Struktur Kayu Daun Lebar

menentukan keawetan alami suatu jenis kayu. Penggolongan keawetan alami kayu didasarkan pada keawetan kayu teras. Hal ini disebabkan adanya zat ekstraktif seperti tanin dan senyawa-senyawa phenolik yang memiliki sifat racun dan dalam jumlah yang cukup dapat mencegah kerusakan kayu oleh faktor perusak, sehingga terdapat perbedaan ketahanan antara kayu gubal dan kayu teras. Selanjutnya Tobing 1977 mengemukakan bahwa kayu gubal memiliki keawetan yang rendah karena kayu gubal tidak mengandung zat ekstraktif. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Browning 1967 dalam Ediningtyas 1993 bahwa tidak ada jenis kayu yang menghasilkan kayu gubal yang awet. Selain itu variasi keawetan juga terdapat di dalam kayu teras, dimana kayu teras bagian luar lebih awet dibandingkan kayu teras bagian dalam Tobing 1977.

2.9. Struktur Kayu Daun Lebar

Batang kayu daun lebar pada dasarnya disusun oleh dua pola penyusunan sel-sel, yaitu sel-sel yang menyusun kayu ke arah longitudinal axial dan sel-sel yang menyusun kayu ke arah tranversal horizontal. Pola penyusunan sel-sel tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 Pandit dan Ramdan 2002. Tabel 1 Elemen-elemen yang menyusun kayu daun lebar Arah Longitudinal Arah Tranversal A. Bersifat Prosenkim 1. Vessel sel pembuluh 2. Fibers sel serabut a. Trakeida serabut b. Serabut libriform 3. Tracheids sel trakeida a. Trakeida pembuluh b. Trakeida keliling pembuluh A. Bersifat Prosenkim Tidak terdapat B. Bersifat Parenkim : Parenkim axial, parenkim fusiform, dan sel epithel B. Bersifat Parenkim 1. Parenkim jari-jari a. Sel tegak b. Sel baring 2. Sel epithel Sel-sel kayu daun lebar pada dasarnya disusun oleh lima macam sel-sel pokok yaitu: 1. Pori atau sel pembuluh Vessel cells; 2. Sel serabut Fibers; 3. Sel parenkim Parenchyma; 4. Sel trakeida Tracheida; 5. Sel ephitel Epithelial cells. Sifat-sifat yang sama terdapat pada semua kayu, pada dasarnya dapat dibagi atas empat macam: 1. Semua batang pohon tersusun predominan dalam arah vertikal artinya kayu yang dihasilkan tersusun sebagian besar oleh sel-sel yang arahnya sejajar sumbu batang; 2. Kayu-kayu mempunyai struktur seluler, komposisi kimianya sama yaitu terdiri atas selulosa, hemiselulosa dan lignin; 3. Semua kayu mempunyai sifat anisotrapik, artinya sifat-sifat fisiknya berlainan menurut sumbu simetrinya sumbu aksial, radial, dan tangensial. Keadaan ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa di dalam dinding sel, bentuk memanjang dari sel-sel kayu dan pengaturan aksial dan radial dari sel-sel dalam batang; 4. Kayu mempunyai sifat higroskopis yaitu sanggup melepaskan dan menghisap uap air menurut perubahan dalam kelembaban relatif dan suhu udara di sekitarnya, karena sifat higroskopis inilah maka kayu dapat menyusut atau mengembang tergantung dari kadar air yang dikandungnya Pandit 1991 dalam Herliyana 2007.

2.10. Kayu Karet Kayu H. brasilensis termasuk famili Ephorbiaceae. Di Indonesia kayu