1. Perbedaan keseimbangan seluruh radiasi netto antara daerah perkotaan dengan daerah terbuka di sekitarnya.
2. Penyimpanan energi matahari pada gedung-gedung di kota selama siang hari dan dilepaskan pada malam hari.
3. Konsentrasi panas yang dihasilkan oleh aktivitas sepanjang tahun di kota transportasi, industri dan sebagainya.
4. Evaporasi dari permukaan dan vegetasi yang lebih rendah di daerah kota dibandingkan dengan daerah desa yang permukaanya lebih terbuka.
Pulau panas perkotaan terbentuk jika permukaan vegetasi digantikan oleh aspal dan beton untuk jalan, bangunan, dan struktur lain yang diperlukan untuk
mengakomodasi pertumbuhan populasi manusia. Perubahan tersebut lebih banyak menyerap panas matahari dan juga lebih banyak memantulkannya, sehingga
menyebabkan temperatur permukaan dan suhu lingkungan naik. Wypych, et a l., 2003 diacu dalam Hermawan, 2005 mengungkapkan bahwa perubahan penutupan lahan di
wilayah perkotaan mempengaruhi jumlah transfer panas heat flux dan jumlah energi radiasi yang dipantulkan dan energi radiasi yang diterima oleh suatu permukaan
neraca energi, penerimaan air di permukaan neraca air dan kesehatan terhadap manusia. Salah satu yang menyebabkan peningkatan suhu udara adalah transfer energi
panas heat flux. Dalam wilaya h perkotaan transfer panas ini, selain dipengaruhi oleh suhu permukaan juga dipengaruhi oleh adanya efek gedung yang tinggi, transfer
panas dari transportasi dan transfer panas dari daerah industri.
2.3 Suhu Fluktuasi Suhu Harian
Fluktuasi suhu harian sebagai akibat adanya neraca antara radiasi matahari yang diterima dan yang dilepaskan oleh Bumi. Sejak matahari terbit sampai kira-kira
satu atau dua jam setelah tengah hari jumlah energi yang diterima oleh bumi lebih besar daripada yang hilang. Oleh karena itu, kurva suhu terus-menerus naik.
Sebaliknya kira-kira pukul 13.00 sampai matahari terbit jumlah energi yang dilepaskan bumi lebih besar daripada yang diterima. Oleh karena itu, kurva
temperatur harian turun. Perlu diingat temperatur maksimum selama sehari tidak bertepatan insolasi maksimum. Ketidaktepatan ini terjadi karena temperatur terus naik
selama radiasi yang diterima bumi lebih besar daripada yang hilang. Kenyataannya
meskipun penerimaan energi matahari setelah tengah hari berkurang tetapi masih lebih besar daripada yang hilang. Penerimaan lebih kecil daripada yang hilang baru
terjadi kira-kira pukul 13.00. Kadang-kadang hubungan antara naik-turunnya temperatur dengan isolasi itu
kurang nampak. Hal ini karena beberapa faktor yang berpengaruh. Misalnya saja adanya awan yang menyebabkan gangguan terhadap radiasi yang diterima dan hilang
dari permukaan bumi.
Fluktuasi Temperatur Tahunan
Fluktuasi temperatur tahunan berubah-rubah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Fluktuasi tersebut berhubungan erat dengan lintang bumi. Di katulistiwa
fluktuasi ini kecil dan makin jauh dari katulistiwa makin besar untuk mempermudah pengertian fluktuasi temperatur ini, dapat dibedakan menjadi tiga pola fluktuasi:
1. Pola katulistiwa Pola katulistiwa ini fluktuasi temperatur tahunan kecil. Lebih kecil daripada
fluktuasi temperatur harian. Pola katulistiwa ini mempunyai dua maksimum dan dua minimum yang terjadi berturut-turut pada saat matahari berada di
daerah itu dan pada saat berada di garis balik 2. Pola daerah sedang
Dalam pola ini menunjukkan fluktuasi temperatur yang besar. Fluktuasi ini akan diperbesar jika suatu daerah terletak di tengah benua, dan akan lebih
kecil jika berdekatan dengan laut. Fluktuasi tahunan untuk pola sedang ini lebih besar daripada fluktuasi harian, untuk pola ini hanya ada satu maksimum
dan satu minimum. 3. Pola daerah kutub
Pola ini menunjukkan fluktuasi sangat besar. Dalam hal ini besarnya juga tergantung pada letaknya. Di tengah benua atau di dekat laut. Pola ini hanya
mempunyai satu maksimum dan satu minimum. BMKG pada tahun 2009 menerbitkan Atlas Normal Iklim Di Indonesia
Periode 1971-2000 meliputi Suhu Udara Maksimum, Suhu Udara Minimum dan Suhu Udara Maksimum Absolut. Wilayah Jabodetabek mempunyai normal suhu udara
maksimum berkisar antara 27°-33°C. Distribusi suhu udara maksimum bervariasi dimana suhu udara maksimum terendah terjadi disekitar wilayah Bogor yang
mempunyai dataran lebih tinggi dan suhu udara maksimum terbesar di wilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi.
2.4 Awan Konvektif