Cuaca Ekstrim TINJAUAN PUSTAKA

a b Sumber: Mulyono dan Nicholls 2002 Gambar 2. 10 aOsilasi selatan merupakan timbangan antara wilayah Indonesia dan Pasifik ekuator tumur b Bagian dunia yang dipengaruhi ENSO

2.11 Cuaca Ekstrim

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam Peraturan KBMKG Nomor: Kep. 009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Inf ormasi Cuaca Ekstrim. Menetukan unsur-unsur cuaca yang dianggap ekstrim kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta antara lain: • Angin Kencang adalah angin dengan kecepatan diatas 25 dua puluh lima knots atau 45 empat puluh lima kmjam. • Angin Puting Beliung adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 tiga puluh empat koma delapan knots atau 64,4 enam puluh empat koma empat kilometer kmjam dan terjadi dalam waktu singkat. • Hujan Lebat adalah hujan dengan intensitas paling rendah 50 lima puluh milimeter mm24 dua puluh empat jam danatau 20 dua puluh milimeter mmjam. • Hujan es adalah hujan yang berbentuk but iran es yang mempunyai garis tengah paling rendah 5 lima milimeter mm dan berasal dari awan Cumulonimbus . • Jarak Pandang Mendatar Ekstrim adalah jarak pandang mendatar kurang dari 1000 seribu meter. • Suhu Udara Ekstrim adalah kondisi suhu udara yang mencapai 3º C tiga drajat celcius atau lebih di atas nilai normal setempat. • Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin minimal 34,8 tiga puluh empat koma delapan knots atau 64,4 enam puluh empat koma empat kilometer kmjam disekitar pusat pusaran. • Angin Puting Beliung di Lautan yang selanjutnya disebut Waterspout adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 tiga puluh empat koma delapan knots atau 64,4 enam puluh empat koma empat kilometer kmjam dan terjadi di laut dalam waktu singkat . • Gelombang Laut Ekstrem adalah gelombang laut signifikan dengan ketinggian lebih besar dari atau sama dengan = 2 dua meter. • Gelombang Pasang storm surge adalah kenaikan permukaan air laut diatas normal akibat pengaruh angin kencang danatau penurunan tekanan atmosfer.

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Te mpat Penelitian

Waktu penelitian tahun 2009 – 2011, tempat di Badan Meteorologi Klimatotologi dan Geofisika BMKG dan Laboratorium Meteorologi dan Pencemaran Udara Departemen Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Wilayah penelitian di Jakarta, Bogor, dan Tangerang yang terletak di koordinat 100°25’-107°40’ BT dan 07°30’ – 07°45’ LS Bahan yang digunakan adalah data sekunder antara lain: • Data bersumber dari BMKG, yaitu data harian curah hujan, suhu udara dan cuaca khusus FKLIM 71 stasiun meteorologi sekitar Jabodetabek tahun 1980 – 2008, data udara atas stasiun meteorologi Cengkareng periode tahu 1988-2008 dan data setiap jam suhu udara dan cuaca khusus dari BMG tahun 2003 – 2008. • Data perubahan Ruang Terbuka Hijau dalam persen tahun 1983,1992, 2000 dan 2005 Agrissantika, 2007 Alat yang digunakan adalah: • Komputer • Software: Microsoft Exel 3.3 Metodologi 3.3.1. Pengolahan data Pengolahan data cuaca dengan cara membuat dua periode tahun 1980-1996 dengan tahun 1997-2008. Periode kedua tahun 1997 merupakan tahun kejadian El Nino yang sangat kuat dan berdampak kekeringan di Indonesia. Periode kedua diasumsikan mewakili perubahan kondisi cuaca di wilayah penelitian. Kedua periode tersebut dikelompokkan berdasarkan bulanan dan musim. Musim hujan diwakili bulan Desember, Januari dan Februari yang kemudian disebut DJF. Musim transisi pertama diwakili bulan Maret, April dan Mei yang kemudian disebut MAM. Musim kemarau diwakili bulan Juni, Juli dan Agustus yang kemudian disebut JJA. Musim transisi kedua diwakili bulan September, Oktober dan Nopember kemudian disebut SON.