Pertanyaan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kontrol Diri self-control

2. Pertanyaan Penelitian

3.1 Bagaimana self- control pasien dengan nyeri kronis? 3.2 Bagaimana perilaku nyeri pasien dengan nyeri kronis?

3. Tujuan Penelitian

2.1 Mengidentifikasi self-control pasien dengan nyeri kronis. 2.2 Mengidentifikasi perilaku nyeri pasien dengan nyeri kronis.

4. Manfaat Penelitian

4.1 Bagi praktek keperawatan Dalam bidang keperawatan hasil penelitian ini akan memberikan informasi tentang tingkat self-control dan perilaku nyeri individu yang mengalami nyeri kronis. Kontrol diri sangat mempengaruhi efektivitas pengobatan pasien sehingga dalam melakukan manajemen nyeri, self-control individu menjadi salah satu fokus perawat. 4.2 Bagi penelitian keperawatan Dalam bidang penelitian keperawatan, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat self-control pasien dengan nyeri kronis dan efektifitas berbagai macam terapi nyeri dalam meningkatkan self-control pasien yang mengalami nyeri kronis. Universitas Sumatera Utara 4.3 Bagi Pendidikan Keperawatan Dalam bidang pendidikan keperawatan, penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam bidang keperawatan medikal bedah tentang self-control dan perilaku nyeri pada pasien dengan nyeri kronis, peningkatan pembelajaran tentang terapi nyeri non-farmakologi yang dapat mempengaruhi self-control individu, dan intervensi mandiri keperawatan terhadap pasien dengan nyeri kronis. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Kontrol Diri self-control

1.1 Defenisi Kontrol Diri Calhoun dan Acocella 1990 dalam Ghufron, 2003 mendefenisikan kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain kontrol diri merupakan serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Goldfried dan Merbaum dalam Lazarus, 1976 mendefenisikan kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif. Kontrol diri juga menggambarkan keputusan individu yang melalui pertimbangan kognitif untuk menyatukan perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu seperti yang diinginkan Lazarus, 1976. Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dari dalam dirinya Hurlock, 1984. Mengontrol emosi berarti mendekati suatu situasi dengan menggunakan sikap yang rasional untuk merespon situasi tersebut dan mencegah munculnya reaksi yang berlebihan Elfrida, 1995 dalam Ghufron, 2003. Chaplin 2002 menyatakan bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk membimbing tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau merintangi impuls-impuls dan tingkah laku impulsive. Universitas Sumatera Utara 1.2 Jenis dan Aspek Kontrol Diri Averill 1977 dalam Ghufron, 2003 menyebut kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yaitu kontrol perilaku behavior control, kontrol kognitif cognitive control, dan mengontrol keputusan decisional control. 1.2.1 Kontrol Perilaku behavior control Kontrol perilaku merupakan kesiapan tersedianya suatu respons yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu mengatur pelaksanaan regulated adminisration, dan kemampuan memodifikasi stimulus stimulus modifiability. Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan. Apakah dirinya sendiri aturan perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya Averill, 1977 dalam Ghufron, 2003. 1.2.2 Kontrol Kognitif Cognitive Control Kontrol kognitif merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka yang kognitif sebagai Universitas Sumatera Utara adaptasi psikologis atau mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi information gain dan melalukan penilaian appraisal. Dengan informasi yang dimiliki individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif Averill, 1977 dalam Ghufron, 2003. 1.2.3 Mengontrol Keputusan Decicional Control Mengontrol keputusan merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan. Kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. Menurut Block dan Block dalam Ghufron, 2010 ada tiga jenis kualitas kontrol diri, yaitu over control, under control, dan appropriate control. Over control merupakan kontrol diri yang dilakukan oleh individu secara berlebihan yang menyebabkan individu banyak menahan diri dalam bereaksi terhadap stimulus. Under control merupakan suatu kecenderungan individu untuk melepaskan impulsivitas dengan bebas tanpa perhitungan yang masak. Sementara Appropriate control merupakan kontrol individu dalam upaya mengendalikan impuls secara tepat Averill dalam Ghufron, 2003. Universitas Sumatera Utara 1.3 Indikator kontrol diri self control Berdasarkan tinjauan di atas didapati beberapa indicator kontrol diri dalam Ghufron, 2010 diantaranya sebagai berikut: 1.3.1 Kemampuan mengontrol perilaku Kemampuan untuk memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan dimana terdapat keteraturan untuk menetukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, apakah oleh dirinya sendiri atau orang lain. Individu yang mampu menontrol dirinya dengan baik akan mampu mengatur perilakunya sesuai dengan kemampuan dirinya dan bila tidak maka individu akan menggunakan sumber eksternal. 1.3.2 Kemampuan mengontrol stimulus Kemampuan untuk mengetahui bagaimana atau kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki muncul. Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menghentikan stimulus sebelum berakhir, dan melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dari stimulus. 1.3.3 Keampuan mengantisipasi peristiwa Kemampuan individu dalam mengolah informasi dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif. Informasi yang dimiliki individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akan membuat individu mampu mengantisipasi keadaan melalui pertimbangan secara objektif. Universitas Sumatera Utara 1.3.4 Kemampuan menafsirkan peristiwa Penilaian yang dilakukan seorang individu merupakan suatu usaha untuk menilai dan menafsirkan suatu keadaan dengan memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. 1.3.5 Kemampuan mengambil keputusan Kemampuan seseorang untuk memilih suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang diakini atau disetujuinya. Kemampuan dalam mengontrol keputusan akan berfungsi dengan baik apabila terdapat kesempatan dan kebebasan dalam diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan. 1.4 Pengukuran Kontrol diri Self Control Kontrol diri dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Self Control Scale SCS yang di desain oleh Tangney, Baumeister dan Boone pada tahun 2004. Skala ini terdiri atas 34 pernyataan yang mengindikasikan self control rendah contohnya, “saya berharap diri saya lebih disiplin dan self-control tinggi contohnya, “saya tidak pernah membiarkan diri saya kehilangan kendali”. Responden mengindikasikan tingkat persetujuan mereka pada setiap pernyataan dalam kuesioner apakah sesuai atau tidak sesuai dengan diri responden. Penilaian setiap pernyataan dalam kuesioner menggunakan skala 5 poin 1= tidak menggambarkan diri saya sama sekali; 5= sangat menggambarkan diri saya. Universitas Sumatera Utara

2. Konsep Nyeri