Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA
26 lebih baik dibanding dengan portofolio lainnya dengan ukuran Treynor
dan Jensen yang paling tinggi yaitu sebesar 0,104 dan 0,33. tingkat keuntungan yang diharapkan pada portofolio ini sebesar 0,042 per bulan
dengan risiko sebesar 0,178. b. Pranowo 2002 meneliti Analisis Portofolio Optimal saham sektor
pertanian di PT. Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dengan Indeks Tunggal, portofolio
optimal yang terbentuk menawarkan tingkat pengembalian return sebesar 2,458 persen per minggu, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat pengembalian return yang ditawarkan suku bunga Bank Indonesia yang hanya sebesar 0,33 persen per minggu. Portofolio optimal
dengan tingkat pengembalian return sebesar 2,458 persen per minggu merupakan suatu investasi yang menguntungkan dibandingkan dengan
tingkat SBI yang berlaku sekitar 0,33 persen per minggu. Portofolio optimal saham pertanian juga sangat prospektif dibandingkan kondisi
pasar modal secara keseluruhan dengan tingkat pengembalian pasar market return sebesar 0,57 persen per minggu.
c. Fuzzy et al 2005 dalam penelitiannya
An extension of Sharpe’s single- index model: portfolio selection with expert beta,
menyajikan suatu pendekatan untuk masalah pemilihan portofolio berdasarkan model
indeks tunggal Sharpe dan pada Fuzzy Set Theory. Dalam hal ini, para ahli membahas tentang future Beta setiap aset keuangan yang telah
termasuk dalam portofolio pilihan model yang dinotasikan sebagai Expert Beta dan dimodelkan sebagai bilangan fuzzy trapezoidal. Nilai,
ambiguitas dan ketidakjelasan tiga konsep dasar yang terlibat dalam model yang menyediakan informasi yang cukup tentang bilangan fuzzy
mewakili Expert Beta dan dijelaskan dengan sederhana. Untuk memilih portofolio optimal, Goal Programming model telah diusulkan termasuk
aspirasi investor pemilihan high-low risk assets. Semantiks ini berdasarkan tujuan akhir dari fuzzy mencapai kepuasannya dalam
mengatasi gambaran nyata permasalahan portofolio yang selama ini dihadapi.
27 d. Eko 2008 dalam penelitiannya Analisis dan Penilaian Kinerja
Portofolio Optimal Saham-Saham LQ 45 penelitian ini mengasumsikan bahwa tingkat pengembalian antara dua saham atau lebih akan
berkorelasi dan mempunyai reaksi yang sama terhadap satu sektor atau indeks tunggal yang dimasukkan dalam model, yaitu Indeks LQ 45 hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa saham-saham yang dapat membentuk kombinasi portofolio optimal di Bursa Efek Jakarta BEJ 2002. Saham-
saham yang dapat membentuk kombinasi portofolio optimal adalah Saham INTP Indocement Tunggal Prakarsa, Saham MKDO Makindo,
Saham MEDC Medco Energi Internasional. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model indeks tunggal lebih baik jika dibandingkan
dengan model constant correlation dalam pembentukkan portofolio optimal.