Indeks Harga Saham LQ 45

25 Kriteria-kriteria yang digunakan untuk memilih ke-45 saham yang masuk dalam indeks LQ 45, sebagai berikut: 1. Saham Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir 2. Kondisi keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan perusahaan, 3. Jumlah hari transaksi pasar regular Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar rata- rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir 4. kapitalisasi pasar saham pada periode tertentu. 5. Selain dari likuiditas dan faktor kapitalisasi pasar, pemilihan saham index LQ45 juga berdasarkan kondisi keuangan dan melihat prospek pertumbuhan dari perusahaan. Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk perhitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Kemudian bursa efek secara rutin memantau perkembangan kinerja masing- masing ke-45 saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Saham- saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan diadakan review awal Februari dan Agustus. Jika terdapat saham yang sudah tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan profesional di bidang pasar modal Tandelilin, 2001.

2.10. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan analisis portofolio optimal adalah sebagai berikut : a. Abdullah 1995 meneliti Sistem penunjang keputusan penanaman modal pada proyek Agroindustri dengan analisa portofolio model Indeks Tunggal. Model Indeks Tunggal mendasarkan diri pada pemikiran bahwa tingkat keuntungan suatu sekuritas dipengaruhi oleh tingkat keuntungan pasar. Hasil keluaran sistem menunjukkan bahwa portofolio optimal adalah portofolio yang keseluruhan modalnya ditanamkan pada saham MFMI dengan nilai ROI sebesar 0,178. Portofolio memiliki kinerja yang 26 lebih baik dibanding dengan portofolio lainnya dengan ukuran Treynor dan Jensen yang paling tinggi yaitu sebesar 0,104 dan 0,33. tingkat keuntungan yang diharapkan pada portofolio ini sebesar 0,042 per bulan dengan risiko sebesar 0,178. b. Pranowo 2002 meneliti Analisis Portofolio Optimal saham sektor pertanian di PT. Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dengan Indeks Tunggal, portofolio optimal yang terbentuk menawarkan tingkat pengembalian return sebesar 2,458 persen per minggu, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengembalian return yang ditawarkan suku bunga Bank Indonesia yang hanya sebesar 0,33 persen per minggu. Portofolio optimal dengan tingkat pengembalian return sebesar 2,458 persen per minggu merupakan suatu investasi yang menguntungkan dibandingkan dengan tingkat SBI yang berlaku sekitar 0,33 persen per minggu. Portofolio optimal saham pertanian juga sangat prospektif dibandingkan kondisi pasar modal secara keseluruhan dengan tingkat pengembalian pasar market return sebesar 0,57 persen per minggu. c. Fuzzy et al 2005 dalam penelitiannya An extension of Sharpe’s single- index model: portfolio selection with expert beta, menyajikan suatu pendekatan untuk masalah pemilihan portofolio berdasarkan model indeks tunggal Sharpe dan pada Fuzzy Set Theory. Dalam hal ini, para ahli membahas tentang future Beta setiap aset keuangan yang telah termasuk dalam portofolio pilihan model yang dinotasikan sebagai Expert Beta dan dimodelkan sebagai bilangan fuzzy trapezoidal. Nilai, ambiguitas dan ketidakjelasan tiga konsep dasar yang terlibat dalam model yang menyediakan informasi yang cukup tentang bilangan fuzzy mewakili Expert Beta dan dijelaskan dengan sederhana. Untuk memilih portofolio optimal, Goal Programming model telah diusulkan termasuk aspirasi investor pemilihan high-low risk assets. Semantiks ini berdasarkan tujuan akhir dari fuzzy mencapai kepuasannya dalam mengatasi gambaran nyata permasalahan portofolio yang selama ini dihadapi.