Taipei setiap tahunnya merubah ruang terbuka hijau menjadi berkurang sehingga kenaikan suhu permukaan kota tersebut
tidak bisa dielakkan sejak tahun 1960 hingga 2005 seperti terlihat pada Gambar 3. serta mempengaruhi perilaku cuaca dengan peningkatan kejadian Thunderstorm dan
juga perubahan profil suhu udara keatas menjadi meningkat.
Sumber: Chen. et al 2007
Gambar 2.7 Kenaikan Suhu Permukaan T seiring bertambahnya populasi penduduk Taipei
Sumber: Chen. et al 2007
Gambar 2.8 Kenaikan Suhu Udara Atas T lebih besar di permukaan dibanding lapisan di atasnya antara periode tahun 1973 -1988 dengan periode 1989 – 2005
Berkembangnya wilayah Jakarta dan sekitarnya mempunyai andil yang sangat besar berkurangnya ruang terbuka hijau sehingga dalam penelitia nnya Mas’at
tahun 2008 menunjukan menaikan suhu rata-rata tahunan. Dalam 23 tahun terakhir secara rata-rata suhu udara di perkotaan mengalami laju kenaikan sebesar 0.17°C.
Suhu perkotaan lebih besar kenaikannya dari pada di wilayah pinggiran Cengkareng dan Halim Perdana Kusuma yaitu sebesar ± 0.8°C.
Sumber: Mas’at A. 2008
a b
Gambar 2.9 a Profil Kenaikan Suhu Permukaan T di Jakarta b Grafik perbandingan suhu di BMG Jakarta, Halim P.K. dan Cengkareng
2.10 Dampak El Nino Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia